Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Juni 2014

Perihal Rindu

Perihal Rindu

Sabtu, 30 November 2013

(Bukan) Rayuan Pulau Kelapa~


Nemu kata-kata ini di twitter Adi. xD
Rayuan penyair itu lebih dahsyat dari rayuan pulau kelapa. Berhati-hatilah.
Tapi percayalah, seumur hidupnya, seorang penyair hanya bisa jatuh cinta dan mencintai seseorang saja dalam hidupnya. Selebihnya eros.
Cuma puisi buruk ya, yang ga bisa menaklukkan hati wanita.
Etapii, emang bener sih. Cuma puisi yang buruk yang tak bisa meluluhkan. Jadi seperti yang saya bilang dulu di postingan mana gitu ya, berhati-hati bila pasanganmu seorang penyair. Plus minusnya udah paham kan? Makanya jangan mau digombali penyair, kecuali dia pasangan halalmu.

Senin, 19 November 2012

Menemu Rindu




Menemu Rindu

Pertemuan adalah rinai, tak
akan pernah jatuh ke tanah
jika kita tidak menggenapkannya

Kita resapi rindu ini, menempuh
jejak dari hati ke hati
jika diam, kita akan saling menanti

Kala kita setia, kitalah air tercurah
di mana tetesan hujan kita menjelma
menyatu menembus sudut waktu

Temuilah rindu pada hati abadi
pada bulir mawar, akan merah
kelopaknya, karena Dia yang akan melukisnya

Semarang, 010112 : 07:52

foto pinjem dari sini dan sini

Puisi ini diikutsertakan dalam Giveaway Semua Tentang Puisi


Kamis, 12 Juli 2012

Review Puisi Ririe Khayan


Pada Cinta tanpa penjelasan.

Bara Cinta yang berasap rindu mengudara
Menggelombang pada semesta kasih sayangmu
Pada tarian asa dalam ruang nurani, 
Impianmu mengalun bagai tetes hujan
Untuk nama dihati yang tak akan pudar
Dengan kenangan-kenangan merantai rasa
Inginku tetap dalam dekap ajaib yang bergelora dan mengampuni
Yang tak kenal sesal untuk semua yang terberikan 
Pada udara yang setia mengalirkan partikel-partikelnya
Ketika langit menghampirkan bintang gemintang
Kuhamburkan untaian doa pada himne malam yang sacral
Untuk cinta tanpa penjelasan dari nadi ayah bunda



Puisi adalah bagian dari sisi terdalam seseorang, yang mungkin tidak bisa ia ungkapkan lewat verbal. Dan kali ini mba Ririe Khayan bersedia membagi isi hatinya pada kita. ;) 

Pada cinta tanpa penjelasan. Bahwa cinta akan bergelombang seperti tarian yang akan selalu kita rindukan. Di dalam hati, di setiap sanubari. Impian juga adalah tetesan hujan yang akan meninggalkan partikel kenangan itu dalam sebuah bilik bernama rindu. Dalam sebuah cinta, tak ada kata sesal. Sebab cinta adalah memberi. Seperti yang ditulis di bait ini "Yang tak kenal sesal untuk semua yang terberikan." Di situlah letak indahnya cinta. Di udara manapun ia membentang, ia akan menghamburkan untaian doa untuk sebuah cinta tanpa penjelasan. 

Puisi ini pasti untuk seseorang yang istimewa bagi mba Ririe. Seseorang yang akan membaca puisinya dan menemukan sebuah perasaan haru, bahwa ada yang mencintainya seperti udara dengan hamburan doa-doa. Bukankah doa adalah yang terbaik yang bisa kita berikan bagi yang kita sayangi? Maka apakah ada cinta yang perlu penjelasan? Cinta akan menemu kita, para pecinta dengan caranya sendiri. Dengan segala doa, semoga mba Ririe segera menemukan cinta tanpa penjelasan itu, yang tak akan membelenggu, tapi membebaskan kita dari perasaan bersalah. Karena cinta adalah bahagia, maka berbahagialah wahai jiwa. :)



Tegal, 120712, 14:05

Artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway Kidung Kinanthi Kata dalam Puisi 

