Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Rezeki yang Ditangguhkan

Selembar uang berwarna biru tua senilai lima puluh ribuan itu aku angsurkan ke arah sang ibu penjual kupat yang mangkal dekat rel kereta api. Lalu yang kudengar reaksinya pertama kali saat menerima uang itu adalah, “duite gede nemen, mba. Sing luwih cilik ana?” (uangnya besar sekali, mbak. Yang lebih kecil ada?) 

Aku menggeleng. Uang itu memang satu-satunya yang kubawa tadi pagi saat pamit pada ibu untuk membeli sarapan. Biasanya ada selipan uang kecil di jaket, tapi tumben kali ini tak ada. Aku juga tak membawa dompet. Aku sering lupa kalau tak setiap penjual memiliki uang kecil untuk kembalian.


Trus pripun, bu?” (trus, gimana bu?) tanyaku lagi.
Gawa bae, mba. Duite sampeyan  ora payu.” (Bawa aja, mba. Uang kamu gak laku), sambil nyengir.
Dibekto riyin nggeh?” (Dibawa saja ya?), aku masih tak percaya. Semudah itu?

Akhirnya, aku pulang membawa tiga bungkus kupat bongkok dan dua bungkus kerupuk kecil, tapi uang lembaran itupun kubawa  pulang juga. Ibu penjual tak mau menerima uangnya, karena katanya uangnya kebesaran, belum ada kembalian. Agak tak enak sebenarnya karena termasuknya aku berhutang dong. Walau nominalnya tujuh ribu rupiah tetap itu suatu tanggungan untukku. Kali aja kelupaan  buat beli di sana lagi.

***

Hari Berganti. Selang dua hari aku lupa beli di sana karena ibu sudah beli makanan lain yang biasanya penjualnya mampir depan rumah.  Akhirnya baru tadi pagi aku ke tempat itu lagi. Memesan makanan untukku saja. Lalu kuangsurkan padanya uang lembaran kecil yang sudah kupaskan dengan jumlah bayaran padanya.

“Niki sekalian wingi nggeh, bu. Kirang pitung ewu.” (ini sekalian kemarin ya, bu. Kurang tujuh ribu.”
Ibu ini justru kaget. “Kulo malah lali, mba. Matursuwun.” (saya malah lupa, mba. Makasih)

Aku pun pamit. Tapi dalam perjalanan pulang itu, aku mendapatkan hikmah. Mungkin memang sudah ditakdirkan agar aku datang hari itu membawa uang yang seharusnya aku bayarkan saat pertama membeli. Karena, ternyata saat aku datang kedua kalinya, dagangan si ibu sedang sepi. Tahukah kamu, saat dia melayani pesananku hanya aku yang ada di sana. Artinya... hmm, bahwa ya mungkin memang sudah digariskan begitu bahwa aku kelupaan bawa uang kecil, bahwa aku kelupaan membayarnya selama dua hari, dan aku baru bisa ke sana saat si ibu sedang sepi pembeli.  Aku jadi tahu bahwa rezeki apapun yang ditahan oleh Tuhan, sebenarnya sudah ada porsinya. Hanya, kapan akan diberikan itu adalah hak Allah. Bisa jadi memang saat itu kamu sedang tidak butuh banget. Jadi, rezeki itu ditangguhkan lewat jalan apapun sehingga hanya akan muncul di saat kita butuh.

Tak ada yang menyangka kan? Sedetail itu skenarioNya. Maka, berbaik sangkalah padaNya. Bisa jadi, rezekimu juga yang sedang ditangguhkan berupa apapun, baik uang, hadiah, jodoh, kenaikan karir, dll. Mungkin memang akan datang di saat yang paling tepat. Ketika kamu memang benar-benar membutuhkannya. Maka, bersyukurlah. Selalu ada hikmah dari suatu peristiwa. :)

Tegal, 191013, 23:42

9 komentar:

  1. Subhanallah... selalu ada hikmah yang bisa diambil dari tiap kejadian hidup. Dan tidak semua orang bisa melihat hikmah ini. Rasa tersambung pada Alloh dan kalbu yang senantiasa melafazkan asma Alloh akan mampu menangkap hikmah-hikmah disekitar kita.

    BalasHapus
  2. Setuju mbak, emang bnr Rejeki mang ga Kmn, kl itu utk kita Meskipun hrs ditangguhkan pasti dtg juga ya.. Subhanallah.. Begitu juga sebaliknya mo jempalitan kya apa pun kl bkn Rejeki kita ga kan nyampe :)

    BalasHapus
  3. Pengalaman yang membuat orang-orang sadar untuk terus berbuat baik maka suatu saat akan ada balasan nya dan itu pasti Insya Allah. :)

    BalasHapus
  4. rezeki nggak kan kemana dan nggak akan ketukar,saya percaya itu...^^

    BalasHapus
  5. Bener La, cuma kadang kita yang kurang sabar :)

    BalasHapus
  6. Benar mbak, kalau rezeki gak akan kemana ya :) . Makasih mbak sudah share ^^

    BalasHapus
  7. aku pernah beli ikan bandeng duri lunak dipenjual yang keliling kebetulan mau anter pascal ke sekolah, tpai tidak ada kembaliannya. aku bilang gak jadi aja beli soalnya kan gak enak kalau tidak bayar tapi sipenjualnya tetap kasih gak apa-apa nanti aja katanya. walah aku cari-cari tuh besoknya baru ketemu 2 hari kemudian. peraya sekali ya penjualnya

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)

Komunitas