Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Jumat, 28 Agustus 2009

Telaga yang kutemukan di sebening matamu

Ada bening yang terpancar
Ada ketenangan yang terlantun
Ada kesejukan yang mengalir
Lembut..
Namun menggerakkan
Sungguh, ketika kutatap wajahmu
Ada keindahan cahaya
yang takkan tergantikan
oleh percikan cahaya purnama sekalipun


Sejuk, namun menggerakkan. Itu kesan yang saya dapatkan dari orang-orang hebat di luar sana yang begitu menginspirasi saya. Ya, bagi saya, mereka tak hanya cantik atau pun tampan secara fisik, namun juga keindahan jiwa mereka terlihat dari tutur kata yang selalu santun dan tetap menimbulkan wibawa tersendiri. ^^


Tak henti-hentinya saya selalu mengagumi, betapa mereka benar-benar menerapkan keseimbangan antara dzikr, fikr, dan amal yang mengada pada setiap jejak langkah yang mereka pijak di setiap kesempatan.


Lalu, apa yang menarik, hingga tanpa kecantikan -yang menurut kita – it’s soo fisically, bo! Ya, itu cuma soal fisik. Nah, apa yang menarik hati saya hingga tanpa interaksi yang sering pun, saya merasakan kuatnya ikatan-ikatan dengan mereka dalam keseharian?


Tentu, jawabannya menurut saya adalah karena jiwa mereka yang tak henti-hentinya memancarkan cahaya ilahiyah. ^_^


Ya, kedekatan mereka dengan Tuhan, kedekatan itu mirip energi yang tak henti melahirkan kekuatan jiwa tanpa batas. Tak ada kekuatan selain-Nya. Tak ada kesempurnaan selain milik-Nya. Tak ada pula keangkuhan yang patut dipertunjukkan, bila berhadapan dengan-Nya.


Maka, saat energi ketundukan mengada dalam diri, dalam jiwa kita secara inti, kita telah menemukan bahwa kita adalah seorang hamba. Ya, tak lebih, tak kurang, hanya seorang hamba yang tak punya daya selain karena pemberian dari-Nya.


Energi ketundukan, energi tawakal dalam diri, membuat kita menjadi lebih tenang dalam menghadapi apapun, ya... Apapun di dunia ini. Ada kekuatan yang tak henti terpancar, menembus batas-batas rasionalitas. Dan membuat diri menjadi yakin, bukankah tugas kita di dunia ini ‘hanya’ berupaya mewujudkan takdir-takdir terbaik? Maka, selanjutnya, serahkan saja pada sang Pemilik Hidup.


Telaga itu kutemukan di sebening matamu, Bunda...
Telaga yang memancarkan kesejukan
Bagi jiwa-jiwa yang rapuh dan membutuhkan uluran tangan
Sungguh, pesona jiwa yang membangkitkan kekuatan


Pun kini, ijinkan aku untuk dapat selalu belajar darimu, duhai sang telaga bening... Agar aku bisa menghirup aroma surgawi dari kesantunan jiwamu.


Tulisan ini untuknya, sang telaga biruku, “She is my inspiration, and you are too... “ Aku rindu padamu, Bunda... Met Milad ya, Cinta... ^^


Allah, di pembuka malam kini... Kupinta surga untuknya, ya... untuk Bundaku tersayang, pencetak generasi Rabbani, insyaAllah... Kabulkanlah ya Rabb... ^_^


Sekaran, Kamar Cahaya. 10 Mei ’09, 19:48

~saat kurindukan kesejukan bermain dan bercerita bersamamu, Bunda.. ^^~

Jatuh cinta atau bangun cinta??Silahkan pilih! ^^

Harapan tanpa iman
Adalah kekecewaan yang menunggu waktu
Kebahagiaan tanpa barakah
Bagai bayang-bayang tanpa cahaya

Orang suci
Menjaga kesuciannya dengan pernikahan
Menjaga pernikahan dengan kesucian

Ada dua pilihan ketika bertemu cinta
Jatuh cinta dan bangun cinta
Padamu, aku memilih yang kedua
Agar cinta kita menjadi istana, tinggi menggapai surga

(Salim A Fillah)


kupinang engkau dengan hamdalah

Hot Chocolate Love

“Waktu ngelamar itu, Mama baru tahu kalau Papa itu romantis... Coba kamu lihat kertas yang Mama tempel di kaca itu...” ,perintah Mama sambil menunjuk ke arah kaca yang dimaksud.

Mana mungkin aku menolak kedatanganmu, sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku...