Minggu, 01 Juli 2012

Berjalan



Berjalan
By Ila Rizky Nidiana

Sebuah titik perjalanan yang sempat terlintas
menyuruhku memeriksa kembali ke belakang
jejak kaki yang dulu kusibak
dengan banyak noktah hitam yang menitik

Di pantai, di sudut kota asing 
aku belajar mengeja isyarat Tuhan
tentang takdir yang bergulir pelan
Aku tak akan pernah bisa berbalik
menatap bayang nisbi yang kulepas perlahan

Di temaram lantai masjid
di hamparan kaki langit
di dekapan pantai senggigi
Aku tahu Tuhan memaafkan
jejak yang tertinggal
Aku akan tetap berjalan
menemuNya di sujud doadoa malam
untuk bersegera kembali pulang

300612

Rabu, 18 Januari 2012

Antologi ke-19 ~ Puisi Adalah Hidupku

Bismillah...

Alhamdulillah dapat kabar baik. ^^
Puisiku yang dulu diikutkan di event Mba Dhee Shinzy sudah terbit. 

Taraaaaa, ini surprise! 

Ini puisi galau pertamaku, wekeke... Dikerjain pas malam deadline! :))
Di buku ini juga ada puisi temanku di Smp , hihi... Bareng Indra. Kita berdua absen namanya berurutan pas di kelas. Di buku ini juga. Hihii.. Gak nyangka aja bisa sebuku. :D
Juga sebuku dengan teman-teman grup yang wow, amazing! 
Karena mereka-lah, aku bisa belajar menulis puisi :">

Thanks for everything, all...^^
Bersama kalian-lah aku bertumbuh menjadi lebih baik. 
Semoga berkah ^_^

======================================================

Buku Kumpulan Puisi "Puisi Adalah Hidupku"

Buku Antologi ke-19 :D

Judul buku: Puisi Adalah Hidupku

Penulis: Dhee Shinzy Y. dan 100 penyair (nama 100 penyair ada di belakang cover)
Jenis buku: Antologi puisi
Penerbit: Leutika Prio
Tebal: 221 halm.
Harga: Rp. 45.400;

Silakan sms 082138388988 atau inbox fb Leutika Prio untuk pemesanan.

Tulis nama/alamat/kodepos/
jumlah/judul buku yang dipesan. atau untuk wilayah Bandung bisa dikolektfi oleh Dhee Shinzy Y. GRATIS ONGKIR SELURUH INDONESIA UNTUK PEMBELIAN MINIMAL 90.000;
..........................
....................................
"100 Puisi karya 100 anak bangsa. Persembahan cinta untuk dia yang memiliki kelembutan hati, kelunakan jiwa, keanggunan berpikir dan keindahan dalam bertindak. Dia adalah orang yang memiliki kepekaan luar biasa terhadap segala intrik kehidupan. Karena puisi menjadi falsafah hidupnya setiap saat."

Nama-nama penulis dan judul puisi:


Puisi Adalah Hidupku


1. Inilah aku dengan caraku (Tri Hastuti)

2. Puisiku, Obat Hatiku (Ghiyats Ramadhan)
3. Puisi Dawai Hati (Harlis Setyowati)
4. Sebab Puisi; Aku Mencari Jiwa di Lorong Waktu (Aa_Kaslan)
5. Ini Puisi (Chika Rei)
6. Sepotong Kata (Dafriansyah Putra)
7. Dia, puisi (Leni Nur Hikmah)
8. Pelabuhan Kedua (Kurnia Hidayati)
9. Harapan (Muhammad Abdurrahman)
10. Aku dan Selma (Tin Winardi)
11. Untaian Kata Bukan Fatamorgana (Asysyifa Azzam)
12. Bingkai Syahdu Puisi (Zahara Puteri)
13. Angin Kasmaran (Zahra Zhou)
14. Meniti Ruh Berjuang (Zya Verani)
15. Abang, Kenapa Kita ‘gak Nikah Aja Si… (Fauziah Muslimah)
16. Tanpamu Apa Artinya Hidupku (Asni Ahmad Sueb)
17. Kalbu Tak Sembarang Waktu (Abdullah Kholil)
18. Purnama di matamu, Ayah (Imam Apriansyah)
19. Bersamamu; Waktu (Padina Dariyanti)
20. Retak (Syarifah Bachrum)
21. Dalam Puisi (Zahra Qomara)
22. Keluh Rindu (Diki Elfira Martianingsih)
23. Kelabu Jingga (Iradati Rabbil Izzati)
24. Bait-bait Luka (Aiman Bagea)
25. Kasturi (Windu Mandela)
26. Kau, Hati yang Terdalam (Tubagus Rangga Efarasti)
27. Malam Untuk Bunda (Nur kamala sari)
28. Pada Kata… (Itsuki Nurmani)
29. Adegan (Agus Dwi Rusmianto)
30. Secarik Puisi Untuk Puisi (Nurhayani Nasution)
31. Kubalut Luka dengan Goresan Tinta (Maesaroh)
32. Serpihan Buih (Leily Nirwani)
33. Puisi Dara Anak Bunda (Ivo Feorentina)
34. Kepergianmu (Auni Nafeesah)
35. Puisiku,Bahasa Hatiku (Chandra Ayudiar Arie)
36. Rintihan Sang Pengagum (Muhammad Ery Zulfian)
37. Merajut Bahagia Bersama (Febri Mira Rizki)
38. Cahaya-Mu di Waktu Pagi (Karzel Syifa)
39. Ini (bukan) puisi (Maulana Sidik)
40. Enigma Rasa (Nyi Penengah Dewanti)
41. Jeritan Jiwa (Irfan Prasetya Yoga)
42. Rangkaian Pemulih (Mustika Ayu Puspitarani)
43. Puisi Putus Cinta (Tayana Mi’an)
44. Aku, Senja, dan Puisi (Suryaningrum Ayu)
45. Cinta, dalam Puisi (Nita Inara)
46. Mantra Luka Hati yang Menyala (Nawang Wulandari)
47. Sajak Bisu (Ika Al Wachidah)
48. Kata Di Ambang Masa (Vindy Putri)
49. Demikian Kita Lahir Sebagai Sepasang Kawan (Lasinta Ari Nendra Wibawa)
50. Diorama, Dialog Dua Hati (Jef Kenzie)



Dia Telah Memilikinya


1. Majnunku (Ummu Fatimah Ria Lestari)

2. Cinta yang Hakiki (Yudo Raharjo)
3. Putri, Jangan Menangis… (Astuti Lia Nugraheni)
4. Bersatu Dalam Cinta (Nenny Makmun)
5. Mencintaimu Tanpa Batas Waktu (Eka Restu Anggraeni)
6. Aku Saja (Ulya Uhirayra)
7. Demi Cinta Buat Seroja (Ahmad Shofyadi)
8. Jiwa Ini Meradang, Olehmu (Fransiska S Manginsela)
9. Bukan Aku (Mezia Kemala Sari)
10. Elegi Tiga Hati(Amma O’Chem)
11. Really Missing You (Ila Rizky Nidiana)
12. Kertas Lecek (Indra Lastiono)
13. Hati (Maharanisyah)
14. Faktanya Adalah… (Neny Silvana)
15. Jadikan Aku Pengantinmu (Asya Ran)
16 Diantara Khawatir dan Cemburu (Tirta Haria G)
17 Pada Sebuah Kenangan (Ade SM)
18 Jangan Cemburu… (Ayu Wulan R.)
19 Hati Keentah (Suhe Herman)
20 Embun, Obat Jiwa Racun Juga (Ahmed Ghoseen Al-Qohtany)
21 Rizkinya; Bukan Aku (Lina Astuti)
22. Apa yang Mesti Dihadapkan? (Rian Ibayana)
23 Cinta diam-diam (Ibeth Beth-i)
24 Kristal Tajam (Khairi Muhdarani)
25 Aroma Rasa (Lisna Nur Chairunnisa)
26 Sebongkah Hati (Popy G. Putri)
27 Mozaik (Afif afandi)
28 Petir Tanpa Hujan (Tetra Senja)
29 Bisikan Lembut Angin (Chinta Syahreza)
30 Mata Elang (Fath WS)
31 Kesenduan Hati (Vera Astanti)
32 Kurayu Tuhan, Menjagamu (Fanny Yanuarika Saputri)
33 Lara (Windy Asriani)
34. Yangbah (Antara Aku dan Soulmate)~(HW Prakoso)
35. Kuatkan Aku (Iis Aisyah)
36. Sekarat Cinta Kita (Rosikhul Iman)
37. Pelabuhan Sunyi (Syifa Nur Afif Giarsyah)
38. Sesak Terserak Retak (Tubagus Rangga Efarasti)
39. Kubenci Kamu dengan Cintaku (Fahmi Rahmina)
40. Dekapan Penuh (Fairuz Zamzami)
41. Ada Tak Nyata (Siti sarah Rahayu)
42. Lingsir Wengi (Adi Saputra)
43. Sebab Cinta (Suparno)
44. Terlambat atau Tersesat (Toni N)
45. Cinta Bertaut Asa (Nurlaili Sembiring)
46. Aku Cukup Bahagia (Adliya Eka Putri)
47. Origami (Aia)
48. Cinta dalam Kebisuan (Alberta Angela)
49. "Indah Namun Tidak Dalam Fitrah" (Opik Hidayat)
50. Dilema (Alin You)

