Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Senin, 26 September 2011

Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?

Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?

by Hasfa Publisher on Monday, March 28, 2011 at 12:25am
Bagaimana Menemukan Tema yang Menggoda?

“Ada beberapa ide yang kumiliki, yang kupikir, cukup bagus untuk menjadi tema tulisan. Tetapi, aku masih bingung bagaimana cara memilih sebuah tema yang tepat untuk kukembangkan menjadi artikel?”
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Prof. J.S. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, tema diartikan sebagai pokok pikiran atau masalah yang dikemukakan di sebuah cerita atau puisi oleh pengarangnya. Dalam hubungannya dengan tulisan ini, tema dikaitkan dengan pokok pikiran atau masalah yang disampaikan penulis artikel. Pokok pikiran tersebut menjadi penting karena dari sinilah cikal bakal terwujudnya sebuah artikel.

Pertanyaan mengerucut pada masalah bagaimana menemukan tema dengan jitu? Di dalam serial sebelumnya, saya sudah menyinggung sedikit mengenai pentingnya pembacaan yang luas dan pengamatan yang tajam bagi seorang calon penulis dan penulis yang sudah punya nama sekali pun. Pembacaan yang luas dan berkelanjutan memungkinkan seorang penulis untuk secara ajeg menemukan tema-tema yang sesuai untuk ditulis. Tanpa kesediaan untuk secara suntuk membaca dan mengamati berbagai peristiwa, sulit sekali bagi seorang penulis untuk menemukan pokok pikiran yang menjadi fokus pembahasan dalam artikelnya.

Berkenaan dengan pembacaan dan pengamatan ini, penting sekali untuk rajin membaca, mendengar, menonton, melihat, mendiskusikan, dan mencatat hal-hal yang terjadi. Rajinlah membaca buku dan bacaan lainnya seperti koran, majalah., dan sumber lainnya. Bersedialah mendengar berbagai masukan/pendapat orang lain tentang sesuatu hal. Dengarkan juga siaran radio dan televisi yang diminati, seperti berita dan kisah para pejuang kehidupan. Dan, jangan lupa mencatat apa yang didengar, dibaca, atau diamati itu. Himpunan hasil pembacaan dan pengamatan yang luas itu merupakan bekal yang luar biasa nilainya bagi seorang penulis. Bagai hendak mendirikan sebuah usaha yang memerlukan sejumlah modal, penulis pun membutuh modal pengetahuan sebelum menulis.

Hasil pengamatan itu perlu diendapkan ke dalam ruang pikiran. Direnungkan secara mendalam, dilakukan analisis kritis dan kreatif. Temukan pemikiran sendiri terhadap pengetahuan/ informasi awal yang diperoleh. Setelah itu, angkat menjadi sebuah tema tulisan. Soroti dari sisi tertentu sesuai dengan pandapat/pandangan Anda.

Tema yang terbilang the best pada umumnya memiliki ciri-ciri berikut ini.:
1. Bersifat aktual, artinya sesuai dengan perkembangan masalah yang sedang hangat diperbincangkan di media massa dan oleh banyak kalangan
2. Dikuasai dengan baik, sebaiknya tema yang ditulis mesti dilarbelakangi dengan informasi, data, dan pemahaman yang cukup sehingga tema itu bisa dikembangkan dengan baik.
3. Menghadirkan sesuatu yang baru, sebuah tema yang sudah diketahui umum tidaklah banyak nilainya. Walau pun dipaparkan juga hal-hal yang sudah umum diketahui, sebuah artikel yang baik selalu menghadirkan sesuatu yang baru/unik/spesifik dalam melihat suatu permasalahan.
4. Tidak menyentuh unsur SARA (suku, agama, ras, antargolongan) atau hal-hal lain yang sangat peka dan dapat menyinggung perasaaan dan mengganggu ketentraman hidup bermasyarakat.

Berbicara mengenai tema tulisan, sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa pikiran manusia setiap harinya menjangkau 60.000 jenis pikiran. Satu jenis pikiran pada setiap kalinya. Pikiran manusia melompat-lompat dari satu pokok pikiran ke pokok pikiran lain setiap waktu. Dengan puluhan ribu jenis pikiran itu, maka setiap orang sesungguhnya memiliki asset yang luar biasa untuk menemukan sebuah tema atau lebih. Berbagai jenis pikiran yang datang berkunjung ke dalam area yang terletak diantara dua telinga kita itu sangat berharga untuk dikembangkan lebih lanjut.

Sekadar ilustrasi, ketika Anda membaca berita tentang adanya ratusan siswa yang berdemonstrasi menuntut agar kepala sekolahnya yang dimutasi ke sekolah lain dikembalikan, apa yang tersirat di dalam pikiran Anda? Mungkin begini: tidakkah ada oknum yang menggerakkan anak-anak itu untuk berdemo? Benarkah demo itu murni suara hati para siswa? Ikhwal ini merupakan awal untuk dikembangkan menjadi tema dan tulisan yang menarik. Anda, misalnya bisa mnyoroti peristiwa itu dari sisi pendidikan karakter para siswa. Contoh lain: ketika Anda mendengar enaknya hidup di penjara seperti yang didapat Artalyta atau bisa pelesir kemana-mana macam Gayus, sementara rakyat kecil memiliki kesalahan kecil harus mendekam dengan setia dan rtelatif lama di penjara, mungkin mendadak sontak rasa keadilan yang ada pada Anda menggelegak butuh dituangkan. Mungkin Anda segera mengambil laptop dan mengetik hal itu serta memberikan pandangan Anda.

Ketika mengalami sendiri atau mendengar peristiwa tertentu yang mengesankan, lalu Anda renungkan sehingga menemukan sebuah nilai hakiki dari peristiwa tadi. Tulisan ringan dan sederhana yang bertajuk Merasakan Berkat Tuhan Sepanjang Hari di sini, di kompasiana, saya tulis sepenuhnya dari pengalaman sendiri. Artikel yang berjudul Mendorong Anak Gemar Membaca yang dimuat di sebuah surat kabar berawal dari keluhan beberapa orang tua tatkala kami sedang menunggu anak-anak ke luar sekolah. Ada banyak sekali momentum yang bisa dilihat secara kritis dibarengi dengan kreativitas dan perenungan untuk dijadikan tema sebuah artikel.

Kalau Anda berhasil mendapatkan lebih dari satu tema, pertimbangkan mana yang paling Anda unggulkan untuk menjadi sebuah artikel. Caranya, antara lain, lihat mana diantara tema tersebut yang paling kaya informasinya, mana diantara tema itu yang baru dengan pendekatannya unik/spesifik. Juga, perhatikan mana diantara tema tersebut yang paling mengusik pikiran dan jiwa Anda dan terus menggoda Anda untuk menuliskannya. Termukan, pastikan, dan tuliskan.

(I Love Writing oleh I Ketut Suweca, edukasi.kompasiana.com)

Kepadamu, Pahlawanku

Buku Kepadamu Pahlawanku
 
 
Alhamdulillah, buku ke-5 terbit.. ^^
Ini buat Bunda Tatty Elmir, semoga makin banyak para pahlawan di jalan sunyi yang akan lahir, insyaAllah. Terimakasih sudah banyak menginspirasi dengan gerak laku dan pena , bunda ^_^

============

Kepadamu, Pahlawanku
Harga: Rp 33000
Penerbit : nulisbuku.com 
Tebal : 100 halaman 

:Soe Hok Gie



Aku diajak bicara tentang bangsa. Yang kudengar adalah gema generasi gagap berpantulan di dinding jebakan zaman. Mungkin sekadar jelmaan cemarnya darah generasi ’90 yang kubawa sejak kesahihan sejarah habis terbakar dan lenyap sampai sisa abunya. Lalu kutemukan namamu yang menenggelamkan aku dalam pesona. Jejeran abjad sesisaan pikiranmu mengajakku berkaca.


Yang terbesar adalah kebenaran, ujarmu. Maka kepadanya aku berlari untuk menghadap, selagi kita sama-sama percaya bahwa menjadi manusia bebas adalah hakiki. Mungkin akan kau dengar eufoni dalam kepalaku menjelang petang, tentang amanat cinta terhadap manusia seperti yang kau, kawan yang kujumpa dalam aksara, cita-citakan. Ya, masih akan kukejar.


Eufoni Cita-cita – Ellena Ekarahendy


Seratus kata untuk pahlawan kita. Ada ibu, ada ayah, ada guru, ada pacar,…

dapat dpesan di http://nulisbuku.com/books/view/kepadamu-pahlawanku

pengumuman daftar naskah yang masuk :
http://kepadamupahlawanku.wordpress.com/daftar-naskah-2/

Minggu, 25 September 2011

Dimana Tuhan itu?


Dimana Tuhan itu?

