Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Kamis, 20 Januari 2022

Mengasah Empati dalam Diri


Empati berawal dari kesadaran bahwa saya tidak paham, dan saya ingin mendengar untuk memahami orang ini.


Kesalahpahaman berawal dari ketidaksadaran dan kita berpikir bahwa saya paham, bahkan mungkin lebih paham daripada dia memahami dirinya sendiri.


~Dr. Jiemi Ardian


❤️❤️❤️


Beberapa pekan lalu aku sering mendengar lelayu atau berita kematian dari toa menara masjid dekat rumah. Kematian orang yang bahkan tidak kusangka karena mendadak, bahkan ada juga yang sudah lama sakit parah.  Sungguh sebuah berita yang membuatku terhenyak. Bahwa hidup kita seringkali diiringi dengan kelahiran maupun kematian di sekeliling kita.


Ngomongin soal berita kematian, aku pernah ada di posisi sebagai kerabat dari orang yang meninggal. Aku nggak tahu gimana perasaanku saat itu, karena air mataku hanya menetes sedikit. 


Kupikir, kesedihan itu hanya datang saat berita kematian itu singgah, tapi ternyata meski sudah lama berlalu, kadang ingatan tentang orang yang sudah tiada malah bikin aku merenung dalam diam. Ya... Tiba-tiba mendadak jadi mellow, lalu menangis. 


Aku pernah merasakan hal itu, waktu aku berjalan ke pasar untuk belanja. 


Tiba-tiba aku ingat kisah hidup pakdhe yang sudah meninggal karena sakit menua dan sempat hilang ingatan juga. 


Reaksi badanku sungguh aneh karena mendadak aku menangis. Padahal aku sedang berjalan ke arah pasar, lalu air mata itu turun begitu saja. Maskerku basah oleh air mata, tanpa bisa aku cegah.


Cara mengasah empati



Kisah Simbah Penjual Makanan


Tadi pagi, tiba-tiba ingatanku melayang pada sosok simbah tua yang menjual makanan di rumahnya. Beliau dulu menjual dendeng dan sambel goreng tempe kering. 


Rumahnya di tepi sungai di Jalan Serayu dan dekat pula dengan rumah teman SMP ku. 


Wajahnya yang menua diterpa zaman itu masih kuingat dengan jelas. Bahkan, aroma masakannya pun aku hafal karena belum ada yang bisa menyamai citarasa masakannya. 


Tadi pagi, aku jadi bertanya-tanya dalam hati, "Kenapa tiba-tiba aku ingat dia?" Bahkan aroma masakan dan cita rasanya yang menggugah selera. Sungguh aneh, kan?


Aku sampai bertanya pada Mama untuk memastikan ingatanku memang benar. 


Simbah tua itu memang sudah lama meninggal. Jadi, waktu dulu aku lihat warungnya terkunci, itu berarti memang sudah tidak ada yang jualan lagi di rumah itu. 


Awalnya kupikir simbah itu punya generasi penerus penjual masakan dari keluarganya. Tapi mengingat cara masaknya yang unik, sepertinya sulit untuk menyamai rasa masakannya.


Mengasah Empati dalam Diri


Oiya, perihal berita kematian, aku jadi ingat tentang rasa empati .


Empati itu bisa tumbuh dari latihan dan kebiasaan dalam rumah. Tapi memang tidak mudah. 


Saat kita sedih, kecewa, marah, gelisah, galau, dsb sebenarnya kita sudah memiliki berbagai rasa dan emosi yang masuk dalam jiwa. Nah, tinggal mengolah rasa ini yang agak sulit. 


Validasi emosi itu nggak serta merta bisa dilakukan saat kita sedih, kecewa atau marah. 


Butuh waktu untuk validasi emosi itu. Dan seringkali malah sudah terlambat banget baru sadar, "Oh ternyata aku sedih ya."


Ya, sama kayak yang aku bilang sebelumnya. Waktu pemakaman pakdhe di Slawi, aku nggak begitu sedih karena kupikir ya sudah waktunya meninggal. Sudah lama sakitnya juga. 


Tapi begitu aku ingat lagi, rasanya kayak ada perasaan sesak yang tertahan. Yang selama ini tidak kuungkapkan. Dan tidak kuyakini sebagai bagian dari emosi diri. 


