Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Jumat, 04 Juli 2014

Kajian Ramadhan : Nasakh dan Mansukh dalam Al Qur’an

Nasakh dan Mansukh dalam Al Qur’an

“... Kecuali untuk Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul, dan siapa yang berbalik kepada akidahnya semula.”

Nasakh dan mansukh adalah mengalihkan hukum syariat dengan hukum baru. Ini terjadi pada zaman Nabi Muhammad berdakwah untuk menyeru pada Islam. Para sahabat yang masih awal menerima syariat saat itu pelan-pelan harus menerima aturan yang ditetapkan oleh Islam jika mereka masuk sebagai muslim. Masalah muncul ketika aturan tersebut dirasa memberatkan. Pernah ada kasus nasakh dan mansukh yaitu perubahan arah kiblat. Ada yang mengira bahwa Allah plin-plan, karena mengubah apa yang sudah ditetapkan.


Karena itulah ada yang tidak mau mengikuti jalan Islam. Sesungguhnya orang memalingkan wajahnya ke arah kabbah lagi itu adalah sangat berat. Hanya orang yang mendapat petunjuk Allah, artinya orang yang taat dan patuh pada Allah yang mau berbolak-balik mengarahkan kiblatnya pada Allah karena kepatuhannya pada Allah. (Kalau dilihat dari kasus kita yang sekarang pun, sebenarnya sama. Ada perubahan arah kiblat berapa derajatnya setiap tahun, biasanya perubahan dihitung saat matahari tepat di atas kabbah.)

Perubahan arah kiblat ini adalah cobaan bagi siapa yang mau patuh. Dia mendapatkan predikat seorang mukmin. Tapi yang tidak mau patuh menjadi orang yang fasik. Atau contohnya tadi kasus khamr. Khamr ketika di awalnya diperbolehkan, lalu dilarang sebelum sholat, lalu berubah kemudian akhirnya khamr diharamkan secara mutlak. Orang yang mempunyai keimanan, ketika saat itu turun aturan baru bahwa khamr diharamkan secara mutlak mereka langsung membuang khamr itu.

Sampai sekarang aturan khamr adalah bersifat final. Bahwa khamr adalah haram. Sehingga tidak bisa diubah kembali oleh siapapun.

Hikmah Nasakh dan Mansukh :
Hikmahnya untuk tahapan perubahan menuju persyariatan yang sempurna. Karena bergantung pada kondisi kaum muslimin saat itu di zaman nabi Muhammad berdakwah di masa awal. Ketika saat itu syariat belum sempurna. Khamr belum dipatenkan, masih belum diharamkan. Kemudian diharamkan secara mutlak. Secara kaffah dari para sahabat yang tidak bisa meninggalkan, sampai bisa meninggalkan khamr secara keseluruhan. Allah ingin kebaikan pada hambanya.

Mungkinkah terjadi nasakh pada Al Quran saat ini?
Tidak mungkin sama sekali. Karena nasakh dan mansukh adalah wewenang Allah. Allah yang menasakh lewat al Quran dengan diturunkannya ayat. Karena itu, semua yang ada di Al Qur’an dan sunnah adalah final dan tidak akan pernah mengalami perubahan apa pun terhadap isinya.
Bila ada yang mengatakan bahwa isi Al Quran itu tidak relevan lagi, itu aneh sekali. Al Quran akan tetap relevan hingga akhir zaman sebagai sumber pedoman bagi umat untuk menjalani kehidupannya.

Mungkinkah ada bagian dari Al-Quran dan sunnah yang tidak relevan dengan perkembangan zaman?
Tidak. Rancunya pemikiran orang zaman sekarang  yang merasa lebih mumpuni, pintar dan punya ilmu daripada Allah dalam memahami masalah. Sehingga mengatakan ada bagian dari Al-Quran yang tidak relevan dengan perkembangan zaman. Sampai ada orang yang meninggalkan hukum-hukum yang ada dalam Al Quran.

Banyak orang yang mengimani Islam dengan wajibnya berpuasa pada bulan Ramadhan, namun menolak kebenaran yang terdapat dalam hukum Islam lainnya semisal: Ketika Al-Quran mengharamkan riba. Itu sudah dianggap kolot, tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Ada orang yang mengatakan, “Zaman sekarang mana mungkin perekonomian berputar tanpa adanya riba?” Padahal perbankan jelas-jelas isinya adalah riba. Kemudian ketika dikatakan riba itu haram, ia pun menolak kebenaran ini.

