Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Kamis, 05 Mei 2011

Menuju integritas yang paripurna


`Integritas adalah kualitas yang paling diinginkan , diminta, dan dihargai dari kepemimpinan`
(Brian Tracy)

American Heritage Dictionary mendefinisikan integritas sebagai “Ketaatan yang kuat terhadap moral atau kode etik.” Anda dapat kehilangan apa yang Anda miliki, uang anda, pekerjaan Anda, dan sebagainya. Tetapi satu hal yang tidak boleh hilang adalah integritas Anda. Memang menyakitkan untuk kehilangan segalanya, tetapi selama Anda mempertahankan apa yang menurut Anda benar, anda mempertahankan sekutu positif dalam diri Anda.


Kejujuran dan integritas dengan orang lain dimulai dari kejujuran dan integritas pada diri sendiri. William Shakespiere mengatakan hal ini dalam karyanya yang berjudul Hamlet. Kebijaksanaan seorang ayah yang dikatakan dalam drama ini masih relevan sampai sekarang.

“Dan diatas segalanya, kamu harus jujur. Dan kejujuran itu harus mengikutimu, -baik siang maupun malam- oleh karena itulah kamu tidak akan boleh berbohong pada siapapun.”


Anda harus jujur pada diri sendiri. Tepati janji yang Anda ucapkan p
ada diri sendiri dan percayalah pada diri Anda sendiri.



Kantor Jurusan Matematika, sesi ujian lisan. D7,  101208

~Menata diri menuju integritas yang paripurna. Bismillah…~

Rabu, 04 Mei 2011

Tantangan Dakwah Era Reformasi: Dakwah bil Qolam. Siapkah kita?


Bismillahirrohmanirrohiim...

Di zaman sekarang, istilah peradaban lazim disebut peradaban masyarakat informasi. Hal ini dikarenakan, setiap orang dapat membentuk opini publik yang mempengaruhi dan mengandalikan pikiran, sikap dan perilaku manusia. Dunia informasi sekarang dipegang oleh kaum kuffar (sabilis/zionis) yang melakukan “penjajahan reformasi dan media massa” sehingga sering diadakan isu-isu global untuk kepentingan mereka sendiri, seperti HAM, lingkungan hidup, demokrasi, dsb. Hal ini digunakan untuk mencapai tujuan politik dan ekonomi. Akibatnya sungguh miris, bidang ekonomi-sosial-budaya dikuasai kelompok sekuler atau nonislam.

Zionis sering  memanipulasi berita tentang agama Islam agar Islam terpojokkan.  Ini disebut, Demonologi Islam (penyesatan Islam). Pers barat sering melakukan Ghazwul Fikri wal Ghazwul Tsaqofi yakni mensosialisasikan nilai-nilai, pemikiran dan budaya mereka ke dunia Islam, agar pola pikir dan gaya hidup umat Islam cenderung lebih berkiblat ke Barat daripada taat pada peraturan Islam. Link media masa yang utama yang mereka kuasai anatara lain:
1.    News Agency (kantor berita dunia)
2.    Press (surat kabar)
3.    Jaringan TV/radio , industri sinema dan program TV
4.    Industri percetakan
5.    Penerbitan (publishing)
6.    Distribution (penyaluran)
7.    Kantor berita Yahudi :
a.    Reuter (London)
b.    Assosiated Press (AP –Amerika)
c.    United Press International (UPI- Amerika)
8.    Perusahaan film:
a.    Fox Company, Paramount Company
b.    Golden, Metro, Warner Broos

Inti dari semua tindakan kaum zionis di bidang penyebaran media informasi adalah imperialisme media masa yaitu Gerakan Islam Fundamentalis. Inti gerakan ini adalah menyebarkan paham bahwa islam itu berbahaya, intoleran, anti demokrasi,  ortodoks, haus darah, dsb. Mereka menciptakan Fobia Islam, yaitu menciptakan isu tentang citra Islam, dengan isu teror bom, militan, ekstrim, fundamentalis,dsb.