Yang menjadikan empati mahal karena seringkali aku sendiri juga masih merasa denial saat mendengar berita sedih, bukan hanya berita kematian tapi juga kesedihan lainnya.


Empati pada orang yang menerima berita lelayu itu kadang bikin aku khawatir. 


"Apa aku bisa bersikap simpati sebagaimana seharusnya mereka mendapatkan dukungan di masa-masa sulit?"


Nyatanya menyarankan perihal sabar saja tidak cukup bagi orang yang berduka. 


Mereka pasti butuh dipeluk dan ditenangkan. Diberi kekuatan dan keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja. Ya... Meskipun tidak sepenuhnya benar kan? Tidak ada yang baik-baik saja setelah dapat berita duka.


Jadi kadang aku bingung bagaimana harus bersikap. 


Menenangkan? Memberi makan? Memberi bantuan? Atau bagaimana? 


Aku jadi ingat pernah nanya ke teman, "Si A apa baik-baik aja ya? Aku mau kasih tiket blablabla."


Kupikir reaksiku saat itu malah aneh. Nggak mungkin ada orang sedang berduka, meskipun selang waktu berdukanya sudah 1 bulan lebih. Tapi malah mau diajakin menikmati hidup dengan menonton film. 


Aku baru sadar kalau itu salah. Tapi juga bingung bagaimana menghadapi orang yang sedang sedih.


Perihal perasaan sedih ini bukan hanya soal kematian, tapi seperti berita lainnya juga, misal : terpaksa resign atau kena PHK karena covid, kena badai keuangan saat pandemi, ditinggal nikah, atau hal yang bikin galau dan overthinking lainnya. 





Validasi Emosi itu Perlu Agar Kau Tahu Perasaan Terdalammu



Kadang bingung bagaimana harus menempatkan diri. Di satu sisi, aku tahu setiap emosi butuh validasi. Setiap emosi juga butuh untuk reda hingga waktunya tiba. 


Tapi kadang, ada pikiran seperti, 


"Tolong jangan lama-lama sedihnya. Aku jadi bingung gimana harus memberi saran agar bisa move on atau bangkit dari keterpurukan."


Karena aku pernah lihat teman yang kehilangan orang tuanya, bahkan sampai 10 tahun lebih masih merasa berduka yang dalam. 


Bukan berarti nggak boleh sedih ya. Hanya saja... aku jadi khawatir keadaannya. Gimana kalau dia malah jadi depresi dan bersikap aneh, atau hal lainnya? 


Aku paham bahwa kesedihan perlu diterima, tapi juga nggak perlu lama-lama. 




Beri Waktu pada Dirimu untuk Pulih


Beri waktu untuk kesedihan itu menemukan muaranya. 


Beri waktu untuk duduk dan diam. Lalu pelan-pelan mulai memetakan perasaan apa yang sedang dirasakan. Jadi benar-benar bisa merasakan emosi yang dialami jiwa kita. 


Bukannya denial dan malah menyangkalnya terus. Karena kadang ada masanya kita justru harus menjalani hidup. Bagaimana pun perasaan kita saat itu.




Ya, semangatlah wahai jiwa. Kamu sungguh berhak bahagia. ❤️



Sabtu, 15 Januari 2022

[Resensi Buku] Tenang, Semua Akan Baik-baik Saja by Jedit

 


Judul Buku : Tenang, Semua Akan Baik-Baik Saja

Judul asli : Everything Will Be Fine, Just Like Magic

Pengarang : Jedit

Ilustrasi : Jedit

Penerjemah : Lovelyta Panggabean

Penerbit : Bhuana Ilmu Populer

Terbit : 2020

Tebal : 244 halaman

ISBN : 978-623-216-894-7

Genre buku : novel grafis

Rating : 5⭐

Harga buku : Rp 110.000


Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital


❤️❤️❤️

Minggu, 09 Januari 2022

Ramalan Shio Kelinci di Tahun Macan Air 2022

 


Ramalan Shio Kelinci di Tahun Macan Air 2022 

Pada saat perayaan Imlek digelar, banyak sekali tradisi-tradisi yang sangat khas seperti penggunaan baju warna merah, makanan khas imlek, datang ke vihara atau kelenteng, hio untuk sembahyang, pagelaran barongsai, pertunjukkan kembang api dan petasan , dan lain sebagainya. 