Ada lagi yang menolak diharamkannya judi. Judi mana pun semisal judi togel, judi di pinggir jalan, judi-judi taruhan sepak bola atau permainan-permainan yang menjanjikan hadiah besar ternyata di dalamnya adalah judi.

Saat itulah orang menolak hukum Islam yang dianggapnya tidak relevan. Dianggapnya Allah itu bodoh seolah-olah Allah tidak tahu dengan kondisi zaman sekarang. Padahal ilmu Allah itu meliputi yang lalu, yang sekarang dan yang akan datang. Allah mengetahui semuanya. Dan ketika Allah menurunkan aturan dalam Al Quran, itu adalah aturan yang baik untuk masa lalu, baik untuk saat ini, dan baik untuk masa mendatang.

Ketika Allah memerintahkan orang yang berzina yaitu suami atau istri yang selingkuh mendapatkan hukuman yang berat yaitu rajam hingga mati, itu adalah sebuah kebaikan. Namun banyak orang yang menolak baik dari kalangan orang muslim maupun non muslim. Karena dianggap kejam, biadab, dan tidak berperikemanusiaan. Ketika seorang pencuri dihukum potong tangan dikatakan biadab.

Mereka yang menolak hukum Allah mengatakan bahwa hukum qishash dan rajam tidak mungkin dilakukan di zaman sekarang. Jika mengatakan demikian, itu sama saja seperti menghapus hukum yang ditetapkan Allah. Padahal hanya Allah yang mampu menghapus aturan yang ditetapkan-Nya.

Saat ini, kejahatan dan kemaksiatan hampir kita lihat setiap hari di televisi, di radio, di koran, dll. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Karena mereka jauh dari penerapan yang telah diatur oleh Allah. Pasti hukum Allah relevan sampai kapan pun.

Allah sudah mengatakan:
“Dan tidaklah Kami mengutusmu hai Muhammad kecuali untuk keseluruhan ummat manusia membawa kabar gembira dan membawa peringatan.”

Aturan yang dibuat oleh Allah lewat nabi Muhammad adalah aturan yang berlaku untuk zaman beliau, baik zaman saat beliau masih hidup hingga hari kiamat kelak. Karena beda antara dakwahnya Nabi Muhammad dengan Rasul terdahulu. Rasul terdahulu itu terbatas hanya berdakwah untuk zamannya dan umatnya saja, sedangkan dakwahnya Nabi Muhammad kepada seluruh manusia seluruh dunia, bangsa, dan melintas zaman.

Apakah boleh mengadakan sebuah hukum yang belum ada di dalam Al Quran?
Boleh saja, asal syaratnya tidak melanggar dengan aturan yang sudah ditulis dalam Al Quran. Untuk masalah ibadah yang memang sudah ditetapkan oleh Allah, tidak bisa diubah. Karena syarat ibadah yang diterima adalah ikhlas dan mengikuti sunnah atau yang telah diterapkan oleh Rasulullah.
Tapi aturan yang berhubungan dengan keduniawian semisal Undang-undang lalu lintas, administrasi bisa dibuat sebuah peraturan yang masih berhubungan dan tidak bertentangan dengan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Nasakh dan mansukh adalah masalah penting. Ayat dalam Al Qur’an yang berisi nasakh dan mansukh tidak banyak, namun sering digunakan oleh misionaris dari kalangan non muslim dan liberal untuk menyerang Islam.

Kesimpulan akhir :
Tidak ada yang bisa menasakh isi Al-Quran kecuali hanya Allah. Yang lain tidak memiliki wewenang untuk mengubah hukum. Hingga hukum Allah dalam Al Quran ini bersifat final dan akan berlaku hingga akhir zaman. Nah, mari menimbang masalah dengan syariah.

Narsum : Ust. Rahmatullah. (kerjasama antara Mediaislamnet.com dan Voice of Islam). Materi tulisan ini adalah materi yang disadur dari siaran radio. Materi tausiah bisa diunduh di web mediaislamnet.com.

1 komentar:

  1. Saya sudah pernah meliat eksekusi mati terhadap dua pasangan di sebuah negara (mungkin Siria atau Pakistan) di Youtube. Sang wanita berselingkuh dengan tentara setempat, dan keduanya sudah punya keluarga masing masing. Mereka disuruh duduk di tepi sebuah lubang yang sudah dipersiapkan,. Pertama sang wanita dahulu didudukan di sana dengan mata tertutup. Ditimpuk sampai mati oleh para warga Pakistan,. kemudian sang lelakinya. Very cruel. Sangat graphic

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)