Dakwah bil Qolam (DBQ) , makna dan problematika:

Tujuan DBQ:
1.    Pendidik (muaddib)
2.    Pelurus informasi tentang ajaran umat islam (musaddid)
3.    Pembaharu pemahaman tentang islam(mujaddid)
4.    Pemersatu/perekat ukhuwah islamiyah (muwalid)
5.    Pejuang, pembela, penegak agama dan umat islam (mujahid)

Keunggulan DBQ:
1.    Sifat objeknya yang massif, cakupannya yang luas.
Tulisan adalah tamannya para ulama ( Ali bin Abi Thalib)
2.    Untuk mengendalikan dan menyebarluaskan pandangan-pandangan keislamannya. Biasanya ditulis dalam “kitab kuning”.
Pikiran manusia terekam di ujung pena mereka (plato)

Istilah-istilah dalam jurnalisme:
1.    Shuhuf = kumpulan wahyu
2.    Shahifah = surat kabar/koran
3.    Shahafi = wartawan.jurnalis

Penulis terkenal:
Ibnu taimiyah, Jamaluddin Al Ghifari, M Abduh, Syaikh Rasyid Ridha, Amir Syakib Arsalan, Abdurrahman Al Kawakiby.
Negara islam pakistan dipelopori oleh tulisan Mohammad Iqbal.
Satanic verses (ayat-ayat setan) membawa nama Salman Rushdie dikenal sebagai orang yang melecehkan Islam, oleh pemerintah Iran, ia pun dihukum mati.




Konsep Jurnalisme Profetik:
Jurnalistik Islami bernafaskan jurnalisme profetik, suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, aktual, memberikan perdiksi dan petunjuk  ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. (QS. 3:104), cek ricek (QS. 49:6)

Sifat yang harus dimiliki:
1.    Shidiq
Menginformasikan yang nebar saja dan membela serta menegakkan kebenaran itu. Standar kebenaran disesuaikan dengan Al qur’an dan sunnah.
2.    Amanah
Terpercaya, dapat dipercaya, tidak boleh berdusta/ memanipulasi/mendistorsi fakta.
3.    Tabligh
Menyampaikan/menginformasikan kebenaran bukan memutarbalikkan.
4.    Fathonah
Cerdas dan berwawasan luas
Jurnalis muslim dituntut untuk mampu menganalisis dan membaca  situasi termasuk membaca apa yang diperlukan ummat.

Peran jurnalis muslim:
1.    Pendidik (muaddib)
melaksanakan fungsi edukasi yang islami
2.    Pelurus informasi (musaddid)
a.    informasi tentang ajaran dan ummat islam, informasi tentang karya-karya/prestasi ummat islam
b.    mampu menggali /investigative reporting tentang kondisi umat islam di berbagai penjuru dunia. (informasi dari pers barat biasanya biased, menyimpang dan berat sebelah, distorsif, manipulatif, merekayasa)
3.    Pembaharu (mujaddid)
Penyebar paham pembaharuan akan pemahaman dan pengamalan ajaran islam (reformis islam) untuk menyeru umat islam memegang teguh Al Qur’an dan Sunnah , serta untuk memurnikan pemahaman tentang Islam dan pengamalannya dalam segala spek kehidupan.
4.    Pemersatu (muwalid)
Harus mampu menjadii jembatan yang mempersatukan umat islam. Menjunjung tinggi kode etik berupa impertiality (tidak memihak golongan tertentu dan menyajikan 2 sisi daris etiap informasi (both side information)
5.    Pejuang (mujahid)
Membentuk pendapat umum yang mendorong penegakan nilai-nilai islam, mempromosikan citra islam , mempromosikan citra islam yang positif dan rahmatalila’lamin, menanamkan ruhul jihad di kalangan umat.


Kode etik jurnalistik islam:
1.    Menginformasikan /menyampaikan kebenaran, tidak merekayasa.
“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. AL Hajj :30)
“Hendaklah kamu berpegang teguh pada kebenaran karena sesungguhnya kebenaran itu memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga” (HR. Mutafaq Alaih)
“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Taimiyah)
2.    Bijaksana, penuh nasihat yang baik, serta argumentasi yang jelas dan baik pula. Karakter, pola pikir, kadar pemahaman, objek pembaca harus dipahami , sehingga tulisan berita yang dibuat pun akan disesuaikan sehingga mudah dibaca dan dicerna.
“Serulah ke jalan Tuhanmu dengan penuh kebajikan(hikmah), nasihat yang baik, serta bantahlah mereka dengan bantahan (argumentasi) yang lebih baik.” (QS. An Nahl:125)
3.    Meneliti fakta sebelum dipublikasikan (check dan ricek)
“hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa berita carilah keterangan tentang kebenarannya supaya jangan kamu rugikan orang karena tidak tahu.” (QS. Al Hujurat :6)
4.    Hindari menghina dan mencaci-maki  sehingga menimbulkan permusuhan dan kebencian.
“Hai orang-orang beriman, janganlah ada diantara kamu yang mengejek orang lain. Mungkin yang diejek itu lebih baik dari mereka yang mengejek. Janganlah kamu saling mencaci dan janganlah  saling memberi nama ejekan. Amat buruk nama yang fasik(dilontarkan kepada orang) sudah beriman.” (QS. Al Hujurat:11)
5.    Hindari persangkaan buruk (suudzan)
Azaz praduga tak bersalah (QS. Al Hujurat :12)

