Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Sabtu, 28 Maret 2020

Baper Series : The Art Giving of Love – Seni Memberi dalam Cinta


Baper Series : The Art Giving of Love – Seni Memberi dalam Cinta

Pernah nggak sih ngalami hal yang bikin kamu bertanya-tanya kenapa ya aku gagal dalam urusan cinta? Lol. Pernah? Tos dulu dong, kita sama nih. Haha. :P Aku mau cerita sedikit tentang seni memberi dalam cinta. Semoga tulisan ini nggak menyinggung siapapun yaa. Aku hanya berharap pengalaman ini bisa diambil pelajaran yang bermanfaat. Jadi nggak perlu ngulang ujian yang sama karena udah tahu mana aja yang perlu dibenahi. Begituu~


Suatu hari ada seseorang yang mengatakan hal ini, “Tahu nggak, kalau kegagalanmu dalam urusan cinta justru karena kamu terlalu banyak memberi. Too much love, too much giving. Giving, giving, giving. Sampai orang yang kamu beri itu akhirnya merasa ia tidak bisa mengimbangimu dalam hal memberi porsi cinta yang sama.”

Jujur, waktu denger itu aku terkaget. Ya, shock aja gitu. Selama ini aku memang sering memberi sesuatu sebagai bentuk “tanda cinta atau sayang”. Nggak selalu dalam bentuk barang, tapi perhatian juga. Mungkin orang ngerasa jadi terlalu berlebihan. Dikasih, dikasih dan dikasih terus. Sampai akhirnya nggak bisa ngasih balik. Tapi di satu sisi, ya itulah yang jadi bahasa cintaku.

cinta pun butuh diungkapkan dalam bahasa cinta yang paling disukai pasangan
(doc : https://id.pinterest.com/pin/441141725997050224/

Mengenal 5 Bahasa Cinta yang Perlu Dipahami Dalam Relationship


Ada 5 bahasa cinta yang pernah kubaca dari sebuah artikel. Di situ disebutkan bahwa salah satu bahasa cinta seseorang adalah dengan memberi hadiah. Ada orang yang seneng banget ngasih hadiah sebagai bentuk perhatian, baik kepada teman, sahabat, keluarga, maupun pasangan. Saat ia memberi hadiah atau perhatian itu, maka tangki cintanya akan terisi hingga penuh. Namun jika tidak, ia akan merasa tidak mencintai seseorang dengan tulus. Begitu pun sebaliknya, ia akan merasa lebih dicintai ketika seseorang memberinya hadiah. Kedengaran aneh ya? Emang. Hahaha. :p

Pas baca artikel itu aku bengong dong. Hah? Emang segitu perlunya ya menyamakan bahasa cinta pasangan atau keluarga yang kita sayangi? Tapi kan bahasa cintanya orang beda-beda. Hehe. Ada yang lebih suka diberi bahasa cinta secara verbal. Tiap hari dihujani kata-kata peneguhan atau pujian, baik pujian yang manis dan romantis bin gombal *uhuk*, ada yang suka dikasih hadiah, ada yang suka ditemani saat quality time, ada yang senang dilayani (dianterin kemana-mana, dimasakin makanan lezat, dibikinin kopi, dimasakin air panas, dll), dan ada juga yang senang diberi sentuhan fisik.

Kalau yang sentuhan fisik ini sih lebih ke keluarga atau pasangan halal (suami istri) ya. Seperti orang tua diberi pelukan oleh anak, maka orang tua akan bahagia. Ya sama seperti kita, saat kecil kita sering dipeluk orang tua. Begitu pun saat mereka sudah di usia senja, orang tua akan makin bahagia saat diberi pelukan oleh anaknya.

drama korea yang bikin baper : Crash landing on You :))

Dua Bahasa Cinta yang Dominan : Memberi Hadiah dan Quality Time


Buatku, dari 5 bahasa cinta, ada 2 bahasa yang dominan untukku yaitu diberi hadiah dan memiliki quality time yang maksimal. Jadi selama dua hal itu terpenuhi, aku akan merasa baik-baik saja dalam hubungan relationship itu. Entah sama sahabat, keluarga, pasangan.

Aku suka ditemani mengerjakan sesuatu meskipun hanya sebentar atau dari jarak jauh, misal ditemani menulis blog sambil chat. Aku juga suka meluangkan waktu khusus walau hanya 1 jam  untuk ngobrol ngalor ngidul, diskusi, atau curhat sebelum tidur. Hal ini membuatku nyaman dalam relationship itu. Jadi selama quality timenya terpenuhi insya Allah hubungan makin deket deh. Hehe

Perihal pemberian hadiah, aku nggak pernah mikirin hadiah apa yang akan kembali padaku. Saat aku ingin memberinya hadiah, hal itu terjadi karena rasa sayang dan cintaku padanya. Ketulusan seseorang bisa tergambar dari pemberian tersebut. Bukan perihal nominal hadiah, melainkan tujuan hadiah itu diberikan yaitu “untuk menumbuhkan rasa saling sayang.” Jadi kalau aku mau ngasih hadiah pada seseorang ya aku bakalan ngasih aja, enggak peduli apakah orang tersebut akan memberi hadiah juga nanti.