Sabtu, 17 Desember 2011

Kompilasi Biru


Kompilasi Biru
By Ila Rizky Nidiana

Pada musim mendatang
ratapan tangis itu akan hilang
berganti sayup sayap doa di sepertiga malam
yang memintal harap di ujung sajadah

Kenikmatan menghadapMu
tlah lelehkanku
memangkas ragu dan haru
membaringkanku di dunia biru

Kompilasi ini adalah buah
dari perjalanan waktu yang ke seribu
dari doa-doa yang menjamah
di langitMu 

Terimakasih Tuhanku
padaMu kutitip rindu itu

Semarang, 151211, 09:50

Kamis, 15 Desember 2011

Padang Bayang

Padang Bayang
By Ila Rizky Nidiana

Ajak aku ke padang bayang
tempat kita bertualang
menyibak cahaya mentari
yang muncul di pucuk hari

Di padang bayang, pecahan hatimu ‘kan menemukan tuan
pada wajah sang mentari, yang diiring senyum singgah
biarkan padang tetumbuhkan kelopak harap
membaca isyarat langit pada angin yang menerbangkan ingin

Waktu akan bersitahan
pecahan hatimu akan menyerupai lukisan
dalam dinding yang saling berkabar
tentang ganjil yang telah tergenapkan

Semarang, 151211, 09:02

Nb : ga tau sejak semalem kok lancar banget bikin puisinya. alhamdulillah yahh, sesuatuu. soal cita rasa puisinya ga tau, haha.. abisnya ngejar DL. wekeke... nikmati aja ah. :D 

Rabu, 14 Desember 2011

Mutiara Relung Hati

Bismillah...

Alhamdulillah, malam-malam dapet kabar baik. :D 

Puisiku yang berjudul "Hujan Separuh" masuk antologi puisi Writing Revolution, hehe... 
Makasih mba Nenny Makmun atas kesempatannya ya. Semoga buku ini segera masuk toko buku gramedia. Aamiin. Silahkan diorder ya, teman-teman, hehe  ^^

Sekarang waktunya ngebut buat DL puisi dan cerpen Bentang Pustaka. 
Yuhuu... smangatt! ^^
***
Cover Mutiara Relung Hati- Antologi Puisi Writing Revolution 2011

Antologi ke-15-ku :D

Telah terbit di LeutikaPrio
Judul : Mutiara Relung Hati (Antologi Puisi)
Penulis : Joni Lis Efendi, Noorhani Dyani Laksmi, Tubagus Rangga Efarasti, dkk.
Tebal : viii + 214 hlm
Harga : Rp. 44.300,-
ISBN : 978-602-225-212-2




Sinopsis:


Mutiara Relung Hati…. Bila saatnya beban hidup semakin terasa berat sehingga memaksa kita dalam titik beku sebuah keputusasaan. Inilah saatnya kita untuk kembali menyelami mutiara yang selalu jujur dalam relung hati setiap insan. Bisikan yang menjernihkan akal sehat, logika, kejujuran, dan menghalau arogansi yang berkecamuk. Melafalkan syair-syair hidup yang penuh kedamaian. Bisikan inilah yang menjadi mutiara-mutiara cantik, sejenak menarik kita untuk menyelami waktu terlewat. Menyimak berbagai untaian mutira relung hati dari berbagai penulis yang berbaur tanpa memedulikan umur, kasta, dan senioritas.