Jumat, 10 Desember 2021

Perbedaan Tradisi dan Budaya Makan Korea Selatan dan Indonesia

Budaya makan di Korea dan Indonesia sangat jauh  berbeda. Perbedaan ini berdasarkan kebiasaan masyarakat yang ada di dalamnya. Budaya makan ini sudah turun temurun sehingga sulit untuk diubah. 


Dalam budaya masyarakat Korea, menanyakan makan pada orang lain adalah cara untuk berbaur dengan baik dan bersimpati dengan orang yang kita ajak bicara. 


Kita bisa memulai obrolan dari yang ringan sampai berat. 




Sistem Korea yang Ingin Ada di Indonesia

 

🌼Sistem Korea yang Ingin Ada di Indonesia : 🌼


🌸 Smart City 


☑️ Ide smart city sudah ada sejak dulu, namun belum banyak diterapkan di Indonesia. 


Misalnya saja saat ada bencana alam seperti gempa bumi, banjir, gunung meletus atau kebakaran, kita bisa mendapatkan notifikasi dari pemerintah secara otomatis ke smartphone kita. 


Dengan begitu, kita tahu jarak titik bencana dengan tempat kita berada tanpa harus searching dulu di socmed/web karena semua informasi bencana alam terintegrasi dengan smartphone kita. 


Smart city di Korea


☑️ Pengin banget ide smart city gini bisa diterapkan di Indonesia karena jarang ada info sepenting itu bisa didapat semua lapisan masyarakat secara merata. Ini demi meminimalkan korban jika (amit-amit) ada bencana lagi di sekitar kita.


Bahkan, waktu di Tegal ada bencana kebakaran saja saya harus nanya ke orang sekitar untuk tahu apa yang terjadi di pelabuhan. Orang-orang di pasar nggak tahu kalau di pelabuhan sedang ada pemadaman 15 kapal yang kebakaran pagi itu. Kan serem ya? Untung tempatnya agak jauh, meski jaraknya 1 km an. 😥


🌸 Sistem agensi perbukuan


☑️ Penulis di Indonesia masih harus belajar banyak dari penulis luar negeri. Banyak support yang didapat penulis luar dari agensi yang bekerjasama dengan mereka. 


Misalnya : promosi buku, pengembangan ide cerita, bantuan riset konten buku, bantuan untuk cari list sponsorship jika konten buku tersebut bisa lebih dikembangkan jadi skala yang lebih besar, dan juga nego-nego untuk copyright dengan penerbit luar negeri. 


Sayangnya, di Indonesia sistem agensi belum banyak menaungi penulis. Jadi banyak penulis yang lebih sering bekerja sendiri dan belum bisa memaksimalkan penghasilan dari tulisan yang dibuatnya. 


☑️ Di Korea, penulis kadang mendapat support dari idol grup yang sering promosi judul-judul buku yang mereka sukai. 


Bahkan ada scene- scene adegan drakor yang kadang menampilkan tokoh yang sedang membaca buku. Ini bikin penonton drakor jadi tertarik dengan judul buku yang dibaca tokoh dalam drama tersebut. 


🌼 Jadi, mana sistem di Korea yang menarik untuk direalisasikan di Indonesia?


#SahabatKorea2021 #SK21 #SK2021


5 Festival Bunga Musim Semi di Korea Selatan

 

Ada sedikit waktu  untuk menghargai mekarnya bunga sakura yang indah di Korea Selatan setiap tahun, dan  musim semi saat bunga sakura bertaburan di festival musim semi sudah dekat! 

Untuk mengabadikan keindahan bunga sakura yang hanya mekar dalam waktu 1-2 minggu saja, yuk rencanakan liburan kamu mulai dari sekarang!


Dokpri (@ai_azury)

Investasi Korea Selatan di Indonesia

 

Beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan Korea masuk melalui jalur investasi ke Indonesia. Salah satu yang patut diperhitungkan adalah pabrik-pabrik perusahaan Korea yang berdiri di daerah Bekasi. 


Berdasarkan data dari id.gobizkorea.com (diakses tanggal 10 Desember 2021), perusahaan Korea yang ada di Indonesia sudah tercatat sebanyak 715 perusahaan.