Hah, romantis??? Enggak ah, biasa aja tuh Ma...” sshutku setelah membaca kalimat itu.
“Baca lagi deh...!!!”kata Mama. Dan setelah kubaca berkali-kali, aku tetap menganggap kata-kata itu sebagai kata-kata yang sangat biasa.

Mana mungkin aku menolak kedatanganmu

“Itu adalah ungkapan kalau sebenernya Papa jatuh cinta sama Mama. Papa yang rohis itu, mana mungkin mau pakai kata-kata vulgar seperti ‘cinta’,’sayang’,’kekasihk
u’…”jelas Mama kepadaku.

Yah, masuk akal juga. Papa sengaja menulis kata-kata yang menurutnya vulgar itu ke dalam kata-kata yang jauh lebih sederhana, tapi jauh lebih dalam dan membekas.

Sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku..

“Dan kata-kata yang ini Dee… Bisa bikin Mama nangis terharu lho waktu pertama kali ngebacanya!”
“Emang artinya apaan Ma?”
“Itu artinya, Mama emang diciptakan Allah dari sebuah tulang rusuk Papa kamu Dee…”, jawab Mama sambil tersenyum penuh arti padaku.
“Kamu ngerti maksud Mama kan?Masa Pimred Microsoft nggak tau sih? Kalau nggak tau artinya, mending nggak usah jadi pimred aja deh…” sambung Mama.
Aku berpikir keras. Teramat keras.

Sementara namamu telah datang… Ah, ini gampang…Bisa diartikan juga: Sementara Dyera Alamanda telah datang…

Sebelum aku menarik nafas pertamaku… Menarik nafas pertama… Ah, kapankah manusia dikatakan menarik nafas pertamanya? Apakah sejak manusia itu bisa menghitung? Ataukah sejak manusia itu menyadari bahwa dia hidup dari tarikan nafasnya? Apakah itu yang disebut sebagai nafas pertama? Ah, tentu tidak adil kalau begitu perhitungannya. Tentu akan sanga subjektif jadinya…

Dan kalau itu yang disebut sebagai nafas pertama, bisa saja orang mati saat menarik nafas pertamanya, karena dia baru menyadari bahwa ia hidup dari tarikan saat malaikat maut telah mencekik lehernya dan menutup semua lubang yang memungkinkan udara bisa masuk ke dalam tubuhnya…

Lantas, kapankah manusia dikatakan menarik nafas pertamanya??? Kupikir, manusia itu menarik nafas pertamanya ketika ia baru terlahir di dunia… Atau bisa juga ketika Allah telah meniupkan ruh ke dalam jasad berumur empat bulan yang masih meringkuk di dalam perut bunda… Yah, nafas pertama adalah ketika Allah meniupkan kehidupan ke dalam rahim bunda…Yah, ketemu!!! Dan itulah nafas yang pertama kali dihembuskan manusia…

Sebelum aku menarik nafas pertamaku = Sebelum ditiupkannya ruh kepadaku.. Pasti itu artinya… Aku yakin!!! Yah, aku telah menemukan artinya…!!! Dan benar kata Mama. Dalam. Kata-kata Papa itu bermakna sangat dalam… Ah, Papa… Romantisme yang dibungkus dalam kata sederhana namun menimbulkan kesan begitu dalam dan tidak vulgar. Sama sekali tidak gombal…!!!

Mana mungkin aku menolak kedatanganmu, sementara namamu telah datang sebelum aku menarik nafas pertamaku…

Mana mungkin Ahmad menolak kedatangan Allysa, sementara nama Allysa telah dicatat dalam lauhul mahfudz sebelum ditiupkannya ruh pada jasad Ahmad…

Mana mungkin Affandy menolak kedatangan Dyera, sementara nama Dyera telah ditulis dalam kitab kehidupan Affandy sebelum ditiupkannya ruh ke dalam tubuh Affandy…

(Hot Chocolate Love, Annisa ‘Win’ Salsabila, Penerbit Puspaswara, Hlm 93-95)

 
 

Kamis, 27 Agustus 2009

David Archuleta - Crush



I hung up the phone tonight,
Something happened for the first time,
deep inside It was a rush,
what a rush Cause the possibility that you would ever Feel
the same way about me It's just too much,
just too much Why do I keep running from the truth All I ever
think about is you You got me hypnotized,
so mesmerized, and I just got to know Do you ever think,
when you're all alone All that we could be…

NB: Diposting atas permintaan Mpit. hehe...

Komunitas