Cobalah maknai setiap mutiara yang hadir dari relung hati mereka, percayalah walau hadir dari berbagai muara ternyata setiap maknanya adalah sebuah keindahan, kedamaian yang akan membawa kembali kita untuk berkaca pada berbagai peristiwa sepanjang zaman. Sebagai insan yang melewati siklus masa kanak-kanak, dewasa, dan senja. Dalam setiap langkahnya dengan beban yang berbeda. Belajarlah dalam setiap fasenya dan nikmatilah. Hingga semua fase selesai per episodenya dengan cinta. Tidak bisa diingakari sebuah episode yang terindah dan penuh kejujuran adalah masa kanak-kanak, cobalah sejenak kembali ke masa ini. Penuh dengan dekapan Bunda dan Ayah, menitikkan air mata sepuasnya. Tetapi bila itu sulit untuk mengenangnya, hanya mutiara relung hati yang menjadi kita lebih kuat dan tegar menyelesaikan amanat Sang Khalik. (Persembahan Writing Revolution).


Terima Kasih Penyusun ucapkan Kepada Para Kontributor buku amal ini , semoga akan menjadi nilai ibadah sekaligus apresiasi pada dunia literasi.


No    Nama
1    A.B. Malik Anau
2    Adi Saputra
3    Adiba Ad-Da wiyah
4    Agus Pribadi
5    Amma O’Chem
6    Anisa Ae
7    Anung D’Lizta
8    Armand
9    Asmi Ri Zani
10    Azizatur Rahma
11    Chamidiyah Nurul
12    Chie Chera
13    Destiarny
14    Dewi Syafrina
15    Edy Priyatna
16    Edy Sst
17    Endang Ssn
18    Endeh Kursiyah
19    Eric Keroncong
20    Erpin Leader
21    Es hadi
22    Esa Abad
23    Florensius Marsudi
24    Fransiska S Manginsela
25    Hylla Shane Gerhana
26    Ila Rizky Nidiana
27    Jhody.M.Adrowi
28    Joko Rehutomo
29    Joni Lis Efendi
30    Kim Foeng
31    M.Arif Budiman
32    Muhammad Asqalani eNeSTe
33    Muhammad Nur SE
34    Mukdhariah
35    Nenny Silvana
36    Nesyaalia
37    Niki Vianti
38    Noorhani Dyani Laksmi
39    Nur Inayah Syar
40    Nurul Azmi
41    Nyi Penengah Dewanti
42    Oddisa Putri
43    Okti Li
44    Om Dompet
45    Pameta Fildzah Sabila
46    Peri Ungu
47    Rahmatika Choiria
48    Romantika Cahya Firdausza
49    Roni82 Sundanicus
50    Rysti Dwiana Sari
51    Sajak Delvi Adri
52    Salma Madani
53    Sastra Annafi’
54    Singgih Swasono
55    Sutardji
56    Syamsa Hayyu
57    Tally Syifa
58    Thamrin Dahlan
59    Tina Yaneshawary Sutiani
60    Tommy Alexander Tambunan
61    Tri Hastuti
62    Tubagus Rangga Efarasti
63    Umie
64    Victoria Ivy Tansil
65    Wisnu Mustafa
66    Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy
67    Zahra Qomara




Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website di: www.leutikaprio.com atau inbox FB dengan subjek PESAN BUKU atau SMS ke 0821 38 388 988.
Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKOS KIRIM seluruh Indonesia. Selamat order ya... ^_^

Surat Selepas Rindu

Capture image by Devianart

Surat Selepas Rindu 
By Ila Rizky Nidiana

Yang di tangan ini, surat ini
adalah rindu yang menyeruak
di bukit-bukit matamu
tempatku menyemai syair
menempuh sulur hati

Aku mencatat rasamu
mengawankan dengan kata
meracik kejutan
menelusuri pikiran
menyederhanakan pagi

Dari ruang gerbong kereta, ke ujung
kota. Kenangmu singgah sejenak
lalu beranjak dari susunan kursi
menjaga mimpi jiwa 
memindai larik imaji

Aku mencatat dengan arah
tulisan tangan terindah
tentang panjang perjalanan
tentang ribuan amplop kenangan
Karena, "Aku tanpamu, bukanlah aku."