 

Inilah 4 Perusahaan Besar Korea Selatan yang Berinvestasi di Indonesia :

 

1.       PT LG Electronic Inc.

Perusahaan Korea yang satu ini sudah lama kita kenal karena produknya sudah lama beredar di pasaran. Produknya antara lain : TV, kulkas, AC, AV, monitor komputer, smartphone, dan berbagai produk elektronik lainnya.

 

Untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, PT LG Electronics Indonesia ini membangun dua pabrik besar di kawasan Bekasi dan Lengok Tangerang. Di Indonesia, LG Innotek resmi berdiri pada 2000 di Bekasi, Jawa Barat dengan nama PT. LGITIN.

 

2.       PT Samsung Electronics Indonesia

Pernahkah kamu pakai produk buatan Samsung di rumahmu? Ya, Samsung merupakan perusahaan yang sangat bagus dan berhasil mengembangkan ekspansinya ke 58 negara di dunia, salah satunya adalah di Indonesia. 


Samsung menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia, karena mereka berfokus untuk membangun pabrik di Indonesia. Beberapa produk Samsung antara lain : Smartphone, Tablet, TV, AC, Kulkas, Smartwatch, dll.

 

Samsung Group merupakan chaebol (perusahaan raksasa) terbesar di Korea Selatan. Kantor pusatnya berada di Samsung Town, Lantai 40 Samsung Electronics Building, 11, Seocho-daero 74-gil, Distrik Seocho, kota Seoul, Korea Selatan.

 

Sedangkan Samsung Electronics berkantor pusat di Samsung Digital City, Samsungno 129, Maetan-dong, Distrik Yeongtong, Suwon, Korea Selatan.

 

Samsung menjadi perusahaan teknologi dengan pendapatan terbesar kedua di dunia. Samsung juga menjadi perusahaan terbesar ke-12 di dunia. Wow banget ya? 


Tak heran, perekonomian di sekitar pabrik berkembang pesat karena Samsung juga berinvestasi di Indonesia.

 

Jika kamu menggunakan produk Samsung, sebagian besar perakitan produknya dilakukan di negara tempat Samsung menjual produknya, termasuk di Indonesia. Jadi, Samsung juga termasuk perusahaan besar Korea Selatan yang ikut berinvestasi di Indonesia.  

 

3.       Hankook Tire Indonesia

Hankook merupakan ban dengan reputasi global. Ban asal Korea Selatan ini memiliki pabrik Korea terbesar di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pabrik seluas 60 hektar ini beroperasi di Indonesia sejak tahun 2013. Per hari, rata-rata pabrik dapar memproduksi 31.000 ban. Produk ban inibakan dipasarkan keluar negeri, dan dalam negeri.

 

4.       Hyundai Automotive

Pabrik mobil Hyundai ini akan berada di kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Lokasi pabrik berada di lahan seluas 77,6 hektar. Hyundai juga memproduksi hingga 150.000 mobil dalam setahun. 


Hyundai kini menjajaki pasar mobil listrik di Korea, sedangkan di Indonesia belum dipasarkan. Namun, jika pasar di Indonesia berkembang, kemungkinan nilai investasi Hyundai di Indonesia bisa makin berkembang dengan pesat.

 

Investasi Korea Selatan di Indonesia

 

Perusahaan besar Korea Selatan rutin menjadi sponsor utama untuk drama Korea dan film Korea yang diproduksi di dalam negara mereka. Perusahaan mereka tidak hanya menjadi sponsor utama, tapi juga memiliki tujuan jangka panjang. Yaitu menciptakan dampak korean wave yang sangat besar di masa depan.

 

Dengan menampilkan berbagai produk dalam scene drama maupun film Korea, maka orang yang menonton akan tahu bahwa produk Korea juga jadi bagian dari korean wave. Jadi, kalau kamu ingat drama korea, kamu juga ingat budaya korea, sejarah korea, bahkan produk perusahaan merk Korea.

 

Kehadiran investasi dari Korea Selatan ke Indonesia ini menjadi angin segar karena perusahaan itu mampu menyerap tenaga kerja Indonesia untuk dipekerjakan di pabrik. 


Nah, kalau kamu gimana? Sudah pakai produk perusahaan apa saja dari Korea Selatan?

 

Komunitas