Kelemahan pers Islam:
1.    Lemahnya dukungan dana
2.    Lemahnya manajemen (gaya bahasa, teknik penulisan, pemilihan dan pemilahan topik, tampilan produk/cover kurang menarik, pemasaran kurang promosi/jemput bola.
3.    Lemahnya minat baca tentang berita islami.
4.    Sektarian, kurang/tidak independen, cenderung eksklusif.

Dari penjabaran konsep jurnalisme profetik diatas, diperoleh kesimpulan bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan disana-sini, baik dari segi SDM maupun dana. Maka, sudah menjadi tugas kita bersama untuk mewujudkan pencapaian terbaik sepak terjang jurnalisme kita, yang berbasis profetik, dan tentu saja berlandaskan Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Maka, sudah siapkah kita menyongsong era reformasi di bidang ini? Wallahu’alam.  



Sumber: Jurnalistik dalam Islam (penerbit Pers IAIN Walisongo Semarang)





Sumayah Appartment, 041007, catatan kecil di buku diariku, saat akan mengikuti sesi Lomba Karya Tulis Al Qur’an (LKTA)

~Syukran Jazakillah Khoir buat Mbak Hindri-ku sayang (Pemred Mathematics Journalist Club 2006) :D  atas pinjaman bukunya... Sungguh, sangat berguna sekali, Mbak...  ^_^ ~

Holidaaaaaaaaayy... i’m comiiiiiiing!! (^^;)



Bismillahirrahmanirrahim...


Horreiiiii... libur tlah tibaaaa! Saatnya rekreasi, bo! Memanjakan diri dengan bacaan2 bermutu.. hehe.. Jum’at pagi dah jalan2 ke perpus pusat, buat balikin buku yang dipinjem, trus, pas nyari2 judul buku yang OKe, akhirnya nemu juga buku yang bagus, hehehe.. Asiiiikk!! Liburan bakal seru nih! ^^

Judul buku buat liburan kali ini :
  1. Pada Sebuah Kapal (NH. Dini, Gramedia Pustaka Utama)
  2. Tanah Ombak (Abrar Yusra, Penerbit Buku Kompas)
  3. Palu Arit di Ladang Tebu: Sejarah pembantaian massal yang terlupakan 1965-1966 (Hermawan Sulistya, Kepustakaan Populer Gramedia)
  4. Muslim Tionghoa Cheng Ho : Misteri perjalanan Muhibah di Nusantara (Prof. Kong Yuanzhi, Pustaka Populer Obor)
  5. Di Sidney Cintaku Berlabuh: Sydney, Here I Come (Mira W, Gramedia Pustaka Utama)
  6. New Moon : Dua Cinta (Stephenie Meyer, Gramedia Pustaka Utama)
  7. Singor Bellissimo: Guruku yang Superganteng (Riri, Puspaswara) 
  8. Hot Chocolate Love (Annisa Salsabila, Puspaswara)
  9. Pink Episodemia (Kartika Sari, Puspaswara)
  10. Padaside High School (Orizuka, Puspaswara)
Hoops, dari 1-5, bukunya dipinjem di perpus pusat, cz tiap peminjam cuma boleh minjem 5 buku, jadi dapetnya cuma itu deh, padahal pgn banget baca buku Tiga Cinta-nya Gus Tf  Sakai, dulu pernah minjem(kapan yeee.. lupa! :D) , blom slese, trus harus dibalikin dulu cz mau ujian, jadi gak sempet baca sampe abis. Hugs! Padahal bukunya tipis banget! T_T

Trus, buku ke 6-7, minjem sama Ocbrie, wEits! Yang ini, cewek lho! Jangan salah terka! :D nama lengkapnya, Ocbrievitania bla-bla-bla.. (namanya panjang bener, biar enak biasa dipanggil Ocbrie aja...), temen sekos, jadi asik, bisa baca sampe puas... asal gak lama2 minjemnya kali yaaa... :D,