Sudah beberapa hari ini ditagih tulisan oleh seorang temen mp-ku.  Soalnya diajakin bikin naskah buat proyek buku tapi belum dapet ide. Temanya beraaattt… tentang Potret kematian. Heuheuu…Bayanginnya aja aq ngeri, bergidik, dan bikin ga bisa tidur. Apalagi disuruh nulis tentang itu? 3-4 halaman pula. Hiks…

Pasrah ama nasib, soalnya udah terlanjur janji sama Ai. *peace ya Aii.... ;p * 

Akhirnya jadilah aq nanya-nanya ke temen-temenku. Kali aja punya stock cerita. Brasa detektif gitu pas wawancara. Huhuu… -.-“ 

Nanya beberapa kasus kematian, ada yang kisah temennya temenku. Pas lebaran masih segar bugar, ternyata 1 minggu berikutnya dia udah meninggal, dan ternyata sebelumnya dia udah sakit parah komplikasi ginjal, liver, dan TBC. Padahal dia anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga. Ya Allah, ngeri aku bayanginnya..

Ada juga cerita tentang kecelakaan satu mobil pengantar rombongan haji. Pas itu mobil temenku disalip-salip terus pas mau ngantar ibunya haji, ga taunya pulang dari ngantar  haji itu, mobil yang sebelumnya suka nyalip-nyalip ditemukan mengalami kecelakaan, dan semua yang ada di dalamnya meninggal saat itu juga. Ada lagi tentang pembunuhan di saat mudik lebaran.. kebayang rasanya liat kepala ngluntung di jalan? Hiiyy… aq ngeri dan cuma bisa berucap innalillahi…

Itu baru cerita kematian yang ga seberapa. Belum lagi temenku itu lanjutin lagi cerita tentang kematian. Kata dia, dia pernah denger tentang berita orang yang hobi bunuh diri di jepang. Di sana ada sebuah hutan tempat orang-orang yang akan bunuh diri. Nama hutan tsb adalah Aokigahara. Alasan bunuh dirinya juga macem2..  Tau kan kalo di jepang itu terkenal dengan Harakiri, mereka lebih memilih mati dibanding menahan malu. Jadi bunuh diri itu hal yang biasa.

Ini ada cuplikan kata-kata di artikel ttg hutan aokigahara(lebih panjangnya bisa dibaca di artikel aslinya)

Tahun demi tahun semakin banyak saja orang Jepang yang bunuh diri di hutan ini. Aokigahara. Tempat favorit bagi mereka yang ingin bunuh diri. Yah… aku tidak akan mengeluh, karena bagaimanapun juga, semakin banyak mereka yang mati berarti pendapatanku semakin bertambah.

Orang Jepang menyebut hutan ini sebagai ”hutan bunuh diri” sehingga mau tak mau tak jarang orang berpersepsi keliru mengenai orang-orang yang datang ke hutan ini. Aku datang ke sini bukan sebagai turis entah untuk menikmati pemandangan gunung Fuji di sebelah barat ataupun suasana mistis yang hanya dimiliki oleh tempat di mana ratusan bahkan ribuan nyawa melayang di lokasi yang sama.

Aku datang untuk mencari nafkah. Untuk bertahan hidup. Seperti yang telah kuamati selama ini, malam-malam pada perayaan seperti tahun baru inilah yang biasanya digunakan oleh sebagian orang Jepang untuk mengakhiri nyawanya sendiri. Di tengah tawa dan pesta penduduknya, ada segelintir orang yang mengasingkan diri dan merasa bahwa saat itulah… saat terbaik untuk mengucapkan selamat tinggal pada dunia.

Juga di Golden Gate yang tingkat kematiannya tinggi dan merupakan tempat bunuh diri paling laris di Amerika. 

Menurut beberapa catatan yang berhasil dikumpulkan, jembatan tersebut setidaknya telah menjadi tempat untuk paling kurang 1300 orang yang memilih mengakhiri jiwa mereka sendiri. Menjadikan tempat ini sebagai tempat bunuh diri terlaris dalam sejarah Amerika, dan sangat mungkin dalam sejarah dunia, sejak jembatan tersebut dibuka pada tahun 1937. Biaya pembangunan jembatan itu sendiri tidak kurang dari 35 juta USD.

Ia memperkirakan bahwa rata-rata satu orang setiap dua minggu melakukan bunuh diri di jembatan ini. Tapi angka sesungguhnya mungkin malah lebih tinggi dari jumlah yang ia perkirakan, sebab banyak yang jasadnya tidak diketemukan. Sebab lain adalah sebagian besar yang bunuh diri terjadi pada malam hari, dan jasad mereka tak ditemukan.

Bayangin dah! Ngeri pasti! Liat aja di artikel ini tentang aokigahara dan Golden gate.  Rasanya mendadak perutku mual-mual nahan muntah. >,<

Liat fenomena itu, jadi terbayang… Sebenernya, apa orang yang bunuh diri itu merasa frustasi karena kehidupan? Kalo iya, kenapa sampai ke titik itu? Sebuah kejenuhan pasti ada jalan keluarnya. Itu pasti, meski setiap ujian berat, tak ada yang tak mungkin terselesaikan. 
Ah ya, tapi mungkin benar kata temanku, 
“Karena di hati mereka tak ada Tuhan.., meski mereka menganut Shinto..” 
really??
Lalu, apa mereka tak merasa bahagia?

Pertanyaan ini justru dijawab oleh banyaknya buku-buku tentang cara mudah bahagia, seperti buku “Menjadi wanita paling bahagia” Dr. Aidh Al Qarni.  Buku itu laris manis di toko buku. Lalu, akankah buku Menjawab Atheis Indonesia(Eko Arryawan) juga mampu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka tentang adanya Tuhan? Bahwa Tuhan ada dan akan selalu menjawab doa-doa kita, membantu kita menyelesaikan ujian hidup? Well, saya penasaran dengan buku ini. Semoga mba Fanny bisa ngasih satu ya buat aku, hehe… :D


Segini aja dulu ya tulisan buat Giveaway Mba Fanny, kalo dipanjangin lagi bisa nyampe 5 halaman. Heuheuu.. dan akhirnya, aku tutup  tulisan kali ini dengan harapan, semoga tak ada lagi kasus bunuh diri di sekitar kita. Kematian terlalu dekat untuk menjadi penanda bahwa hidup ini singkat . Jadi isilah dengan hal-hal istimewa dan bermanfaat.


Semarang 25 September 2011, 17:05

Oya, buku  Radiant Shadow- hadiah dari Giveaway mba Fanny udah nyampe, hehe.. lupa ngabarin. :D  

Buku Menjawab Atheis Indonesia

SAATNYA KITA MULAI BELAJAR MENULIS NOVEL, HOW TO MAKE IT? LETS CHECK IT OUT!

SAATNYA KITA MULAI BELAJAR MENULIS NOVEL, HOW TO MAKE IT? LETS CHECK IT OUT.

by Nyi Penengah Dewanti on Tuesday, September 20, 2011 at 12:07pm

Setelah kita bisa menguasai cara membuat puisi, ff, fts, dan cerpen. sekarang giliran kita mencoba membuat gebrakan membuat novel. pelan-pelan saja, kerjakan demi lembar perhari, atau misal kita target 4 lembar sehari, insyallah hasilnya dalam sebulan impian punya buku solo terlaksana, tinggal tembel sana-sini, edit kanan edit kiri, perhatikan EYD, tanda baca. Kita tidak akan pernah tau kalau tidak mencoba, benar begitu?  tapi semua tergantung niat dan kedisplinan kita. Saya sendiri ingin sekali, tapi kegiatan sok sibuk saya membuat saya berkata, nanti ah, nanti ah, hihihi sampe detik ini, ya nihil :D. Ini hasil browsing saya cara membuat novel. mari kita belajar bersama, how to make it, are u ready? siapkan pena dan kertasmu, catat bagian-bagian penting. "Sebaik-baiknya manusia, adalah manusia yang bisa memberikan manfaatnya bagi orang lain." Bismillah :

MAU BIKIN NOVEL?

Membuat novel memang sudah pasti akan membutuhkan energi dan waktu yang lebih banyak dibandingkan membuat tulisan pendek seperti cerpen atau artikel. Secara garis besar yang perlu dilakukan dalam menulis novel – atau buku – adalah:

* Langkah pertama: mencari/mendapatkan ide
* Langkah kedua: ide dikembangkan menjadi sinopsis. Di tahap ini kita juga sudah harus menentukan karakteristik para tokohnya.
* Langkah ketiga: sinopsis dikembangkan menjadi storyline
* Langkah keempat: storyline dikembangkan menjadi draft awal
* Langkah kelima: draft awal disempurnakan untuk menjadi draft akhir

Berikut ini adalah contoh lima langkah tersebut yang diambil dari postingan-postingan milis menulisnovel@yahoogroups.com:

I. Ide:

Seorang guru naksir muridnya sendiri. Namun, celakanya, muridnya yang juga bunga sekolah itu juga ditaksir oleh teman sekelasnya. Guru pun harus bersaing ‘dingin’ dengan sang siswa. Konflik bermunculan: pantaskah guru fall in love dengan anak didiknya? Bagaimanakah model persaingan antara guru-murid karena rebutan cewe? Bagaimana jika hal itu ketahuan staff guru yang lain? Dalam persaingan ‘dingin’ itu, harga dirinya sebagai guru dipertaruhkan. Yang manakah akan dipilih: Posisi dan harga dirinya sebagai guru, atau, cintanya terhadap si bunga sekolah yang ternyata diam-diam juga memendam perasaan padanya.

