Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Jumat, 27 Juli 2018

[Review Drama Korea] EXIT


Kapan hari aku nonton drama Korea judulnya Exit yang direkomenin sama temen. Durasi tayang 30 menit x 4 episode aja. Jadi makin ngerti Korea yang keliatannya wah itu, ga selalu sama seperti di drama kok. Ada yang miskin juga. Mereka juga berjuang dengan hidupnya. Korea bukan hanya tentang kpop dan gemerlap dunia idol.

Kang Soo yang pesimis banget sama hidupnya

Drama Korea EXIT ini mengisahkan tentang lelaki bernama Kang Soo yang putus asa dengan hidupnya karena hutang ayahnya yang belum terlunasi, ditambah dia harus kerja dengan rentenir sebagai debt collector, mengurus ayahnya yang sakit, dan tidak ada jalan keluar bagi masalahnya.

Buat Kang Soo gambaran bahagia itu jauh banget dari kehidupannya. Dunianya galau mulu. Sedih banget dia harus menahan diri untuk nggak marah dan dendam sama ayahnya yang tukang mukul waktu dia masih kecil. Jadi dulu ayahnya suka mabuk-mabukan karena ditinggal istrinya. Ibunya ilang entah kemana, hilang tanpa jejak.

Bagi Kang Soo, dia bakal bahagia banget kalau bisa hidup seperti yang dia mau. Sampai suatu hari dia liat ada poster tentang penawaran sebuah klinik di pinggir jalan. Kalau mau bahagia, dia bisa ke klinik itu dan nanti disuntik cairan sampai bisa menghasilkan efek bahagia sesuai keinginan.

Kang Soo kepikiran dong. Coba aja dia bisa bahagia, walau sejenak. Walau hanya ilusi. Nah, dia datang ke klinik itu trus minta sama dokter yang menangani. Nanya-nanya dulu tentang prosedurnya. Baru abis itu dia bilang, "Aku mau, tapi bagaimana kalau tidak berhasil?" Dokternya bilang kemungkinan tidak berhasil sangat kecil.

Tapi buat bisa bahagia dengan obat yang disuntikkan dokter, dia harus ngeluarin duit 300 ribu dollar. Uwoww~ Harga yang fantastis untuk bisa bahagia.  Saking desperatenya, si Kang Soo sampe nekat mau bobol brankas si bos rentenir. Tapi ketahuan sama bosnya, malah dia digebukin deh.

Alih-alih bahagia, dia makin pesimis dengan hidupnya. Kenapa siiih gini amat. Kek nggak ada takdir lain aja. Kenapa harus dia yang mengalami hidup yang seruwet itu. Mau keluar dari lingkaran hidup si boss rentenir mana bisa kalo duit hutangnya aja belum lunas.

Mau bayar hutang ke rentenir pake daoonn? Yakaliii πŸ˜… makanya dia masih aja ngincer brankas si boss. Sampe kemudian si boss ditangkep sama polisi, dia ambil tuh semua duit, dia datang ke klinik. Tapi kenapa kliniknya malah ilang? πŸ˜…pas gini kok aku mulai ngerasa kalo drakornya halu yak. πŸ˜†

Aku lupa gimana detailnya. Kang Soo kejar-kejaran sama bosnya, bosnya kabur pas digrebek polisi. Trus dia teriak, "Mati sajalah kamu" sambil ngeliat muka bossnya trus tahu-tahu bosnya mati ketabrak dong. Akutu bingung pas bagian ini. Haaa? Enak banget. Ceritanya dah kelar? Wkwk. Kok gini doang πŸ˜†

Ga tahunya ternyata itu hanyalah ilusi sodara-sodara 😱 Hyaaa, ga jadi bahagia akutu liat Kang Soo bebas dari penatnya hidup. Kang Soo bahagia, tapi hanya di otaknya aja. Badannya tergeletak di ranjang klinik. Disuntik cairan-cairan biru semacam kek obat rekayasa genetik gitu deh. 




Ada bagian yang ku masih bingung kenapa bisa gitu. Jadi, si ayah Kang Soo itu lihat anaknya dibawa semacam mobil ambulans/truk trus tahu-tahu ada kebakaran di dalamnya. Padahal di sana ada Kang Soo. Trus aku bengong pas ayahnya yang sakit ini ngejar mobil tadi pake taksi. Duit dari mana coba ya. Bukannya buat makan aja susah? Aih, namanya juga pelem. πŸ˜‚

Trus tahu-tahu ayahnya ada di klinik tempat Kang Soo disuntik cairan obat. Ayahnya bilang, kenapa anakku digituin. Dia mau segala prosedur dihentikan. Di sini tahu-tahu ada si bosque yang ajib, dia masiii iduuppp. 😱 dan bilang, "Biarkan anakmu bahagia sekali ini saja. Jangan rusak kebahagiaannya."