Semarang, 141211, 06:05

Sabtu, 10 Desember 2011

Kepada Langit di Kotamu

Kepada Langit di Kotamu


:Kepada Langit


Aku mengenal jiwamu
Sejak ada sajak rindu 
Mengalir menjadi satu
Dan semenjak itu kau adalah satu bagiku


Apa yang membuatku terpesona?
Tawamu mengalir, karena bagiku
Kau tampak begitu berwarna
Secerah langit berwarna biru


Rasanya cinta itu seperti ini
Melipat sunyi
Menyamarkan air mata
Menyuguhkan bahagia


Duhai butiran-butiran halus pembawa rindu
Tempuhlah perjalanan sekian waktu
Berjalanlah mengitari inginku
Dan temukan jawaban dari doaku juga doamu


Semarang, 101211, 06:17

NB : Yeayy! Kelarrr kelarrr.... Horeee! ^^ 
Tinggal nyelesein tulisan buat event fiksiana tgl 12. Yuhuuu... Tengkyuu buat inspirasinya yaaa ;D

Kamis, 17 November 2011

Kita, puisi dan cinta

Bismillah...

Tadi siang pas smsan sama mba Nenny Makmun, aq baru tau ada info event 1000 puisi di Kompasianival. Kompasianival ini event khusus buat menyambut miladnya kompasiana ke-3.  

Karena penasaran, aq buka grup fiksiana. Ternyata ada info lain lagi, bukan hanya 1000 puisi tapi juga ada event Mirror (Cerita Mini Horor) aq langsung daftar dapet nomer urut 22. hihi... brati posting tulisannya hari pertama. Waaah,senangnyaaa! :D

Nah pas malam ini buka grup fiksiana lagi, kok ada komen kak Nito(Granito Ibrahim) di postingan grup. Tumben, kayaknya belakangan admin satu ini jarang keliatan. haha... Akhirnya malah meluncur ke fb dia. Soalnya sejak event FPK selesai , aq  ga pernah login lagi di kompasiana, wekeke..Dan otomatis ga ngikutin banget postingan2 temen2 disana. Eh, kak nito abis posting link ratu Puisi di Kompasiana. keren! Ada mba Venus, mba ratih, dan mb nenny makmun juga(di sana namanya : Noorhani Laksmi). Yang lain sih belum terlalu kenal. hehe... 

Abis baca2 nama nominasi ratu puisi, meluncurlah lagi ke lapak kak nito. lelaki satu ini emang jago kalo bikin puisi. baca aja puisinya yang ini. Romantisnya elegan menurutku. hihiii... Klo dari novelis, ada mba sefyana khairil, nah... model tulisan dia juga begini. Ada penulis puisi namanya Afra Afifah si pemilik diary hujan. Temen smp ku yang kutaksir dl juga model puisinya begini , wekeke... #gakAdaYangNanya :D  

Ah yasudah, segitu aja wis reportasenya. Kangen mereka yang menuliskan cinta lewat puisi. Kangen belajar buat puisi lagii... Seperti kata temen MP-ersku Kak Tanto : "Puisi itu wakil rasa dalam kata, La..." Hmm, iya juga ya. Jadi kalo nulis puisi pasti pake rasa, ga mungkin tanpa itu. Haha... :P

171111, 19:09

Minggu, 30 Oktober 2011

[FPK] Cinta Kita: Bersambung Atau Berkabung?


Cinta Kita: Bersambung Atau Berkabung?
.

