Aku mencintaimu. Masih sama seperti dulu. Mungkin lebih tepatnya rasa itu bernama sayang. Bukan cinta. Karena cinta bisa hilang secepat kilat menyambar. Karena cinta artinya harus memiliki, sedang kamu sudah bukan milikku lagi. Aku tahu saat kamu sekarang duduk di sudut coffee shop di ibukota, saat itu kamu sedang bersama seseorang. Dan orang itu bukan aku. Dia adalah calon istrimu.
Quote of The Day
Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Jumat, 30 Januari 2015
Kamu Obsesi Terindahku
Label:
giveaway

Senin, 26 Januari 2015
Catatan untuk Deadliner
Tahun lalu saya ikutan reading challenge. Lumayan banyak hasil yang dibaca, tapi banyak juga yang belum diresensi dan hanya fast reading. Tahun ini penginnya setiap buku yang dibeli nggak jadi timbunan lagi. Beberapa teman BBI Joglosemar bahkan bikin challenge babat timbunan yang mengharuskan puasa beli buku. Belinya nanti kalo udah baca sekian buku. Cuma kalo saya kayaknya nggak bisa begitu. Heuheu.
Jadilah saya hanya ikutan reading challenge yang lain aja. Daripada ikutan challenge babat timbunan ternyata saya nggak tahan godaan belanja-belinji buku yang udah masuk wishlist atau yang lagi diskon. *ngelirik boxset Enid*
Jadilah saya hanya ikutan reading challenge yang lain aja. Daripada ikutan challenge babat timbunan ternyata saya nggak tahan godaan belanja-belinji buku yang udah masuk wishlist atau yang lagi diskon. *ngelirik boxset Enid*
Label:
curhat,
deadliners,
Reading Challenge

Perihal Keberuntungan
Seorang teman meminta saya menulis tentang
keberuntungan. Saya nggak tau mau nulis apa. Karena itu permintaannya belum
bisa saya penuhi, sampai tadi sore waktu hujan turun, saya inget sesuatu. Saya
mengalami banyak hal yang bisa dibilang beruntung, yang nggak bisa dinilai
dengan uang. Kalau si teman saya itu menganggap bahwa keberuntungan hanya soal
uang atau benda, yang saya rasakan lebih dari sekadar itu. :)
Label:
curhat

Jumat, 09 Januari 2015
First Reader Salah Sasaran
First reader atau pembaca pertama biasa digunakan oleh penerbit untuk menyeleksi apakah konten naskah yang akan diterbitkan sesuai dengan yang diharapkan. Awal tahu tentang first reader ini saya pikir kriterianya agak menyebalkan. Ya, seperti misalnya kenapa harus usia 'segitu', misal untuk buku teenlit harus seusia anak sekolah. Atau yang metropop harus yang memang usianya lajang tapi belum nikah. Meski kamu maniak teenlit pun tidak akan diterima jadi first reader. Dan, ternyata ini bukan hanya sekadar syarat pelengkap. Tapi karena beneran berguna untuk mengetes segmen pasar calon buku yang bakal diterbitkan.
Label:
curhat

Langganan:
Postingan (Atom)