II. Sinopsis: Ide diatas dibuat menjadi alur cerita 3 babak (tidak baku dan bisa dibuat beberapa babak). Babak I adalah perkenalan tokoh dan latar belakang, Babak II adalah muncul dan meningkatnya konflik, Babak III konflik memuncak dan berakhir.
Contoh :

BABAK – 1

Latar Belakang
————–TAHUN 2003—————-
Kelas 3 pada SMA naungan sebuah Yayasan Pendidikan di salah satu kota menerima seorang siswi baru pindahan dari kota lain. Syahda Rinaia, demikian nama siswi itu (deskripsi : 17 tahun, kelas 3, anak orang berada, cantik, cerdas, ceria, supel, ekspresif, semampai, bermata indah, berlesung pipi, penikmat sastra dan suka menulis puisi). Kehadiran dara manis ini membuat para cowok dikelas itu berlomba untuk menarik perhatiannya demi meraih cintanya.

Begitu juga halnya Arjun Sambudi, (deskripsi : 18 tahun, kelas 3, keren, atletis, ngetop di sekolah karena prestasinya di bidang olahraga, anak salah seorang donatur Yayasan), tak ketinggalan berupaya untuk mendapatkan cintanya Syahda. Dengan “modal” yang dimilikinya, tak membutuhkan waktu yang lama bagi Arjun untuk mendapatkan cinta Syahda. Singkat cerita, Arjun dan Syahda sudah menjadi sepasang kekasih. Diam-diam ternyata salah satu dari guru yang baru 9 bulan mengajar, Aksoro Pinandito (deskripsi: 27 tahun, baby face, penyendiri, introvert, sabar, bersifat dewasa, berdedikasi, lulusan Sastra Inggris UGM, dari keluarga sederhana, orang tuanya petani di desa), juga terpesona dan sering mengimpikan Syahda, tapi tidak terlalu berharap banyak, karena sadar dirinya orang biasa saja.

Awal Konflik

Pak Akso, demikian panggilan bagi guru sastra itu, kerapkali menulis puisi di majalah dan suratkabar lokal, dengan memakai nama samaran Pulungsari. Suatu hari, salah satu puisi yang ditulisnya di suratkabar lokal merupakan ekspresi perasaan hatinya pada gadis idamannya itu. Puisi itu berjudul Gerimis nan Indah adalah personifikasi dari nama Syahda Rinaia, gadis impiannya sekaligus muridnya sendiri. Syahda yang memiliki hobi mengoleksi puisi-puisi indah kebetulan membacanya juga. Gadis itu sangat terpukau dengan gaya puisi-puisi yang sering ditulis oleh penyair ini, sehingga dia tidak sabar menantikan puisi-puisi baru disetiap minggunya. Kemudian Syahda memberanikan diri untuk menyurati penyair ini untuk berkenalan dan belajar menulis puisi darinya. Hubungan lewat surat-menyurat ini mulai berlangsung secara intensif.

Sangat berbeda dari sifatnya sehari-hari, lewat surat Pak Akso sangat romantis dan lebih berani mengutarakan perasaannya pada Syahda walaupun belum menunjukkan jatidiri dia yang sebenarnya. Akhirlah tumbuh suasana mesra diantara mereka walaupun belum pernah ketemu. Arjun, sebagai kekasih Syahda, tidak tahu akan hal ini.

Hubungan Syahda dengan Arjun mulai renggang, karena sifat Arjun yang egois, sombong dan beberapa sifat lainnya yang tidak disukai Syahda. Syahda pelan-pelan menjauhi Arjun.

BABAK – 2
PERKEMBANGAN KONFLIK
Suatu waktu, Pak Akso sakit cacar yang membutuhkan perawatan di rumah sakit sehingga untuk beberapa waktu tidak ada puisi baru yang ditulisnya. Syahda yang sudah kecanduan dan merindukan puisi-puisinya, menanyakan langsung kabar dari penyair ini kepada staf redaksi koran dimana puisinya sering dimuat.
Dengan kegigihannya untuk mendapatkan informasi, akhirnya Syahda menemukan Pak Akso yang masih berbaring di rumah sakit.

Disinilah Syahda terkejut dan tahu siapa sebenarnya penyair yang dia dambakan selama ini.
Pak Akso pada awalnya menyangkal, tapi Syahda dengan jujur mengakui perasaan cinta itu. Akhirnya Pak Akso mengakui perasaannya yang sebenarnya dan langsung disambut oleh Syahda dengan sukacita.

Pak Akso mulai sehat dan kembali mengajar. Di sekolah mereka berdua merahasiakan hubungannya. Walaupun dirahasiakan, di kelas tak dapat disangkal perhatian Pak Akso terhadap Syahda memang sedikit lebih dibandingkan perhatiannya terhadap siswa-siswa lainnya. Syahda juga kelihatan senang atas perhatian sang guru ini. Syahda lebih sering terlihat bersama Pak Akso untuk belajar membuat puisi dan mengkajinya. Siswa lainnya sudah mulai tahu dengan perkembangan ini. Banyak cowok di kelas itu mulai tidak suka pada Pak Akso.

Arjun yang ternyata masih menyimpan rasa kepada Syahda mulai terbakar api cemburu dan mulai memupuk dendam pada Pak Akso.

BABAK – 3
KLIMAKS
Arjun dan kelompoknya merencanakan plot licik untuk mencelakakan Pak Akso. Beberapa kali rencana dilaksanakan, dari mengendorkan baut-baut di motor Pak Akso agar terjadi kecelakaan tapi Alhamdulilah masih selamat sampai menyebarkan fitnah yang keji bahwa Pak Akso bisa diterima jadi guru di sekolah itu karena menyogok sejumlah uang, dan sampai sekarangpun sogokannya itu belum lunas dengan memotong sebagian dari gajinya. Walaupun dianiaya oleh muridnya sendiri, namun Pak Akso tetap bersabar, karena dia tahu Arjun adalah anak Pak Tirto Sambudi, orang berpengaruh di Yayasan tempat dia bekerja.

Suatu ketika, kejahatan Arjun sudah kelewat batas. Selagi belajar di kelas, Arjun membuat ulah yang memancing kemarahan Pak Akso. Pak Akso menegurnya dengan sopan, tapi Arjun malah menantang dengan menyebutnya “anak desa penggembala kerbau yang sok belagu”. Pak Akso khilaf dari kesabarannya dan memegang Arjun, sehingga hampirlah terjadi perkelahian diantara mereka, tapi sempat dipisahkan oleh murid-murid lainnya.

Dendam Arjun tidak cukup sampai disitu saja. Sewaktu Pak Akso pulang dari sekolah melewati sebuah gang, tiba-tiba Pak Akso dihadang oleh 4 orang pemuda berandalan, suruhannya Arjun dan disanalah Pak Akso dihajar habis-habisan. Pak Akso babak belur dan biru lebam, untung saja sempat dibantu oleh penduduk setempat dan dibawa ke rumah sakit.

Malang benar nasib Pak Akso, sudah jatuh ditimpa tangga pula. Pak Akso dipecat oleh Kepala Sekolah atas perintah pemilik Yayasan, dengan alasan mengajak muridnya sendiri berkelahi. Ini jelas dari usahanya Arjun yang menghasut orang tuanya dan rekan-rekan orang tuanya untuk “menghabisi” Pak Akso.
Orang tuanya Syahda juga dipanggil, diberitahu bahwa anak gadisnya selama ini ada hubungan rahasia dengan guru yang baru dipecat itu. Orang tua Syahda memperingatkan anaknya jangan lagi berhubungan dengan guru itu.

ANTIKLIMAKS
Kedua orang tuanya di desa sedih dan pergi ke kota menjenguk Pak Akso. Karena sudah dipecat, dan tidak ada kerja lagi, Pak Akso memenuhi keinginan orang tuanya untuk kembali ke desa untuk memulihkan fisik dan mentalnya yang mulai rapuh. Syahda sedih sepeninggal Pak Akso ke desa, tapi dia juga tidak berani menentang kehendak orang tuanya. Singkat cerita kelulusan sekolah sudah sampai. Syahda tetap menolak ajakan untuk kembali yang ditawarkan Arjun Hatinya sudah tertutup bagi Arjun.

Syahda akan dikirim oleh orang tuanya untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri. Sebelum berangkat, Syahda sempat menyurati Pak Akso di desa. Dalam suratnya, Syahda minta doanya Pak Akso, agar cita-citanya berhasil dan dia juga mendoakan Pak Akso agar tabah dan suatu ketika semoga apa yang mereka cita-citakan dikabulkan Yang Maha Kuasa Kalau memang jodoh, kita akan bisa bertemu lagi, katanya. Pak Akso sedih namun rela melepaskan dan mendoakan Gerimis nan Indah ini untuk membasahi bumi lainnya yang kekeringan.