.
pertama dari dalamnya tatapan
mengusik cinta yang lama terdiam
mataku sudah tak tertahan merekam kedamaian
berbahagialah engkau yang kucintai diam-diam
.
jiwa tolonglah
kenali kembali pada sebongkah pemujaan
akan dirimu yang terduduk malu
berdialog dalam sepi dan bisu
bahasa yang tidak aku mengerti
sungguh aku main hati
.
raga bantulah
aku ingin mengenalimu lebih jauh
namun tak ingin aku jauh darimu
senyummu yang kusetuh
bebas berkhayal dalam diam
upaya mengenal semoga kekal
.
.
letih cinta menempuh rasa ini
jauh sejak jiwa mengenalmu
rindu mengembara sejauh oase mata
rentang jarak yang menjauh
tak pernah membatas rasa
.
ritmis gerimis melengkungkan senyum
di sini di desah emosi risau
kala kulihat tatapan tergesa lelaki hujan
membiarkanku terhanyut pada aliran air mata
.
sebuah nama kutitipkan pada angin senja
sedari mimpi masih nyata
yakini ujung tanya jalan kita
fana di ufuk biru ‘kan menjelma nada
.
.
kasih yang setia
sanggupkah kau beri aku cinta
dengan warna dunia yang nyata
memukau dalam bola mata
indah merancang beribu wajah
terguncang batin pujangga
dan beribu tawaran lebih bermakna
rahasia hidupmu tak terungkap
semerbak wangi melati pusara
.
kasih yang setia
kita memang belum dewasa
tapi biarlah waktu merancang jembatan sunyi senyap
untuk kita bertemu di ujungnya dan saling menatap
.
kasih yang setia
bila hidup harus memilih
biarlah kupilih kau sebagai kekasih yang utuh
di antara banyak mawar, di barisan cinta beri kabar
aku tetap pilih engkau
kasih yang setia sepanjang masa, sampai tiba senja
bergumam lagukan cinta
.
.
jiwa pandanglah aku dengan cinta
setiaku yang mengekalkan warna surga
namamu bergema di celah jendela
hujan membaringkan sajakku di tepi hati
.
mendadak daun daun masak menjawab semuanya
tawa dan ceria kita
masih sama digenggam wangi dunia
malam pun berisik meneduh
lafal ayat menggenapkan sayap janji kita
.
.
pelipur lara semua tulus tercurah begitu
sungguh terkadang curiga tentangmu tepikan prasangka
lekas merajalela jamah kata-kata
setelah kuberi cinta tak terbatas apapun jua
tak kuharap balasnya cuma terpinta setingkat saja
kauberikan tempat saat pijakan tak tepat
dan di saat kukemasi hati atas cinta
bergegas tumbangkan derita
.
mungkin mimpi masih kaunikmati
mungkin aroma malam masih tersisa di pelupuk mata
doa atas cinta beranjak pergi
dengarkan aku bicara sepatah lagi
cinta atas cinta rangkullah pagi
buka lebar mata hati
apakah setia kau menungguku kembali
atas nama cinta, demi nama cinta, dengan nama cinta
.
.
kabut sesekali jatuh di desau
ketika ujian datang membadai
jejak ragu menjelma merindu tabah
percakapan kita masih terngiang
bilakah saat itu tiba
kala pelangi membebaskan hujan
dan ragaku masih di sini menantimu
saat seutuh ikrar janji: kita abadi
.
.
Serang, Banten - Semarang, 28 Oktober 2011
.
.
*) Keterangan:
  • Kiri : Ila Rizky Nidiana

  • Kanan : Tubagus Rangga Efarasti
gambar dari sini 


===
kesan : ini puisi kolaborasi dengan Kak rangga. Puisi terpanjangku selama ini, bahkan ngalahin puisi buat  proyek nulisbuku.com juga, haha.. 

kebayang bikin puisi ini ngabisin waktu 2 jam lebih. heuheuu... :D 

dan uniknya malah divote aktual sama pembaca. wkwkwk... dikira si penulis beneran lagi kebanjiran cinta kali ya. :P 

dan jujur, amazing juga aq kok bisa yah buat puisi kayak gini. wekeke... ajiibb! :P

next, mungkin ada lagi  festival2 semacam festival puisi kolaborasi, entah nanti apalagi soalnya kmrn2 katanya udah pernah ada festival prosa sama surat cinta. mgkn nanti bakal ada cermin(cerita mini) atau novelet, entah juga, liat aja nanti. hehe... ini aja mabok baca puisi2 yang lainnya, nyampe 250 pasangan yang kirim naskah. padahal 1 pasangan bisa kirim 2 naskah. woow.. ramenyaaa... :D 

oya, untuk melihat naskah lainnya bisa klik disini

Komunitas