Pages

Senin, 16 November 2020

[Webinar KCCI] Sejarah K-Pop - Produk Pertukaran Budaya di Asia

[Webinar KCCI] Sejarah K-Pop - Produk Pertukaran Budaya di Asia 


Korea Selatan sangat dikenal dengan industri hiburan K-Pop yang menyajikan beragam pilihan music dengan idol yang sangat digemari di kawasan Asia bahkan hingga Amerika dan Eropa. Siapa sangka demam Hallyu Wave kini bisa masuk ke berbagai Negara, padahal dulu Korea Selatan bukanlah siapa-siapa. Korea Selatan baru bertumbuh saat mengeluarkan K-Pop di tahun 1988 an.

 

Sebelumnya, di tahun 1987 terjadi kekacauan yang disebabkan oleh rezim militer yang membuat orang khawatir dengan kondisi Negara saat itu. Segala lini di masyarakat diatur oleh militer sehingga membuat orang was-was saat keluar rumah. Negara Korea Selatan tumbuh setelah rezim militer tumbang. Demokrasi di Korea Selatan terjadi setelah rezim militer lengser. Namun, tahukah kamu sejarah K-Pop dimulai setelah tahun 1987 di Korea Selatan?

 



Sejarah K-Pop di Tahun 1988-an Dipengaruhi Sistem Demokrasi Korea Selatan

 

Sistem Industri K-Pop di Korea Selatan dipengaruhi oleh sistem yang sangat besar yang mendukung pembangunan bangsa. Jadi, masa-masa setelah tahun 1987, saat perang dingin, saat militer menjadi diktator di negara Korea Selatan, berdampak pada perekonomian. Pabrik menggunakan para pekerja dengan tenaga yang murah.  Banyak masalah yang muncul seperti pelanggaran hak asasi manusia.

 

Militer pun mengontrol semuanya. Jadi pada masa itu, ada konflik yang sangat serius tentang hak para buruh untuk mendapatkan keadilan. Ada begitu banyak pasukan militer dan polisi di setiap sisi jalan. Pada saat itu banyak mahasiswa yang mendemo pada militer.

 

Proses demokratisasi di Korea Selatan ini memiliki ikatan yang sangat kuat dengan pertumbuhan budaya dan ekonomi. Banyak lagu bahasa inggris. Semuanya menggunakan bahasa Inggris. Para generasi muda lebih suka menikmati budaya barat seperti Amerika, BlacK-Popo, The Beattles, dll.

 

Dulu Orang Korea Lebih Suka Pop Amerika?

 

Kenapa pada saat itu orang Korea lebih suka pop Amerika? Padahal orang Korea Selatan tidak bisa bahasa Inggris? Tapi ada banyak alasan dibalik itu. Kenapa? Karena saat itu pop bahasa Inggris sangat keren dan terkenal. Pop barat terlihat beragam dan sangat berkembang. Jadi, Amerika adalah negara yang sangat besar.

 

Saat itu, membuat orang ingin belajar bahasa inggris. Pop Amerika sangat besar, mendunia, dan terkenal di mana mana. Tampilannya sangat seksi dan keren. Jadi, tahun 80 an di Korea Selatan, banyak orang menyukai budaya pop berbahasa Inggris. Saya ingin menunjukkan klaim video di tahun 1988.

 

Musisi terkenal di Korea saat itu menampilkan music tradisional. Pembawa acaranya mengenakan pakaian yang sangat kebarat-baratan. Di tahun 1988, saat itu grup K-pop masih menggunakan dance yang biasa saja, dan kurang keren dibandingkan saat ini.

 

Budaya Pop Korea Meniru Budaya Pop Negara lainnya

 

Tahun 80 an, budaya pop Korea tidak terlalu bagus karena hanya meniru budaya pop negara lain. Jadi, generasi muda Korea saat itu lebih suka menikmati budaya pop luar negeri. Di paruh kedua tahun 80 an, budaya pop Hongkong masuk ke Korea. Nah, saat itulah budaya pop Hongkong mengubah budaya pop Korea Selatan. Saat itulah momentum industri K-Pop Korea muncul.

 

Saat orang Korea melihat wajah idol Hongkong, semua langsung shock karena terlihat berbeda dibanding pop idol barat yang selama ini mereka nikmati penampilan saat lagu-lagunya dibawakan di televisi.

 

Bahasa yang digunakan dalam lagu Hongkong tidak terlalu penting, karena bintang Hongkong punya tampilan percaya diri yang tinggi. Orang Korea saat itu sangat suka dengan bintang Hongkong. Dan Hongkong saat itu masih menjadi koloni inggris, namun sudah memiliki otoritas sendiri.

 

Budaya Hongkong menjadi guncangan yang sangat luar biasa bagi budaya negara lain di sekitarnya. Orang Korea saat itu sangat menyukai budaya pop Hongkong. Misalnya : anak SMP dan SMA akan ke bioksop menikmati film Hongkong di akhir pekan.