Trus, buku ke 8-10, minjem di Ayie, adek cewekku, katanya abis ngacak2 perpus SMP-nya, hehe.. trus dapet buku bagus itu. Beuh... gak sia2... SMP 1 Tegal jadi Skul Bertaraf Internasional, perpus-nya gak malu2in.. hihi.. abis dulu pas masih skul disitu, pas jadul kala... buku yang oke, paling cuman buku Kisah Teladan seri 1-25, trus ama buku kisah2 Yunani dan Eropa, yang selalu diperebutkan ama anak2 kelas 1E dan 1F. Weks! Iya, beneran lho, tiap kali akhir pekan, jatah minjem anak2 1E dan 1F hari jum’at n sabtu doang, jadi tiap kali akhir pekan, buku2 yang bagus pasti habis diserbu sama semua siswa-nya. Mana minjem paling cuma 2 biji.. (Wei! Disyukurin dong, La! Emang situ mau minjem berapa biji?:D)

Skarang mah buku2nya dah banyak yang baru, mungkin cz ada tambahan dana bantuan dari perpus nasional, tau hal ini, cz di 3 buku itu, selalu ada cap stempel-nya, tlsnnya gini... “BANTUAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TAHUN ANGGARAN 2008”. Wokeh deeeh, buat Pak Mentri yang baik hati dan tidak sombong, dana bantuan kayak gini jangan sampe dipotong macem2 lagi yak! Biasanya kan gt, dapet dari Pusat berapa, yang turun di Daerah nanti tinggal berapa.. hihiii... mungkin cuman 70% doang kali ya? Ehhm... gak tau juga ding. :D

Ngomong2, Perpusda Tegal yang dulu di deket SMA 2 Tegal, dah mau dipindah, (katanya...) mau dibikin kayak British Counchil-nya Surabaya. Ada AC-nya, koleksinya ditambah, tempatnya juga lebih strategis (gak nyungsep lagi di pelosok.. hehe..) Wooow! Beneran nih, pak Walikota? Kalo iya, Asik dong yaa, gak perlu susah2 nyari buku lagi, tinggal ke perpus aja, beres!

Sayang, karena rencana itu, SD Mangkukusuman 7 bakal digusur buat pembangunan perpus tsb. Deuuh, kan itu SD paling lama di kota ini, alamaaakk.. apa tak ada tempat lainkah?? Kasian guru2 atau murid yang pernah skul disitu kan... kenangannya jadi ilang deeeh.. Hff... terserah ding, mungkin kalo dilihat strategis nggak-nya, SD itu memang strategis, jadi bisa dijadikan sarana umum yang mendukung pendidikan. Hmm...

Yups! Back to the topic, Dua hari ini, baru slese baca 3 buku aja (buku Mira W, Riri, sama Annisa Salsabila), deuuuw.. yang buku Annisa itu bikin nangis. Beneran! Nangis! Hehe... padahal labelnya Teenlit, kirain bakal ngocol kayak buku sebelumnya yang kubaca, ternyataaaaa.... namanya juga Teenlit Islami, ujung2nya, ada nikahnya juga... deeew... bikin mupengg.. (hahaa.. iLaaa.. iLaaa!(^^;)v ).

Dari awal baca, buku ini memang yang paling bikin gregetan, dengan sejuta kejutan yang bikin shock! Pas awal, bacanya sambil mencak2 pengen nonjok Fandy- si tokoh utama,  sampe akhir, teteeeeeeep pengen jitak dia! Heuuh... kalo sampe aq yang jadi si Dee... mungkin bakal pingsan kali, hihi... soalnya kisahnya terlalu unik, kayak di negeri dongeng.. (eh, emang masih ada ya negeri dongeng?dimana tuhh?:D).

Satu kesan yang paling bikin trenyuh, tentu saja kisah-nya Rani, sahabat Dee, jadi ngingetin diriku pada seorang sahabat (smg Allah memberkahimu, sayang...^_^), sampe saat ini, sdh lost contact, n gak tau apa dia sdh sembuh atau blm (smg kisahmu tdk berakhir spti Rani...T_T)