HAPPY ENDING

————————— 4 Tahun Kemudian (TAHUN 2007) ——————-
Pada bulan Agustus, angin muson (monsoon) yang membawa uap-uap air dari Samudera Hindia sering menyebabkan hujan di sebagian besar semenanjung India. Begitu juga saat ini, gerimis mulai membasahi lahan di kampus Delhi University. Pak Akso, sekarang 31 tahun, baru satu bulan menginjakkan kaki di kampus ini berkat beasiswa S2 yang berhasil diraihnya. Dia yang dua tahun lalu diangkat menjadi Dosen PNS, sekarang melanjutkan kuliahnya pada Post Graduate di Department of Linguistics, Delhi University, New Delhi, India. Pak Akso berlari-lari kecil menuju gedung perpustakaan agar gerimis tidak terlanjur membasahi dirinya. Karena berlari tergesa-gesa dan pandangannya menunduk ke bawah, tanpa sengaja dia menabrak seorang mahasiswi yang mengenakan payung. Berhamburanlah buku-buku dan tas yang semula berada dalam pegangan mahasiswi itu dan sekarang basah karena jatuh ke aspal yang telah diguyur hujan. Mahasiswi itu mengenakan salwar kameez, seperangkat pakaian tradisional yang biasa di kenakan oleh wanita dan pria di Asia Selatan. Tapi yang sedikit unik, mahasiswi ini juga mengenakan jilbab, dengan lehernya dilingkari dupatta, selendang panjang.

Pak Akso gelagapan dan merasa bersalah, dan segera mengumpulkan kembali buku-buku yang berjatuhan itu seraya sambil minta maaf. Tapi ketika melihat wajah mahasiswi itu, Pak Akso bergeming, dia terpesona bercampur terkejut. Wajah mahasiswi yang berlumuran bulir rinai gerimis itu sangat cantik, lebih dari itu wajah ini membawanya kembali pada kenangan 4 tahun lalu semasa dia menjadi guru SMA di tanah air. Begitu juga halnya Syahda, dia juga terkejut, tidak menyangka bisa ketemu lagi dengan mantan gurunya yang pernah dikasihinya dulu. Syahda (saat ini umur 21 tahun) sedang menyelesaikan tugas akhirnya pada program S1 di jurusan Linguistik, yaitu jurusan yang sama diambil oleh Pak Akso. Dalam keheningan sekejap itu, Pak Akso sempat berucap syukur, gerimis nan indah itu telah turun lagi untuk membasahi jiwanya yang mulai semangat kembali. Mereka membiarkan untuk sementara waktu air hujan membasahi tubuh mereka, sebelum akhirnya mereka berdua masuk ke gedung perpustakaan untuk mulai lagi merajut kisah yang baru.

——– SELESAI ———

IV. Storyline: Sinopsis 3 babak diurai menjadi detil adegan.
Contoh :

BABAK 1

1. Di sebuah sekolah di Jakarta. Pagi itu para murid kelihatan mulai dengan aktititasnya sehari-hari; Ada yang berangkat secara sendiri-sendiri atau rombongan. Tiba-tiba Arjun beserta ganknya, datang dengan mobil yang soundsystemnya digeber keras-keras seolah-olah dia mau memamerkan apa yang dia punya. Selain Arjun ada Joni yang playboy, Bocel si tukang pukul, dan juga Robi yang cuma pinter dalam teori cinta tapi terus ngejomblo. Arjun adalah putera tunggak ketua yayasan sekolah. Ekspresi bermacam-macam dari penghuni sekolah terhadap Arjun ada yang cuek,sinis bahkan simpati. Termasuk kelompok remaja putri yang dikomandani Tari Ogut (nama beken dari Tari Wulandari karena ada nama murid yang hampir sama dengannya yakni Tari Sukmaningsih). Gang Tari terdiri dari Tari, Lina “Oneng” Nurlina, dan Setyowati si Jawir. (Ada potensi komedi).

2. Bel berbunyi. Saatnya murid masuk ke kelas masing-masing. Kelas 3c nampak ramai karena guru belum datang. Penghuni kelas saling bergosip ria. Sedikit terlambat Pak Vandi masuk ke kelas. Suasana kelas hening, seperti biasa karena wajahnya yang ganteng mirip seperti aktor India membuat para cewek saling kasak-kusuk bersimpati dan yang sering dilakukan mereka adalah kirim sms ke Hp diantara mereka. (Kejadian ini tahun 2003. Belum semua siswa punya hape).

3. Bu Rukmi (45 tahun, ibu 2 anak, guru BP) mengetuk pintu kelas. Pak Vandi keluar kelas dan sebentar tertegun melihat Syahda, seorang cewek mempesona yang mobilnya berhenti di kios majalah seberang tempat kostnya, ia melihatnya saat mau berangkat ke sekolah. Akhirnya Pak Vandi memperkenalkan Syahda, kelas riuh dengan celotehan para cowok. Pak Vandipun turut tertarik mengingat iapun masih jomblo.

4. Ada bangku kosong dibelakang. Sebelum Pak Vandi menata duduk Syahda maka secepat kilat Arjun yang duduk ditengah mengusir Joni yang duduk disebelahnya untuk pindah kebelakang. Hati Arjunpun berbunga-bunga saat itu karena Syahda duduk berdampingan dengannya. PDKT dan rayuan maut mulai ditebar oleh si Arjun. (Ada potensi Komedi).

5. Saat menonton basket, Syahda bertanya2 tentang pak Vandi ke Tari Ogut. Disini diceritakan tentang nama pak Vandi. Namanya sebetulnya Irvandi dst. Karena kurang umum, ada yang manggil Irvan, Vandi, Wandi, atau nama tengahnya Budi. Di sekolah, murid2 memanggilnya Pak Vandi. (Catatan: ini tabungan informasi untuk adegan2 berikutnya). Pak Vandi memang salah satu guru idola. Arjun yang tengah bermain, sadar dari gerak mata Shahda bahwa gadis itu agak tertarik pada Pak Vandi. Arjun lalu memamerkan unjuk kebolehannya di pertandingan Basket. Sorak-sorai mendukungnya. Diam-diam Syahda tertarik juga akan diri Arjun. Tari Ogut mengajak Syahda masuk dalam kelompoknya.

6. Arjun yang mengejar Syahda menemuinya di kios majalah. Saat itu Arjun beralasan mau membeli majalah yang membahas mobil dan tetebengeknya maklum ia lagi gandrung untuk mempercantik mobilnya. Dalam obrolan itu Arjun baru mengetahui bahwa Syahda ternyata penikmat puisi. (Catatan: Syahda itu tipe Melankolik; Di scene ini ada informasi bahwa salah satu dari beberpa penulis puisi pujaannya adalah Pulungsari).

7. Malamnya, di tempat kost, orangtua Vandi di daerah menelpon macam2 dan mulai menyinggung soal jodoh tapi Vandi mengelak. Begitu telpon ditutup, ada lagi telpon dari Pak Jo dari koran Rakyat Pos yang menanyai kapan lagi ia bisa mengirim puisi. Vandi dengan Pak Jo sudah amat akrab dan Vandi sering dipanggil Budi, nama tengahnya, dengan alasan nama Vandi amat tidak umum. Saat duduk di depan laptop bututnya, ia teringat Syahda dan mulai menulis puisi tentang Syahda yaitu Gerimis Nan Indah/GNI. (Disini ada informasi bahwa untuk menambah penghasilan Pak Vandi sering buat puisi, artikel, cerpen dan opini untuk dikirim ke majalah & surat kabar. Hasil honor ia kumpulkan akhirnya kesampaian juga untuk membeli motor kreditan).

8. Beberapa hari berikutnya, Minggu. Syahda mau membeli majalah lagi tetapi stok habis. Iseng-iseng Syahda baca-baca koran yang ada disitu. Tak sengaja dia baca kolom puisi dan disitu ia menemukan puisi Gerimis Nan Indah kiriman dari Pulungsari.

9. Syahda yang tertarik puisi dari Pulungsari lalu mengoleksi puisi itu dengan membuat klipping di bukunya. Arjun yang datang dan ‘dicuekin’ karena kesibukan itu lantas pulang.

10. Arjun minta bantuan Joni si playboy untuk membuat puisi untuknya. Tapi walaupun sudah dibelikan minuman berenergi dan macam-macam cemilan, puisinya tetap jelek. Dalam keadaan terdesak Arjun bilang bahwa yang pinter nulis sebetulnya adalah Robi. Robi lantas ditelpon. Sebetulnya Robi malas. Tapi karena diancam, ia lantas menyanggupi. Tidak perlu diuraikan proses pembuatan puisi oleh Robi. (Ada potensi komedi).