 

Jadi, alasan dibalik ketertarikan orang Korea Selatan terhadap budaya pop Hongkong ini adalah karena Hongkong lebih liberal. Saat itu, Korea Selatan masih terisolasi. Korea Selatan bukan negara miskin, tapi belum berkembang. Jadi, waktu itu Korea Selatan masih menjadi negara yang idealis.

 

Hongkong menjadi menarik karena saat itu Korea Selatan masih di bawah rezim militer. Para penyanyi lagu pop Hongkong berpenampilan seperti seorang bintang. Tidak seksi, tapi menarik, dibanding budaya Korea saat itu.

 

Baca juga : Super Junior (One More Chance) - The Legend is Back! 


Nah, Apa itu K-Pop?

 

K-Pop terdiri dari budaya Korea itu sendiri. Tapi mengambil sedikit dari budaya negara lainnya, seperti Jepang, Amerika, Eropa, Hongkong, dll. Jadi faktor komponen ini berkontribusi untuk membangun sistem K-Pop ini. Jadi, salah satu pengaruh budaya pop Negara lain akan berdampak pada warna dalam K-Pop.  

 


Secara geografis, Korea terletak di antara China dan Jepang. Jadi, Korea Selatan pun terpengaruh oleh dua Negara tersebut, namun hubungan Jepang dengan Korea tidak berjalan dengan baik karena dulunya Jepang pernah menjajah Korea.

 

Saat itu, Jepang adalah negara dengan ekonomi yang bebas. Hubungan diplomatic Korea dan Jepang saat itu tidak terlalu baik. Saat itu, teman-teman dari luar negeri terkesima karena ternyata hubungan Jepang dan Korea tidak terlalu baik.

 

Jepang pernah menjajah Korea di tahun 1940-1945. Karena hal inilah, sebagian besar orang Korea tidak ingin memiliki hubungan diplomatis dengan Jepang. Hubungan kedua Negara direstorasi kembali di tahun 60 an. Demi perekonomian dan perkembangan negara. Hubungan perekonomian dengan Jepang bisa diperbaiki, tapi budaya tidak bisa dipulihkan.

 

Sebelum tahun 90 an, Korea Selatan sangat terisolasi karena Korea Selatan tidak mau terpengaruh dengan budaya Jepang. Padahal saat itu budaya Jepang memiliki pengaruh yang sangat kuat di Asia Tenggara, bahkan di Indonesia. Misalnya : munculnya anime, dorama Jepang, dan lagu Jepang yang sangat disukai di Asia Tenggara.

 

Sistem idol Jepang

Akhir tahun 80 an, Korea Selatan membuka diri dengan Negara lain. Di situlah di mana K-Pop mulai muncul.  Industri budaya Korea berusaha meniru dari sistem hiburan Jepang saat itu. Budaya remaja di Korea tidak ada. Sedangkan musik idol lebih berkiblat ke music Jepang. Jadi sistem K-Pop ini diadopsi dari Jepang. Semua sistem pop Jepang berusaha diterapkan di pop Korea. Sistem K-Pop Korea mengambil budaya dari Negara lain misalnya  dari Hongkong, Jepang, Amerika, Asia Tenggara, bahkan Eropa.

 

Pengaruh pop Hongkong terhadap kpop Korea

Momentum Perubahan Seluruh Sistem di Korea Selatan Pasca Krisis Moneter Tahun 1997

 

Momentum yang besar terjadi tahun 1997. Banyak Negara yang mengalami krisis termasuk Korea dan beberapa Negara kecil seperti Indonesia yang menjadi bagian kawasan Asia Tenggara. Korea Selatan mengalami dampak krisis moneter ini. Banyak negara kecil di Asia mengalami krisis moneter ini. Hal ini seperti serangan dari negara lain terhadap ekonomi. Tapi Korea berusaha untuk memulihkan diri, mengubah kegagalan dan menjadi kesempatan. Jadi perubahan politik dan sistem perekonomian budaya mulai terbuka.

 

Negara Korea Selatan mulai terbuka terhadap negara lain. Itulah yang membuat Korea Selatan mulai membuka diri dari Negara lain, semua orang Korea mulai berubah. Inilah waktu yang tepat untuk merestrukturisasi sistem pemerintahan menjadi lebih demokratis dalam segi apapun.

 

Krisis tahun 97 an membuat Korea mulai membuka diri untuk negara-negara lain. Sejarah bahkan sistem perekonomian mengalami perubahan di 90 an. Saat krisis moneter itu, Korea mulai membongkar sistem dunia industri hiburan dan mengalami perubahan di industri K-Pop.  Itu terjadi sekitar tahun 2000.

 


Baca juga :  Review Drama Korea Familiar Wife (2018)


Saat itu, BigHit adalah perusahaan yang sangat kecil. SM Entertainment hanyalah start up yang hanya memiliki beberapa grup idol dan artis. JYP dulu juga masih kecil. Tapi kini menjadi sangat besar dan global.  