Whyyyy kamu tuh kok tahu-tahu nongol sii bosss. Hahaha. Asli, baru kali ini gregetan banget sama bos model gini. Pengin cekek lehernya 😀Eh ternyata si boss ini yang mewujudkan impian Kang Soo biar disuntik obat. Jadi adegan si boss mati itu cuma ilusi di pikiran Kang Soo. Semuwaaa hanya ilusiii~

Dan ilusi-ilusi lain pun bermunculan di pikiran Kang Soo. Dia dalam tidurnya merasakan dirinya bahagia. Dalam dunia palsu itu, dia tersenyum pas lihat dirinya jadi CEO perusahaan, bisa nikah sama cewe yang disukainya, ayahnya jadi ayah yang penyayang dan sabar, ibunya hidup bersama mereka, dia bisa foto keluarga. Pokoke happily ever after kek di dongeng~




Padahal yang dirasain Kang Soo hanyalah ilusi karena obat. Jadi, apa dia bakal tetap senang di dunia khayalan ciptaannya? Atau mau untuk keluar dari dunia palsu tersebut? So, tonton aja drama korea Exit ini. 😊

Akutu tertohok sama alasan klise Kang Soo pas awal-awal nolak prosedur di klinik ini. Dia bilang, "Sudah kubilang ayahku menyukai jokbal" Jadi ayahnya memang suka jokbal, kalau bukan Kang Soo yang belikan, siapa lagi? Ya, alasan klise, sederhana, tapi alasan itu yang bikin Kang Soo mau EXIT dari dunia palsu yang dibangun dokternya dengan berbagai kecanggihan teknologi kedokteran. Padahal kalo liat dunia palsu itu, siapa sih yang ga bakal mau keluar? Di saat di dunia nyatanya dia ga bahagia.

Ku jadi inget seseorang temen bilang tentang teman A.

"Ila, kalo ada orang depresi karena suatu penyakit. Cuma dia yang bisa menyemangati dirinya sendiri. Bukan orang lain." 

Ya, sama dengan Kang Soo. 

Hmm, ya, cuma dia yang bisa memutuskan untuk keluar dari sana. Menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Hal ini mengingatkanku pada orang-orang yang sakit jiwa/trauma yang lain sampe larinya ke kecanduan narkoba, penyimpangan seks, bunuh diri, dsb. Kalo dia ga mau menghadapi kenyataan hidup yang pahit, selamanya dia akan terjebak di dunia itu.

Seperti kata ayah Kang Soo,

"Kembalilah sebelum terlalu jauh. Kembalilah sebelum terlambat. Ayah ingin membantumu. Tapi kamu hanya bisa keluar dengan kemauanmu sendiri. Kang Soo, bangunlah. Dan hadapi kenyataan." 

Jadi kesimpulannya, bagi seseorang yang sakit jiwa/psikisnya, hanya dirinyalah yang bisa membantunya keluar dari lingkaran setan itu. Harus dia sendiri yang berusaha menghadapi kenyataan, keluar dari dunia palsu karena tanpa itu semua usaha untuk memulihkan semangat hidup akan terasa sia-sia. Padahal, bahagia itu kita yang tentukan, bukan orang lain.

Bahagia juga bisa dimulai dari bersyukur bahwa kita menjalani hidup yang sebenarnya, bukan seperti bahagia versi orang lain atau bahagia yang penuh kepalsuan. Semakin banyak sabar dan syukur dalam menjalani hari, semakin mudah bagi kita untuk bangkit dan bergerak untuk kehidupan yang lebih baik. If you know what i mean ya.

Jadi, mulailah dengan HADAPI KENYATAAN. Seburuk apapun kenyataan dalam kehidupanmu itu. Karena semakin cepat sadar bahwa ada masalah yang harus diselesaikan dengan kepala dingin, kamu makin tahu bahwa mencari pertolongan itu perlu sehingga masalah itu cepat selesai, tidak berlarut-larut dan membuatmu depresi. Yang dibutuhkan adalah penerimaan dalam hidup, bahwa takdir yang sudah terjadi, ya ikhlaskan, dan yakini bahwa di depan sana ada kebahagiaan jika kamu bisa melepas masa lalu yang menjadi trauma terdalammu. Paham ya, maksudnya.

Nah, Drama Korea EXIT ini rekomended menurutku, jadi selamat menonton. 😊


5 komentar:

  1. Wah aku belum nonton drama yang satu ini....

    BalasHapus
  2. Drama korea kadang memang gak nyambung,tapi ceritanya seru:)

    BalasHapus
  3. Saya sudah nonoton nih,dan ceritanya lumayan bagus...

    BalasHapus
  4. Wahhh pemainnya Kang soo :)

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)

Komunitas