11. Dasar Syahda yang lagi kasmaran dengan puisi cinta akhirnya kepincut juga sama Arjun. Ada respon sedikit di manfaatkan oleh Arjun untuk ‘nembak’ dan mengumumkan bahwa Syahda adalah pacarnya. Padahal Syahda baru sampai pada taraf tertarik saja pada Arjun.

12. Syahda minta tolong Mak Yem, pembantunya untuk menelpon penerbit Rakyat Pos. Sementara itu ia dapat kabar dari Tari Ogut tentang ulah Arjun yang ketahuan mabuk di kantin sekolah. Tak lama Mak Yem bisa tersambung dengan Pak Jo sebelum kemudian menyambungkan lagi dengan Syahda. (Ada potensi Komedi).

13. Vandi mendapat email dari Syahda yang mengaku bernama Ririn yang sangat tertarik dengan puisinya dan ingin belajar tentang cara membuatnya. Vandi tak keberatan.

BABAK 2
14. Syahda penasaran karena Pulungsari tidak pernah lagi terlihat karya-karyanya. Kiriman emailpun tidak ada lagi. Padahal Syahda sudah berkali-kali menanyakan melalui alamat email tersebut. Ia lalu menelpon Pak Jo lagi dan dengan setengah memaksa lantas mendapatkan nomor telpon dan alamat kost Pulungsari.

15. Saat di kantin Arjun datang menghampiri Syahda untuk minta maaf atas kejadian mabuk-mabukan. Ia memberikan surat yang didalamnya juga ada puisi (pesan ke Joni). Syahda cuek & dingin aja menerima surat itu, hatinya sudah tak bergairah karena ia masih kepikiran Pulungsari. (Catatan: di bagian ini ada informasi bahwa Pak Vandi sakit dan Syahda sama sekali tidak menduga bahwa Pak Vandi adalah Pulungsari).

16. Dari Pak Jubir (pemilik kos) akhirnya Syahda tahu kalau Budi ditempat tinggalnya Pak Vandi Sambudi lebih dikenal dengan nama panggilan Pak Budi) sedang sakit typus dan opname dirumah sakit yang kebetulan jaraknya hanya 100 meter dari situ. Karena tanggung, Syahda memutuskan mengunjungi di RS. Apalagi saat itu jam besuk hanya tinggal setengah jam lagi.

17. Alangkat kagetnya Syahda saat ketemu Pak Vandi. Dia hampir tak percaya dan tersipu malu kala mengetahui bahwa Pulungsari adalah Pak Vandi. Karena setiap kontak ia selalu mencurahkan isi hatinya dan ternyata dia adalah gurunya sendiri yang banyak menjadi idola di kelas.

18. Di kunjungan2 berikut, saat datang sendiri akhirnya Syahda mengakui mengagumi sekaligus ada benih cinta dihatinya. Awalnya Pak Vandi mengelak mengungkapkan perasaaan hatinya apalagi Syahda adalah anak didiknya sendiri. Tentunya tak patut untuk menjalin cinta amtara guru dan murid. Namun akhirnya kekukuhannya jebol ia mengakui Syahda ada dihatinya sejak awal perkenalan dikelas.

19. Beberapa hari kemudian kabar kedekatan Pak Vandi dengan Syahda sampai ke telinga Arjun. Ia mulai gerah dengan sikap Syahda. Saat mengkonfirmasi ke Syahda, gadis itu tersinggung karena walaupun ia dnegan Pak Vandi hanya berteman, menurutnya Arjun tidak berhak ikut campur. Lagipula memang tidak ada hubungan istimewa antara Syahda dengan Arjun. Arjun pulang ke rumah dengan perasaan dendam pada gurunya.

20.Arjun menceritakan kekesalannya terhadap Pak Vandi pada kelompoknya. Selain sudah membujuk orangtuanya yang ketua yayasan sekolah, ia juga minta bantuan kepada Robi, Joni dan khususnya Bocel dan kelompoknya untuk merancang strategi (teror fisik dan mental) untuk menjahili Pak Vandi. Layaknya partai politik yang ingin memenangkan calonnya mereka merancang beberapa sekenario untuk menjatuhkan Pak Vandi agar tidak kerasan lagi mengajar di sekolah tersebut. (Ada potensi komedi).

21. Arjun menempelkan selebaran di kantin untuk memfitnah Pak Vandi. Hal itu ketahuan Bu Marni tapi menyadari bahwa Arjun adalah anak ketua yayasan sekolah, ia hanya curhat pada Pak Vandi. (Catatan: ada informasi bahwa Vandi tengah mencari beasiswa belajar ke LN. India adalah salah satu pilihannya)

22.Syahda masih begitu asyiknya mencari inspirasi untuk membuat puisi yang romantis. Hawa cinta yang menggebu dan keyakinannya akan sosok pribadi Pak Vandi tak membuatnya terpengaruh akan isu-isu yang beredar meski awalnya hatinya sempat galau.

23.Orang tua Syahda mendapat surat kaleng yang dilampiri foto hasil jepretan kamera milik Arjun yang menyebutkan terjalinnya hubungan percintaan antara Syahda dan Pak Vandi. Mak Yem yang menemukan surat itu pertamakali. Syahda kemudian diinterogasi. (Ada potensi komedi ketika Mak Yem ikut menginterogasi).

24.Teror mental. Di kelas Arjun dan kelompoknya mulai acuh dan berulah saat mata pelajaran Pak Vandi. Ulah Arjun mendapat teguran dari Pak Vandi namun tak digubris. Ledekan dan kata-kata Arjun membuat Pak Vandi naik pitam dan tanpa sadar emosinya muncul menantang duel secara jantan.

25.Teror fisik direncanakan. Bocel dan kelompoknya siap menghadang Pak Vandi sewaktu perjalanan pulang dari sekolah tapi Robi mendadak kebelet. Begitu sudah beres, mendadak ketua mereka (Bocel) tiba-tiba sakit gigi. Rencana kemudian digagalkan karena momentumnya sudah terlewat. (Ada pontensi komedi).

26.Perilaku dan ucapan dikelas terhadap Arjun masuk laporan ke Kepala Sekolah, diadakan Arjun rapat guru atas desakan orang yang berpengaruh (Bapaknya Arjun). (Catatan: Hasil rapat dirahasiakan pada pembaca).

27. Syahda yang akrab dengan Mbak Yem, menunjukkan puisi pertama bikinannya yang ia buat atas saran2 Pak Vandi yang ditulis tangan di atas kertas pink dengan tekstur khusus. Menurut Mak Yem, puisinya cukup bagus. Syahda senang dan akan menyerahkan pada Pak Vandi di pertemuan pertama. (Ada pontensi humor).

28. Pertemuan Pak Vandi dengan Syahda. Syahda yang sudah sangat jatuh cinta meminta ijin agar diluar sekolah ia memanggil nama Vandi tanpa embel2 ‘pak’ layaknya seorang kekasih. Pak Vandi tidak menanggapi. Melihat raut wajah murungnya, Syahda penasaran dan akhirnya mendapat info bahwa Pak Vandi dikeluarkan dari sekolah. Pak Vandi yang tahu bahwa Syahda mencintainya buru2 menyergah ketika Syahda akan mengutarakan isi hatinya. Alasannya: ia terlanjur akan belajar ke LN karena mendapatkan beasiswa. Syahda sedih dan terjadi perpisahan di antara mereka berdua. Saat Arjun menegur, Syahda malah menatap dengan benci. Saat itu Arjun tahu bahwa cintanya pada Syahda telah sepenuhnya ditolak.

BABAK 3
29. Empat tahun berlalu. Di pertengahan tahun 2007(?), terlihat di kantin sebuah kampus Joko sedang ngobrol. Mereka berdua telah berada di India. Sendau gurau berkisar pada para mahasiswi yang lalu lalang didepan mereka. Lagi-lagi ada telpon dari orangtua Vandi yang menanyakan kapan ia mendapatkan pasangan hidup. Vandi sampai hafal kata2 nasihatnya seperti “bapak-ibumu kan sudah tua. Kami ingin segera meminang cucu.” (Catatan: ada informasi bahwa Vandi segera mengakhiri kuliahnya dan akan kembali ke Indonesia esok lusa).

30. Jasmine (mahasiswa asal Indonesia yang sekampus,manis,cerdas,supel) menemui Pak Vandi di perpustakaan. (Catatan: berikan latar-belakang gadis India). Jasmine sendiri yang menurut pantauan dan perasaanya ada perhatian lebih padanya.

31. Di pesawat ke Jakarta, saat melihat seorang gadis Indonesia, Akso teringat Syahda. Ia membuka dompetnya dan mengelurkan lipatan kertas buram dan membaca puisi yang gadis itu pernah buatkan untuknya.

32. Hari sudah malam saat Vandi tiba di bandara Jakarta. Di saat yang nyaris bersamaan ternyata ada pesawat dari Singapore yang tiba. Saat menunggu koper di ban berjalan, Vandi menelpon Joko. (Ada pontensi komedi disini). Ia juga menceritakan bahwa ia membaca puisi Syahda. Menurut Joko, jika Syahda itu soulmate, Vandi akan bertemu lagi dengannya dalam suatu cara yang tidak disangka-sangka.