Dan tentu saja, tak terlupa,  kata2 di bagian yang satu ini; ^^

“Waktu ngelamar itu, Mama baru tahu kalau Papa itu romantis... Coba kamu lihat kertas yang Mama tempel di kaca itu...” ,perintah  Mama sambil menunjuk ke arah kaca yang dimaksud.
Mana mungkin aku menolak kedatanganmu, sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku...
Hah, romantis??? Enggak ah, biasa aja tuh Ma...” sshutku setelah membaca kalimat itu.
“Baca lagi deh...!!!”kata Mama. Dan setelah kubaca berkali-kali, aku tetap menganggap kata-kata itu sebagai kata-kata yang sangat biasa.
Mana mungkin aku menolak kedatanganmu
“Itu adalah ungkapan kalau sebenernya Papa jatuh cinta sama Mama. Papa yang rohis itu, mana mungkin mau pakai kata-kata vulgar seperti ‘cinta’,’sayang’,’kekasihku’…”jelas Mama kepadaku.
Yah, masuk akal juga. Papa sengaja menulis kata-kata yang menurutnya vulgar itu ke dalam kata-kata yang jauh lebih sederhana, tapi jauh lebih dalam dan membekas.
Sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku..
“Dan kata-kata yang ini Dee… Bisa bikin Mama nangis terharu lho waktu pertama kali  ngebacanya!”
“Emang artinya apaan Ma?”
“Itu artinya, Mama emang diciptakan Allah dari sebuah tulang rusuk Papa kamu Dee…”, jawab Mama sambil tersenyum penuh arti padaku.
“Kamu ngerti maksud Mama  kan?Masa Pimred Microsoft nggak tau sih? Kalau nggak tau artinya, mending nggak usah jadi pimred aja deh…” sambung Mama.
Aku berpikir keras. Teramat keras.
Sementara namamu telah datang… Ah, ini gampang…Bisa diartikan juga: Sementara Dyera Alamanda telah datang…
Sebelum aku menarik nafas pertamaku… Menarik nafas pertama… Ah, kapankah manusia dikatakan menarik nafas pertamanya? Apakah sejak manusia itu bisa menghitung? Ataukah sejak manusia itu menyadari bahwa dia hidup dari tarikan nafasnya? Apakah itu yang disebut sebagai nafas pertama? Ah, tentu tidak adil kalau begitu perhitungannya. Tentu akan sanga subjektif jadinya…
Dan kalau itu yang disebut sebagai nafas pertama, bisa saja orang  mati saat menarik nafas pertamanya, karena dia baru menyadari bahwa ia hidup dari tarikan saat malaikat maut telah mencekik lehernya dan menutup semua lubang yang memungkinkan udara bisa masuk ke dalam tubuhnya…
Lantas, kapankah manusia dikatakan menarik nafas pertamanya??? Kupikir, manusia itu menarik nafas pertamanya ketika ia baru terlahir di dunia… Atau bisa juga ketika Allah telah meniupkan ruh ke dalam jasad berumur empat bulan yang masih meringkuk di dalam perut bunda… Yah, nafas pertama adalah ketika Allah meniupkan kehidupan ke dalam rahim bunda…Yah, ketemu!!! Dan itulah nafas yang pertama kali dihembuskan manusia…
Sebelum aku menarik nafas pertamaku = Sebelum ditiupkannya ruh kepadaku.. Pasti itu artinya… Aku yakin!!! Yah, aku telah menemukan artinya…!!! Dan benar kata Mama. Dalam. Kata-kata Papa itu bermakna sangat dalam… Ah, Papa… Romantisme yang dibungkus dalam kata sederhana namun menimbulkan kesan begitu dalam dan tidak vulgar. Sama sekali tidak gombal…!!!
Mana mungkin aku menolak kedatanganmu, sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku…
Mana mungkin Ahmad menolak kedatangan Allysa, sementara nama Allysa telah dicatat dalam lauhul mahfudz sebelum ditiupkannya ruh pada jasad Ahmad…
 Mana mungkin Affandy menolak kedatangan Dyera, sementara nama Dyera telah ditulis  dalam kitab kehidupan Affandy sebelum ditiupkannya ruh ke dalam tubuh Affandy…
(Hot Chocolate Love, Annisa ‘Win’ Salsabila, Penerbit Puspaswara, Hlm 93-95)


Huaaaa… Abis baca buku itu, dua jam sebelum buku selese, mewe mulu, deuu…. Gak tahan gak mewe, kalo kata2nya aja kayak diatas gt, maklum, yang nulis cewek kali ya, jadi berasa banget! :D Buat lengkapnya, baca aja bukunya, (hehe.. ikutan promosiin.. hihi.. bagus siih, :D).


Uups, dah dulu bahas buku2nya yaaa, ntar gak selese2 ni tulisan.. heuheuheu… next time dilanjutin lagi deh, cerita yang lain, insyaAllah…  Oya, Makasih dah mau baca tulisan ini….. OK, See you… Bye bye…  ^^

Wa’alaikumsalam wr wb…



Home Sweet Home, Kamar Biruku, 180109, 13:32
~Slamat berpetualang dalam lautan aksara, saatnya membaca rahasia2-Nya yang bertebaran di stiap kata yang tertulis…

Howaaaaaaaaa…. Mo makan duluuuu.. laper euy… ^^~

diposting ulang dari blog multiply lamaku

Komunitas