Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Senin, 07 November 2011

[Januari50K] EYD #3. Tanda Tanya (?) & Tanda Seru (!)

EYD #3. Tanda Tanya (?) & Tanda Seru (!)

by Nyi Penengah Dewanti on Saturday, October 22, 2011 at 4:44am
Tanda Tanya (?)

    1.     Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
        Misalnya:

  •         Kapan dia berangkat?
  •         Saudara tahu, bukan?

*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:

"Oke? Siap?"
"Tenang, rileks dan jangan sekali-kali nunjukin kalau kita sedang jelous! Oke?"

(Cewek, hal 78 )

"Oooh. Gitu, yaaa?"

(Cewek, hal 79)

    2.     Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
        Misalnya:

  •         Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).
  •         Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.


Tanda Seru (!)

    Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
    Misalnya:

  •         Alangkah indahnya taman laut ini!
  •         Bersihkan kamar itu sekarang juga!
  •         Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!
  •         Merdeka!

*) Kalau dalam kalimat dialog, contohnya:

  • "Cepet bangun! Itu mereka!" desis Iwan.
  • "Nanti kami jagain!" tegas Evan.
  • "Ayo cepet! Cepet! seru Iwan tertahan

(Cewek, hal 106)

Minggu, 06 November 2011

[Januari50K] EYD #2. Tanda Elipsis (...)

EYD #2. Tanda Elipsis (...)

by Nyi Penengah Dewanti on Friday, October 21, 2011 at 8:13am
Tanda Elipsis (...)


1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:


  • Kalau begitu ..., marilah kita laksanakan.
  • Jika Saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan.


2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:


  • Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
  • Pengetahuan dan pengalaman kita ... masih sangat terbatas.


Catatan:


(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.


(2) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat.


 (3) Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.


Misalnya:


  • Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ....
_______________________________________________________________________________


Tapi dalam praktiknya, kok kebanyakan novel yang Nyi baca tiap ada tanda elipsis (...) antara dia dengan kalimat tanpa spasi. Misal :


  • "Lo... tau... dari Bima?" tanyanya tergagap. (dalam kalimat dialog)
  • "Yah... abis gimana dong? Suka kan nggak bisa diatur." (dalam kalimat dialog)
(STILL hal 49)


  • Tempat ini... tak pelak, dalam hitungan detik, berbagai kenangan di Rumah Singgah kembali. (dalam narasi)


  • "Rembulan yang indah...." (dalam diaog)


(Rembulan Tenggelam Di Wajahmu hal 114)


Adakah yang mau berbagi tepatnya seperti apa?

[Januari50K] EYD #1. Huruf Miring

EYD #1. Huruf Miring

by Nyi Penengah Dewanti on Thursday, October 20, 2011 at 8:16am
Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
  • Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
  • Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
  • Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.

Catatan: Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.

2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
  • Huruf pertama kata abad adalah a.
  • Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
  • Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
  • Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.

3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.

Misalnya:
  • Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
  • Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
  • Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini. 
  • Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'.

b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.

Misalnya:
  • Negara itu telah mengalami empat kali kudeta. 
  • Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.

Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digarisbawahi.

Komunitas