33. Koper Vandi ternyata koper yang terakhir didapatkan penumpang pesawat. Hari makin larut. Karena faktor kehati-hatian, Vandi tidak sembarangan memilih taksi untuk mengantarnya ke losmen sebelum melanjutkan pulang ke daerah asal besok paginya. Taksi pilihannya ternyata hanya tinggal satu. Saat ia akan memakai taksi itu, ia berebutan dengan seorang gadis. Ia kaget saat mengetahui bahwa gadis itu adalah Syahda yang baru saja mengikuti pelatihan sebagai management trainee di Singapore. Mereka kikuk. Tak ada pilihan lain, mereka lantas naik taksi yang sama menuju Jakarta.

34. Di taksi, mereka tidak banyak bicara. Vandi tiba duluan di tempat tujuan. Saat hendak membayar ongkos secara sebagian dari dompetnya terjatuh kertas warna pink dengan tekstur/pola khusus. Syahda mengenalinya sebagai kertas puisi buatannya. Syahda diluar dugaan mengeluarkan selembar kertas kecil lain dari dompetnya. Ternyata itu adalah klipping puisi Gerimis Nan Indah. Karena masih jomblo, Syahda menguatkan diri dan menyatakan isi hatinya. Vandi ternyata terdiam dan ini membuat Syahda kuatir apakah Vandi sudah berkeluarga atau belum. Tak lama, hape Vandi berbunyi. Ternyata itu adalah telpon dari keluarganya. Saat mereka bertanya lagi pertanyaan yang itu-itu juga, Vandi sengaja menghidupkan speaker phone agar didengar oleh Syahda. Ketika mereka mengulang pertanyaan, Vandi menjawab bahwa ia sudah memiliki seorang calon pendamping hidup yang saat itu tengah ada bersama-sama dirinya.

TAMAT
V. DRAFT AWAL
VI. DRAFT AKHIR
Untuk dua contoh di atas tentu tidak dapat diuraikan disini karena sudah merupakan satu kesatuan novel secara utuh. Yang jelas, Draft Awal adalah naskah dimana Storyline 3 babak diuraikan tiap scene atau adegan. Draft Akhir adalah untuk proses Aging/pendiaman, termasuk memperhalus kata-kata.

TIPS:
Dalam membuat novel ada begitu banyak hal yang perlu diperhatikan. Beberapa di antaranya:
1. Perombakan nama tokoh, tempat, serta lokasi kejadian, dan bahkan struktur cerita, masih diperbolehkan hingga tahap pembuatan storyline. Setelah memasuki draft awal, semua itu ditabukan.
2. Momok paling menentukan adalah kebuntuan. Deadlock. Tapi selama semangat menulis tetap membara dan selalu berdoa minta kepinteran sama Yang Maha Kuasa, percayalah, deadlock hanyalah kerikil kecil yang dengan mudah kita cemplungin ke got.
3. Metode pembuatan sinopsis 3 babak bukan metode baku. Penulis bisa membuat dengan format lain. Kendati demikian, sinopsis 3 babak merupakan pola yang paling banyak dipakai dalam pembuatan sebuah cerita berdurasi panjang.
4. Hindari tokoh atau kejadian yang mendadak muncul di tengah cerita dan akibat berdampak bahwa kemunculannya ‘maksain.’ Jika hal itu mau dilakukan, perlu ada ‘tabungan informasi’ di awal cerita.
5. Hati-hati dengan pemberian nama tokoh. Kemunculan tokoh (bukan tokoh utama) yang diberi nama, harus punya tujuan. Entah dengan cara akan muncul lagi di bagian berikut, atau akan memberi unsur kejutan bagi pembaca. Nama tokoh yang terlalu banyak akan membuat pembaca dibingungkan.

Selamat mencoba!

'Hidup tanpa cita-cita adalah mati dan cita-cita tanpa usaha adalah mimpi.'
mari bersama menggapai cita-cita setinggi-tingginya.

Minggu, 18 September 2011

Mau kirim cerpen, opini, atau resensi buku?

Mau kirim cerpen, opini, atau resensi buku?

Ada banyak kesempatan untuk menulis di media sebagai salah satu ajang aktualisasi dan apresiasi di dunia menulis. Hampir semua media menyediakan rubrik untuk public. Yang paling umum adalah rubric opini (bisa dengan nama lain untuk sejumlah media), cerpen, puisi dan sebagainya.

Berikut nama media, nama rubric, alamat email dan perkiraan jumlah honor (dikompilasi dari sejumlah sumber) :

Kompas: opini@kompas.co.id
Kompas termasuk media yang memiliki begitu banyak rubric untuk masyarakat. Selain opini, ada rubric lain yang bisa dicoba seperti Teroka dan Teropong. Bedanya, jika rubric opini muncul setiap hari, rubric-rubrik lain ada yang tiap satu atau dua minggu. Honor di Kompas konon rata-rata di atas satu juta.

Jawa Pos (www.jawapos.com)
Ada beberapa rubric yang bisa dicoba: “opini”, “ruang putih”, “di balik buku”, “cerpen”, “puisi” dsb..
Alamat email : opini@jawapos.co.id, sebutkan rubric yang dituju pada subyek email.
Honor opini sekitar Rp 750.000. Untuk Kolom Esai Budaya, Cerpen, Resensi Buku dan Dibalik Buku: ariemetro@yahoo.com. (Untuk resensi buku, bisa dikirim yang panjang tulisannya sampai 800 kata)

Seputar Indonesia (www.seputar-indonesia.com)
Alamat : redaksi@seputar-indonesia.com. Ada Opini (muncul setiap hari), Kolom Budaya, Resensi, Puisi, Cerpen (ada di hari Minggu saja). Tinggal kita tulis aja mau dimuat di kolom apa pada subject email pas kirim tulisan. Honor resensi buku 200 ribu. Opini dan Kolom Budaya 400 ribu, Cerpen 400 ribu.

Lampung Post (www.lampungpost.com):
Untuk Kolom Opini:     redaksi@lampungpost.co.idà ini imel utama
opinilampost@yahoo.co.id
redaksilampost@yahoo.com
Untuk Esai Budaya/Sastra dan Puisi: lampostminggu@yahoo.com, halaman opini@yahoo.com
Honor Opini 200 ribu, Cerpen 200 ribu

Media Indonesia (www.media-indonesia.com):
Untuk Kolom Opini dan Resensi Buku  : redaksi@mediaindonesia.co.id
opinimi@yahoo.com
(Panjang resensi buku maximal 800 kata. Begitu juga dengan Opini. Saat kirim lebih baik semua imel dikirimi.
Honor resensi buku dan Opini 400 ribu. Nama Kolom Resensi Buku-nya: Bedah Pustaka)

Bisnis Indonesia: redaksi@bisnis.co.id
(Biasanya tulisan yang nyerempet soal bisnis dan ekonomi. Honor sekitar 300 ribu)

Pikiran Rakyat (www.pikiran-rakyat.com) (Jawa Barat):
Untuk Kolom Opini: opini@pikiran-rakyat.com à panjang tulisan maximal 6000 karakter dengan spasi honornya 300 ribu. Untuk Esai Sastra, Cerpen dan Puisi: khazanah@pikiran-rakyat.com à ada di hari Sabtu
Untuk Resensi Buku: kampus_pr@yahoo.com ada cuma hari kamis (panjang tulisan 4000 karakter dengan spasi. Honornya 200 ribu.)

Koran Tempo (www.korantempo.com):
Untuk Kolom Opini: koran@tempo.co.id
Untuk Resensi Buku, Esai Sastra dan Puisi: ktminggu@tempo.co.id
Honor Opininya sekitar 600 ribu. Satu bulan sekali ada Suplemen Ruang Baca, kalo dimuat honornya 500 ribu. Resensi buku honor 400 ribu.

Republika (www.republika.co.id): sekretariat@republika.co.id à ini buat Kolom Opini.
Kalo kirim cerpen dan puisi, selain kirim ke imel itu, kirim juga ke: ahmadun21@yahoo.com

Suara Karya (www.suarakarya-online.com): redaksisk@yahoo.com
Ada Kolom Opini. Cerpen dan Puisi hari Sabtu. Honor Opini 150 ribu

Suara Pembaruan (www.suarapembaruan.com): koransp@suarapembaruan.com
semua jenis tulisan dikirim ke imel itu. Ada Kolom Opini, Resensi Buku, Puisi dan Cerpen

Koran Jakarta (www.koran-jakarta.com) : redaksi@koran-jakarta.com
(Setiap hari ada Kolom Opini (namanya Gagasan) dan resensi buku (Perada). Honor 400 ribu untuk Opini, Resensi buku 280 ribu. Kalau mau dimuat, biasanya ditelfon terlebih dahulu.

Suara Merdeka (www.suaramerdeka.com): naskah@suaramerdeka.info dan wacana@gmail.com.
Ini koran Jawa Tengah, InsyaAllah bisa dicoba oleh penulis lain dari luar daerah.

