Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Minggu, 28 April 2013

Berhenti

Aku boleh nangis? 
Sekali ini aja. 
Mungkin kedengaran cengeng, tapi udah ga kuat lagi. 
Pengen berhenti, dan memulai sesuatu yang baru. 
Dan itu artinya meninggalkan yang sudah didapatkan selama ini. :')
Kata seorang teman, ini keputusan bodoh. 
Tapi entahlah. 
Mungkin aku cuma butuh waktu aja, buat sejenak berjeda dari hingar bingar dunia nulis ini. 
Jadi maafkan kalau aku banyak salah selama ini. Semoga diikhlaskan. 
Aku butuh rehat sepekan ini, sampai aku berasa baik-baik saja. :)


Selasa, 23 April 2013

Rumah Impian


Rumah bagi saya adalah tempat bernaung dan merancang impian. Dari rumahlah impian saya tulis dan saya bangun perlahan-lahan. Keluarga saya, adik-adik saya  dan orang tua saya adalah energi yang selalu ada untuk saya. Dulu setiap kali saya pulang dari Semarang, saya mendapat energi tak tergantikan dari rumah ini. Ada hal yang membuat saya tahu, bahwa impian saya harus menjadi kenyataan. Iya, karena mereka, orang-orang yang saya cintai.

sumber comotsecret.blogspot.com 
Sejak kecil impian saya punya rumah yang besar sudah saya tulis. Sempat terpikir ingin punya rumah di daerah Bandung, karena dulu pernah liburan ke sana di rumah budhe. Di daerah kopo permai, jalanannya memang sepi, karena perumahan elite. Saya merasa, Bandung sudah menjadi impian yang harus saya capai. Saat berdiskusi tentang rumah impianku dengan adik laki-lakiku, dia pun mengatakan hal yang sama. Ingin punya rumah yang teduh, ada kolam ikan di dalamnya, taman penuh bunga, pembatas ruangan tamu dengan lapis kaca, dan tentunya bertingkat dua. 

Saya membayangkan rumah yang dulu saya tempati untuk berlibur itu bisa saya beli. Sayangnya saat ini rumah itu justru tidak terawat seiring meninggalnya budhe yang tinggal di Bandung, anaknya sibuk dan lebih memilih tinggal di rumah sendiri. Hampir saja ada keinginan rumah dijual. Tapi, ternyata tidak jadi. Ya, bagaimana pun, rumah itu tetap rumah impian saya. Saya ingin merawat impian itu, hingga saatnya tiba saat saya bisa membeli atau membangun yang serupa.


Minggu, 21 April 2013

Srikandi dengan Pena

Menjadi Srikandi dengan pena adalah pilihan hidupku sejak masa sekolah. Pena menjadi pilihanku karena aku lebih suka membagikan inspirasi lewat tulisan, bukan dengan diskusi di muka public, karena aku memang pemalu. Pilihanku untuk menulis ternyata mengantarkan takdir membawaku harus berdebat di depan beberapa juri dan juga Walikota Semarang terpilih dalam Lomba Esai "Semarang yang Kuimpikan". Demi ide yang membuatku harus bertanya-tanya, apa memang bisa Semarang menjadi sebuah kota yang aman dari banjir, aman dari rob setiap tahun? Ide itu kutulis. Tak ada tendensi apapun, kemenangan bahkan bukan tujuanku. Hanya ingin membuat kota yang saat itu aku tinggali menjadi lebih nyaman dan aman bagi warganya. Aku hanya tak ingin lagi mendengar cerita dosenku yang tinggal di daerah Tanah Mas bahwa rumahnya terendam banjir dan dia harus mengungsi sementara di tempat lain. Apa itu artinya Semarang akan tenggelam jika masalah banjir tidak segera ditanggulangi?
Penyerahan hadiah pemenang Lomba Menulis Kompas "Semarang yang Kuimpikan"
19 Juni 2010 di Hotel Horison, Semarang
Ide tentang pembuatan saluran banjir kanal akhirnya kugulirkan. Tepat tanggal 19 Juni 2010, aku mempresentasikan ideku. Aku bersiap apapun hasilnya ide sudah harus dibenamkan dalam kepala Walikota saat itu. Toh, selama ini kami hanya diam jika banjir melanda, sudah saatnya beraksi dengan ide agar menjadi nyata. 

Dan, hasilnya kudapatkan juara ketiga tingkat nasional yang diadakan oleh Surat Kabar Kompas bekerjasama dengan Pertamina. Amazing. Mungkin itu kata yang bisa aku katakan. Saat ini, jika kamu datang ke Semarang, ide itu sudah terealisasi. Ada banjir kanal yang dibangun sepanjang sungai. Dan kini sudah bisa mengurangi dampak banjir tahunan. Bukankan ide apapun suatu saat akan menjadi kenyataan? Maka aku katakan, aku akan tetap menulis meski penaku mengering. Iya, demi kehidupan yang lebih baik. 

Foto ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Sehari Menjadi Srikandi.

Komunitas