Nah, ada 3 bahasa lainnya yang aku mau bahas. Apakah aku harus mendapatkan pujian untuk setiap pencapaianmu? Jujur, tidak. Aku orangnya nggak suka dipuji. Hahaha. Pujian cukup sekali juga udah cukup kok. Aku bukan orang yang haus pujian karena dari kecil emang nggak biasa dipuji. Ya biasa aja. Kalau mau muji monggo, engga juga monggo. Sejauh kamu nggak bikin aku senewen ya nggak masalah. :P

Lalu, soal sering digombalin, wey aku malah yang sering gombalin orang kalau udah sejatuh cinta itu. Wkwk. Nggak perlu digombalin balik juga. Biar aku saja. :p Ada lagi, aku nggak suka sentuhan fisik. Dari kecil emang nggak terbiasa dipeluk, gandengan, dll. Ini berlaku untuk semuanya ya, baik sama orang tua, sahabat, apalagi pasangan. ;))

Budaya Memberi Hadiah Untuk Menunjukan Rasa Kasih Sayang


Seorang sahabatku pernah bilang sesuatu yang bikin aku mikir lagi soal budaya ngasih hadiah ini. Dia bilang, “Aku khawatir kalau nggak bisa ngasih hadiah yang sepadan dengan apa yang pernah kamu kasih.” Padahal aku ngasihnya juga dikit. Trus aku bingung dong. Haha. Kata dia, “Ya khawatir aja aku ngasihnya apa, kamu ngasihnya apa.” Trus akhirnya aku baru sadar, budaya ngasih hadiah ini mungkin dianggap sebagai “hutang budi” padahal sebenernya engga.

Aku ngasih sesuatu ya karena emang mau ngasih. Karena pas itu lagi ada aja rezeki. Beda kalau pas lagi bokek ya nggak ada apa yang mau dikasih ya. Wkwk. Jadi nggak perlu sungkan nggak ngasih apa-apa. Karena seperti yang udah aku bilang di atas, “Aku memberi sesuatu karena itu bahasa cintaku.” Sebagai bentuk cinta dan sayang sama seseorang yang aku kenal. Jadi kalau aku ngasih sesuatu trus khawatir nggak bisa mengembalikannya dalam porsi yang sama atau sepadan, ya jangan mikir gitu.

Memang ada tipe orang yang ketika dia diberi hadiah favorit, dia akan makin merasa disayang. Tapi buatku nggak dikasih balik pun tak apa. Mungkin ini kali ya yang namanya berlebihan dalam cinta. Haha. Seperti yang aku sebutin di atas, “Too much love, too much giving. Giving, giving, and giving” Sampai akhirnya yang diberi tanpa sadar merasa sungkan dan malu karena tidak bisa seimbang dalam hal tersebut.

Ketimpangan ini seharusnya nggak terjadi jika saja ada komunikasi. Paling nggak ngobrol-ngobrol lah, chit chat kek, apa kek, bilang bahwa hal itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Ya mau gimana lagi dong. Heuheu. Kadang tanpa sadar pun aku tiba-tiba reflek aja gitu ngasih sesuatu hanya karena inget seseorang suka hal ini. Misal : aku lagi pergi ke toko buku trus inget kalau si A suka buku blablabla. Trus tiba-tiba keinget, eh kayaknya seru kalau si A baca buku ini, dia kan suka pengarang X. Trus tahu-tahu aku pun beli barang tersebut. Ya... karena menganggap orang itu spesial, aku pun memberinya hadiah yang sekiranya ia suka. Ya sesederhana itu. :D

Kesimpulan : 


Jadi, kesimpulannya apa dong? Apakah memberi dalam cinta itu harus seimbang? Teorinya memang iya, tapi dalam kenyataannya ada saja orang yang lebih besar porsi cintanya. Ini yang seharusnya disadari lebih dulu. Siapa yang porsi cintanya paling besar, dia juga harus sadar bahwa rasa cinta itu bisa saja berubah jadi obsesi atau posesif. Ini yang dikhawatirkan oleh temanku itu. Jika porsi cintanya tidak sepadan, bisa membuat ketimpangan yang serius lalu terjadilah masalah. “Kok si A nggak ngasih hadiah balik ya? Jangan-jangan dia nggak nganggep aku penting dalam hidupnya.” Trus suudzon,  drama, trus cek-cok deh. =))

Well ya, logikanya sih ya cintai seseorang secukupnya, sewajarnya, dan semampunya kamu. Tidak berlebihan, juga tidak kekurangan. Karena porsi cinta yang pas ibarat makanan yang bisa bikin kenyang dan mencukupi kebutuhan kalori harian. Tapi kalau berlebihan, bikin begah dan berujung diare. :p

Nah segitu aja deh curhat-curhat geje kali ini tentang seni memberi dalam cita dan bahasan 5 bahasa cinta. Semoga bermanfaat buat yang nulis dan juga baca. See you next post ya! :P


Video pembahasan tentang 5 Bahasa Cinta - Gary Chapman bisa dilihat di sini yaa ;)

1 komentar:

  1. Kata guru saya kalo kita saling memberi hadiah tuh melembutkan hati. Dan kalo ada orang ngasih hadiah gak bole ditolak

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)

Komunitas