Catatan Tambahan :

1.      Untuk Rubrik Opini, secara umum tulisan berkisar 700-850 kata.
2.      Tulisan bisa dimuat satu hari setelah kirim, satu minggu, dua minggu atau bahkan dua bulan setelah kirim, umumnya juga tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
3.      Selain actual, kenali karakter media dengan sering mengunjungi webnya masing-masing.

Selamat mencoba dan berkarya…..

Source : http://regional.kompasiana.com/2011/02/21/inilah-tempat-penulis-menghasilkan-uang/

Kamis, 15 September 2011

Mau dieeett?? Coba aja cara ini.. Hihi..



Mau dieeett?? Coba aja cara ini.. Hihi..


“Perut adalah kolam tubuh yang dengannya urat-urat darah terhubung. Jika perut sakit, maka urat-urat darah tidak dapat bekerja dengan baik”
(Al Harist Bin Khaladah)

----oOo---

Just share yaa? Hehe.. Boleh gak? :P , ini soal pengalaman tiga tahun lalu di atas Kereta Kaligung saat akan berangkat ke Semarang. Heuheu.. pengalaman yang ‘unik’ bagi saya… ^^

Duduk berdampingan dengan seorang ibu, beserta putrinya, dan di depan saya persis, duduk seorang perempuan paruh baya (kalo dilihat dari .umurnya sih sekitar 30-an deh.. :D ) Saat kereta akan melaju, Si perempuan paruh baya tadi pun membuka pembicaraan antara kami berempat.:D

Ia pun kemudian bercerita ttg pengalamannya pertama kali memakai kawat gigi. Hehe.. begini critanya, ^^

Suatu kali, ia pergi ke dokter gigi, dan setelah diperiksa sana-periksa sini, maka disarankanlah ia  untuk menggunakan kawat gigi yang harganya sekitar 5-8 jutaan. Kalau menggunakan kawat gigi yang transparan (jadi gak keliatan pake kawat gigi itu), harganya bisa sampai 15 juta. Tujuan utama, tentu saja untuk meratakan gigi yang ‘keluar dari jalurnya’. Itu menurut analisis sang dokter.

Upst!

Ternyata, setelah pemasangan yang dilakukan sekitar sejam kemudian, efeknya langsung berasa!

Kalau mau dibayangkan, ogah deh.. ternyata, sakitttt euy pake kawat gigi itu. Karena  ternyata eh ternyataaaa….efek pertama yang terjadi saat dipasangkan kawat tsb adalah si perempuan paruh baya itu (yang kalo boleh dibilang, seumuran deh sama bulikku…:P) merasakan ngilu yang amat-sangat-super-duper-bener2 sakittt bangggeeett! *lebay

Tau kan, kalo dipasang kawat gigi itu, sama artinya dengan memasangkan barang asing ke dalam tubuh? Jadi, urat2 syaraf di pipi itu, seperti sengaja ditarik ke belakang, untuk membentuk kontur gigi yang baru. Dan akibat dari tarikan yang disengaja itu, ia pun mengalami susah makan. Hm, kalo dipaksa makan, sama aja rasanya gak jauh beda dengan sakit sariawan atau sakit gigi, ngilu yang periih. (Hehe.. dah 2 hari ini aku juga perih makannya gara2 sariawan blom sembuh jg :D)

Jadi hasilnya, selama seminggu pertama, berat badannya pun berkurang drastis, sebanyak 2 kg.

Whaaaa…Penurunan yang OKs banget gak tuh? ;D  Kata si perempuan paruh baya tadi, “Yaaa… itung2 diet, mbak? Tapi saya sudah kurus masa suruh kurus lagi ya?” Hihi….:P

Jadi, nih… menurut itung2anku, kalo si pengguna kawat gigi butuh waktu sekitar 1 bulan untuk membiasakan dirinya menggunakan kawat gigi, so, diitung2 berat si pasien, bisa turun sekitar, 4 minggu x 2 kg = 8 kg dong? :P Asik bener daaah, buat yang pengen langsung langsing… Hehe…^^

Walaupun saya tahu, bahwa diet semacam itu memang tidak disengaja, karena efek salah satu pengobatan, namun saat mengingat kata-kata perempuan paruh baya tadi ttg diet, saya jadi teringat ttg bab diet ala Rasulullah di buku Prophetic Medicine (Pengobatan ala Nabi) karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran saya saat itu adalah benarkah diet seperti itu tidak berdampak buruk untuk tubuh? Lalu bagaimana kaidah diet yang baik dan benar menurut ilmu kesehatan?

Dan, jawaban dari pertanyaan saya, terjawab sudah dibuku tsb. Disana dipaparkan gambaran tentang kaidah diet yang sebenarnya, walau mungkin, menurut saya belum sampai tata laksana diet yang detail. (kalo pengin tau, coba aja nanya anak Gizi atau Kedokteran, pasti tau ttg tata laksana diet yang baik gmn.. ^^)

Dalam buku tsb, dipaparkan bahwa menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah, tujuan pengobatan ada dua macam, yaitu untuk diet dan untuk menjaga kesehatan. Diet sendiri bertujuan untuk membuang zat-zat yang merugikan dan sampah2 tubuh. Ada dua tujuan diet yaitu: untuk perlindungan dari unsur-unsur yang bisa menimbulkan penyakit, dan menghindari unsur-unsur yang dapat memperparah penyakit (agar tidak makin menyebar penyakitnya).

Menurut Al Harits bin Kaladah, seorang dokter berdarah Arab, diet adalah obat utama, sedangkan perut adalah sarang penyakit, maka berikanlah tata laksana diet yang baik kepada masing-masing orang menurut kebiasaan makan dan obatnya.

 “Perut adalah kolam tubuh yang dengannya urat-urat darah terhubung. Jika perut sakit, maka urat-urat darah tidak dapat bekerja dengan baik”
(Al Harist Bin Khaladah)

Misalnya saja, larangan bagi sahabat Ali saat ingin memakan kurma di saat sakit. Ia tidak diperbolehkan memakan kurma, karena kurma dapat menambah beban bagi perut ketika tubuh sedang melawan penyakit dan menghilangkan efek-efek racun dalam tubuh.

Maka dari itu, jika kurma dianggap kurang bisa dicerna oleh tubuh, ia bisa diganti dengan jenis makanan terbaik bagi pasien dalam proses penyembuhan dan orang yang perutnya lemah yaitu gandum dan lobak. Jika di masa sekarang, makanan yang baik dikonsumsi adalah makanan lunak, semisal bubur lunak. Ini bisa digunakan untuk orang-orang yang terkena penyakit tipus, DBD, dsb. Karena teksturnya lembut dan mudah dicerna tubuh.

Contoh untuk diet yang bertujuan untuk menghindari unsur-unsur yang dapat memperparah penyakit, misalnya, saat seorang muslim akan menggunakan air dalam bersuci saat ia sakit, ada ‘dispensasi’ khusus untuknya yaitu, ia bisa mengganti penggunaan air dengan tayamum. Tujuannya adalah untuk menghindari air karena mungkin merugikannya.

Dalam hal ini, diet yang paling baik adalah diet yang dilakukan oleh orang yang baru sembuh dari sakit. Hal ini karena kekuatan dan kesehatan organ-organ tubuh belum normal, maka proses pencernaan  tidak seefisien biasanya, dan organ tubuh pun masih mudah terkena penyakit.

Tak lupa, yang perlu diperhatikan oleh orang yang pernah sakit parah adalah perlunya menghilangkan kebiasaan makan tidak sehat (biasanya disesuaikan dengan pantangan dari dokter). Jika hal ini dilanggar, maka akan memperparah sakit sebelumnya.

Buah pun tak baik untuk orang baru sakit. Karena buah-buahan menuntut proses pencernaan secara cepat, sedangkan tubuh sedang melawan penyakit  dan tidak cukup kuat untuk memproses makanan berlebihan. 

Jadi kesimpulannya, diet karena efek penyembuhan/pengobatan seperti yang dialami kenalanku itu sebenernya ga masalah, asal tubuh tetap dapat menyerap zat2 yang dibutuhkan. Iya ga? :D  

Eh yaa, ngomong2, jadi pengen deh ke dokter gigi, mau cek gigi 6 bulan sekali.. hihi.. *nglirik dompet*

----oOo---


15092011, 11:01
diambil dari cacatan kecil di diary-ku.. Hehe…Bingung mau nulis apa buat giveaway ini. :D
~Tetap sehat, tetap semangat, supaya kita bisa jalan2 lagee…^^ (PakBondan bgtt!! :D) ~


Tulisan ini diikutsertakan dalam Sayembara Magahaya  yang diadakan oleh Pak Dokter Gigi Gaul (kata pak dokter, info ini ga boleh disebarluasin, haha... lha kok malah diposting yak?? :P 

Hadiahnya ini loooh.. keren kan?? Makanya, ayooo temen2 ikut sayembaranya, hehe  :D 


Kamis, 08 September 2011

Sepenuh Cinta Untuk Sang Ibu



Pagi itu, bukan pagi yang biasa. Karena ada yang hilang…ya, secuil asa dan sepenuh jiwa yang tiba2 terhempas  entah kemana, seperti debu yang ditiup angin. Tak tersisa. Tanpa bekas.

