Pages

Selasa, 27 Agustus 2013

Salon Thailand : Antara Peluang dan Tantangan

bahan-bahan spa thailand (sumber : detiktravel)
Pernahkah kamu berkunjung ke Thailand? Jika pernah pasti tahu tentang Pijat Thailand atau yang biasa dikenal dengan Thai Massage merupakan salah satu wisata andalan Thailand. Setelah para wisatawan lelah berkunjung, maka wisatawan bisa mencoba Thai Massage di salon-salon yang ada di kota wisata di Thailand. 


Di Thailand, pijat ala Thai adalah salah satu cabang kedokteran tradisional Thai yang saat ini diakui dan diatur oleh pemerintah, dan secara luas dianggap sebagai disiplin medis yang digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Di sisi lain, pijat ala Thai juga dipraktekkan dan diajarkan oleh sejumlah industri spa dan pariwisata. Untuk merasakan sensasi Thai massage selama 90 menit, kita cukup membayar sekitar 800 Baht atau sekitar Rp 240 ribu di tempat-tempat spa. Namun, ada juga layanan Thai Massage pinggir jalan dengan harga 300 baht selama 60 menit. (sumber : detiktravel)

Pesatnya pergerakan arus ekonomi saat ini membuat kita harus bergerak cepat mempersiapkan tahun 2015 karena AEC akan berlangsung. Tentu membutuhkan persiapan yang matang pula agar ekonomi kita tidak didominasi oleh orang asing. Segala macam produk luar negeri akan dengan mudah dipasarkan di kota-kota di Indonesia. 

Lalu, apa yang akan terjadi jika di sekitar perumahan kita banyak berdiri salon-salon Thailand yang profesional dan mempunyai sertifikat tingkat internasional apakah akan menggeser salon lokal?


Salon Thailand dengan Thai Massagenya memang melegenda dan sudah mendunia. Orang akan dengan mudah mengasumsikan salon ini dengan negara asalnya, maka jika kita ingin melihat peluang, sebenarnya ada banyak peluang yang membuat kita bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Tantangan ekonomi di tahun 2015 nanti mau tidak mau membuat kita harus bersiap dengan serbuan produk dan jasa dari negara-negara Asean. 

Thai Massage di Thailand (sumber)
Salon lokal di dekat rumah saya memang ada, tapi tidak seramai salon-salon di Mall. Karena salon lokal biasanya hanya menyediakan jasa yang tidak terlalu istimewa. Berbeda dengan salon yang sudah profesional semacam Rudi Hadisuwarno yang sudah dikenal masyarakat, salon ini bisa dibanjiri pengunjung di Mall Pasific Tegal sampai antriannya panjang. Saya tahu bahwa masyarakat kita lebih menyukai merk. Karena ketika mereka membeli merk. Merk Seperti milik Rudi atau Martha Tilaar dengan Dewi Sri Spanya adalah salah satunya. Orang kalangan menengah ke atas lebih memilih salon merk tadi, karena mereka membeli kepercayaan, kepuasan atas jasa/produk tersebut, juga atas pelayanan yang berbeda dengan salon tanpa merk. Waktu saya tanya seorang teman di Semarang apakah dia pernah menggunakan salon merk ini di mall, dia jawab pernah. Harga memang mahal, tapi kualitas beda. Rasanya puas banget bisa crembath atau massage dengan harga yang memang dua kali lipat dibanding di salon lokal tanpa merk. Kepuasan pelanggan ternyata bisa mengubah persepsi orang bahwa harga yang mahal tidaklah penting, karena mereka tahu bahwa mereka membeli kualitas yang sepadan. 

Ya, inilah yang seharusnya kita lihat dan garis bawahi. Kualitas dari salon bermerk. Apalagi jika ada salon internasional seperti salon dari Thailand ini ya? Tentu mereka akan melihat apakah kualitasnya bisa disejajarkan dengan salon bermerk yang saya sebutkan tadi. Apakah akan mencoba atau malah menjadi pelanggan. Ingatlah, orang membeli sesuatu karena dia pernah merasakannya. maka ada pelanggan loyal. Inilah pelanggan yang seharusnya dijaring oleh salon lokal. Tentu jika salon lokal bisa bersaing dengan meningkatkan kualitas pelayanannya. 


Ini nih Thai Massage (sumber)

Kalo ada salon, pasti ada pelanggan dong ya? Nah, siapa pelanggan salon thailand ini? Saya mengasumsikan jika pelanggan ini adalah justru orang thailand sendiri. Karena saya baca di situs Okezone bahwa Yogyakarta saat ini sedang menarget wisatawan asing dari Thailand yang jumlahnya meningkat pesat. Jumlah wisatawan asal Negeri Gajah Putih tersebut ke Yogyakarta mengalalami peningkatan hingga 25,02 persen. (bisa dibaca di link tadi)

Nah, apa yang bisa kita simpulkan? Bahwa sebenarnya jika pun akhirnya ada salon Thailand, kita tidak perlu takut tersaingi. Indonesia punya spa bali dan spa tradisi jawa seperti yang ditawarkan martha tilaar yang juga sudah melegenda. Jadi bisa jadi salon Thailand tersebut malah dipakai oleh orang-orang Thailand sendiri. Bisa juga kitalah yang mempunyai salon Thailand dengan karyawan orang Indonesia yang sudah belajar di Thailand secara profesional. Sehingga keprofesionalannya sudah terjamin karena sudah terlatih di Thailand dan mendapat sertifikat pelatihan.  

Ubahlah tantangan menjadi peluang dengan siap menjadi profesional di segala bidang. Kita bisa menyiapkan sumber daya manusia yang profesional, ramah, harga pijatnya pun masih terjangkau, salon yang nyaman suasananya hoomy dan "aman" karena memang untuk kesehatan, bukan untuk sarana yang lain. Kesiapan dalam bahasa pun perlu diperhatikan karena kita menjual jasa pada orang luar, tentu butuh bahasa sebagai sarananya. Atau jika kita sebagai pemilik salon thailand berlinsensi internasional ini, kita bisa juga menjual produk jasa ini kepada orang Indonesia yang tertarik dengan Thai Message. 

Tegal, 270813, 03:37

8 komentar:

  1. Setuju Ila... ^^d
    Semoga sukses ya.

    BalasHapus
  2. ini tantangan buat para pengusaha slaon lokal ya mbk :D

    BalasHapus
  3. Kita lihat saja bagaimana salon-salon di indo setelah tahun 2015 nanti, apakah mereka mampu bersaing seperti di Salon Thai ini :D

    BalasHapus
  4. Ada juga orang ke salon karna unsur KKN... Gara2 yang punya salon saudara atau kerabatnya, dia jadi rutin ke sana... Hahaha

    Btw ini kamu lagi dapet project lagi? Enaknyoooo.... Ngiri....

    BalasHapus
  5. secara gak langsung masarin salon thailand si, pengen ikutan tadinya tapi

    BalasHapus
  6. tapi kok biaya pijatnya mahal ya

    BalasHapus
  7. waa tulisannya keren mbak..
    >.<

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)