26 Desember 2004 menjadi hari yang takkan pernah aku lupakan, begitu pun bagi seorang laki2 yang sangat berarti dalam hidupku, ya…bagi ayah. Sebuah telepon membuyarkan semua mimpi masa depan. Padahal hari itu, hari minggu. Hari yang bagi sebagian orang seharusnya menjadi hari untuk berekreasi dan bercengkerama bersama keluarga.

Ayah segera terdiam beberapa saat, seusai mengangkat telepon itu. Sejenak, tanpa ekspresi. Namun, suara beratnya segera memecahkan suasana hening di ruang tamu.” Ada kabar penting, “begitu ujarnya. Begitu tenang, namun seperti ada yang tertahan di dalam dada. Ya, sepertinya sebuah palu telah siap diayunkan, dan memecahkan benda apapun dihadapannya. “Nenek meninggal tadi pagi, “ucapnya pelan, “dan siang ini harus segera dimakamkan. Ki, kamu harus membawa adik2mu ke Slawi, nanti kamu pakai angkot saja ya. “ Aku mengangguk pelan, Innalillahi wa innailaihirojiun…

Tiba2 ada pikiran lain yang berkecamuk dalam hati. Ke Slawi pake angkot??  Sendirian?? Pake bawa adik2ku segala?? Kalo ke sekolah sih aku berani ngangkot sendirian, lha ini, ke Slawi?! Glek!! Mana jaraknya lumayan jauh. Butuh sekitar ¾ jam untuk kesana. Disaat itu aku baru tahu, bahwa ayah tak main2. Ini bukan saatnya untuk bermanja2 ria, apalagi untuk tawar menawar soal keputusannya. Aku tahu, sekali ucap, ayah takkan pernah main2. Pantang baginya, seorang yang perfeksionis(menurutku…:p), menjilat kembali ucapannya. Harus!! Itu prinsip hidup ayah yang bagi ibu, sering membuatnya jengkel. (Hehe…walo gitu, tetep aja akur. Aneh ya!! :D)

Aku berangkat ke Slawi, bersama 2 orang adikku. Ilham dititipkan di tetangga dekat. Takut ilham disana rewel, katanya. Sampai di Slawi, aku tak sempat melihat wajah nenek terakhir kali. Alasannya, waktu sudah siang, dan nenek harus segera dimakamkan. Dan memang benar, semua sanak keluarga sudah berkumpul dirumah. Tinggal ke pemakaman.

Di pemakaman, aku tak sempat melihat ayah menangis, ya…mungkin ia sedih, tapi aku tak tahu yang ada di benaknya saat itu, sedihkah, ataukah yang lain. Sebuah beban berat terasa menghimpitnya seketika itu.

Senyumnya yang berwibawa tak terlihat lagi di hari2 berikutnya. Tak hanya sekali aku melihatnya murung, terdiam di kursi sofa ruang tamu berhari2. Sedih melihat ia begitu. Tapi apa yang harus aku lakukan? Bagi ayah, nenek adalah segala2nya, karena ayah anak laki2 kesayangan nenek. Dan yang pasti…, aku takkan pernah tahu rasanya kehilangan seorang ibu. Tak ada air mata yang tertumpah. Tak ada jerit kehilangan, atau isak tangis yang terlontar dari bibirnya. Tak ada. Itu yang sekilas ku lihat. Namun, raut wajahnya masih menampakkan kesedihan yang amat sangat. Boy’s don’t cry!!, mungkin itu jeritnya dalam hati, mencoba bersikap tegar setegar karang di tepi pantai.

Setelah episode sedih itu berlalu, ayah sering ‘mewajibkan’ kami, anak2nya membacakan Surat Yaasin untuk nenek tercinta, dan kakek yang meninggal tahun 1996 selepas shalat magrib. Tak ada yang lain yang ia minta dari kami selain doa untuk ibunda tercinta. Ibunda yang baginya sangat…sangat… dan sangat ia sayangi dibandingkan harta dan benda apapun di dunia ini. Ibunda yang baginya selalu meninggalkan kesan mendalam tentang arti pengorbanan, kesetiaan, kelembutan dan kasih sayang. Ibunda yang rela menghabiskan seumur hidupnya untuk merawat dan mendidik anak2nya, walau tanpa imbalan apapun.

Senja tampak merona di batas cakrawala langit. Magrib hampir menjelang, dan ayah memutuskan untuk membaca yaasin bersama2 sebelum shalat magrib. Saat itu, uyang, adik laki2ku terlambat pulang selepas mengikuti eskul di SMP. Ia pulang dengan wajah kuyu, sambil menuntun sepeda masuk  ke dalam rumah. Ayah segera menyambutnya dengan sedikit tegas. Segera sebuah pertanyaan memberondong adikku. “Habis kemana kamu? Kok gak inget waktu. Eskul ya…eskul. Tapi mbok ya ingat waktu. Masa sampe mau magrib baru pulang. “ Belum sempat jawaban keluar dari mulut adikku, titah paduka raja segera terucap. “Udah,  mandi dulu sana, habis itu…sholat magrib, dan baca yaasin 3x.” Adikku terkaget, tak menyangka hukuman yang akan ayah berikan sedemikian berat. Tilawah yaasin 3x?? Hah?!! Aku tak sanggup membayangkannya. Padahal, Uyang belum makan apapun sejak siang. Hukuman itu sama aja seperti menamatkan hampir 1jus sekaligus. Tilawah tanpa berhenti, apalagi minum. Capek nian mulut ini. :P

Seusai tilawah dan sholat isya,  tanpa sempat makan apapun untuk mengganjal lapar di perutnya, ia masuk ke dalam kamar dan, … segera tertidur dengan sukses. Padahal belum ada lima menit pipinya menempel pada  bantal. Capek kali yaa… Hihihi…

Setengah jam berlalu. Aku masih sibuk menonton Tv. Tiba2 ibu terteriak, “Hei, pak…Uyang kenapa tuh. Kok tiba2 ngigau gitu. Pake baca yasin segala. Tuh kan beneeer, bapak sih salah… Orang anaknya lagi capek juga, bukannya disuruh makan dulu, eh malah suruh tilawah. Yaasin 3x??  Kasian tuh sampe kebawa2 mimpi.” Mendengar itu, aku berlari ke kamar adikku. Haah?? Beneran!! Ngigo sambil baca yaasin? Keren amat yaks!! Wah, hebat tuh taktiknya. Kalo gitu terus tiap hari, bisa hafal Qur’an cepet donk, gurauku. Hehe…

Senyum simpul segera menghiasi wajah ayah. Tak ada gurat kemarahan dalam wajahnya ketika ditegur ibu begitu. Tak ada!! Ah, aku merasa lega. Entahlah…sejak kematian nenek, ayah lebih sering berdiam diri di dalam GUA nya, tak mau diusik oleh siapapun. Kematian nenek adalah trauma terbesar dalam hidupnya. Dan keputusannya untuk menghukum adikku begitu, hanya untuk sekedar mengingatkan, bahwa tak ada yang bisa ia berikan pada ibunda tercinta selain doa dari anak yang sholeh, dan seluruh keluarganya. Hanya itu yang dapat ia berikan, sebagai bekal sang Ibu di alam kubur yang sepi sunyi. Hanya itu… Dan hanya itu pula yang dapat aku berikan untuk kakek dan nenek. Menyebut nama mereka dalam setiap doa2ku.

Namun, bagiku…Aku masih tetap bisa memberikan yang terbaik, berusaha keras menjadi anak yang berbakti. Yah, berusaha memberi yang terbaik untuk ayah ibu tercinta dan seluruh keluarga di rumah. Semoga!! Dan itu bukan sekedar mimpi, karena cinta itu butuh pembuktian. So, buktikan cintamu ILA!! Berikan yang terbaik untuk mereka…OK!!


NB:      Untuk orang2 yang selalu menanti kepulanganku di rumah, Aku mencintaimu Ayah, IBu!! My Litlle Princes, Ilham Bagus Mardiansyah (Sebuah keajaiban untuk Ibu di Akhir Agustus 2003), Yusuf Ardi Nugroho, dan Asri Arining Tyas(adik2ku). Mas Tonny tersayang, dan keluarga…

 Ah, terlalu banyak cinta yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata2…Terimakasih telah meneriaki hidupku dengan semua nada. Sehingga lagu kehidupan itu tak hanya mengalir sendu, tapi juga syahdu, sesekali ceria, namun terkadang juga mengharu biru. Kalian, selalu ada… di hatiku.:D  Kok jadi kayak mau nangis sih? Huu…….dasar Ila!! Aneh!! :P

241206, 20:51 Diketik pake kompi mbaK SaNdi. Thanks yaa…:)