 

Nah, sudah tahu kan bagaimana awal mula sejarah industri K-Pop di Korea Selatan? Berikutnya, kita akan bahas tentang industri K-Pop ya. :D

 

Agency kpop idol korea selatan

Industri K-POP : Kompetisi Agensi dan Idol, Pengaruh Chaebol dalam Pemilihan Idol, hingga Munculnya Demokrasi Penyiaran

 

Sistem agensi sangat penting jika ingin memahami industri K-Pop. Jadi agensi-agensi inilah yang memiliki talenta, selebriti, bintang dan platform. Mereka menjadi perusahaan penyiaran. Jadi banyak perusahaan saling berkompetisi. Banyak agensi yang saling bersaing. Tapi di pasarnya juga harus adil. Agensilah yang menjadikan orang-orang itu menjadi bintang idol sebagai lembaga untuk mencetak bintang.

 

Kompetisi agensi dengan pasar yang bebas dan yang adil itu sangat penting. Namun, saat itu belum terjadi karena sistem penyiaran masih dipengaruhi oleh Chaebol. Chaebol itu kuasa yang paling besar yang memutuskan semuanya. Itu tidak menghasilkan pasar yang adil. Jadi ini bisa meningkatkan industri. Seharusnya, industrinya harus adil. Industri penyiaran harus jelas.


Baca juga : Review  Drama Korea Good Doctor 


Sistem penyiaran biasanya berkorupsi dengan adanya uang. Itulah alasan kenapa kekuasaan itu dikuasai oleh pihak elit seperti kediktatoran militer. Kuasa elit bisa mencampuri pencetakan bintang-bintang idol ini. Hal ini akan membuat pencetakan bintang terhambat dengan adanya campur tangan para chaebol.

 

Saat terjadi krisis moneter, perubahan sistem di industri hiburan Korea pun terjadi. Korea mulai merombak sistem agar chaebol tidak ikut campur dalam proses pemilihan idol. Saat itulah, K-Pop generasi pertama muncul di tahun 1997. Bintang Idol yang masuk generasi pertama menghasikan sekitar 10.000 USD per kapita. Hingga generasi ke4

 

Pendapatan idol kpop korea

Perkembangan ekonomi di Korea Selatan membuat perkembangan yang pesat untuk dunia industri K-Pop. Kini, Industri K-Pop menjadi bagian dari ekonomi Korea Selatan. 


Industri hiburan antara lain : dunia penyiaran.  Jadi sistem penyiaran harus independen dan tidak terpengaruh oleh para chaebol yang berkuasa saat itu. Jika para artisnya hanya menjadi boneka dari kekuasaan, maka industri K-Pop tidak akan berkembang. Maka, sistem penyiaran harus terpisah dari industri K-Pop.  


Demokratisasi sangat penting pada point ini. Hal inilah yang membuat generasi pertama dari artis K-Pop mengalami banyak perubahan besar baik dalam sistem pemilihan idol dan sistem K-Pop itu sendiri.


Baca juga : Review Drama Korea Chicago Typewriter 

 

Generasi K-Pop Pertama : Pentingnya Platform dan Agensi yang Adil Untuk Merekrut Bintang Idol Baru
 

Saat membangun sistem K-Pop, harus ada platform yang menjembatani kebutuhan talenta yang diurus oleh para agensi. Di platform itu, semuanya harus berlaku adil dalam pemilihan dan porsi kemunculan di media. Jika platform bisa berlaku adil, maka industri K-Pop itu akan terbebas dari lingkungan yang korup. Jadi, industri K-Pop akan bisa mencetak artis dengan lebih leluasa. Tanpa campur tangan dari para penguasa.

 

Jadi, generasi pertama K-Pop menggubah budaya korupsi di kalangan industri hiburan Korea terutama industri K-Pop.  Generasi K-Pop kedua mempengaruhi perubahan kontrak kerja. Saat itu, artis muda tidak punya uang dan kekuasaan. Jadi, sebelum sistem K-Pop tahun 90 an, talenta Korea punya banyak masalah di berbagai hal.

 

Setelah demokratisasi, pemerintah dan masyarakat sipil pun mulai mengalami banyak perubahan besar. Relasi antara perusahaan dan individu harus ditekan. Hal ini akan menormalisasi hubungan di antara keduanya. Jadi ini adalah satu hal yang sangat penting bagi industri K-Pop. Untuk menjadi lebih kompeten dari berbagai talenta muda.

 

Baca juga : Review Drama Korea : Because This is My First Life 


Kenapa kontrak kerja yang jelas antara talenta dengan agensi sangat penting? Karena kontrak ini sangat penting untuk membuat agensi dan talenta mendapatkan hak dan kewajiban mereka dengan jelas.

 

Setelah perubahan di industri K-Pop ini terjadi, sistem perekrutan idol pun jadi lebih mudah dan saling menguntungkan di antara talenta dan agensi. Jadi, setiap orang harus paham dengan tahapan dan kontrak kerja dengan agensi ini. Misal : ada 2 orang peserta. Mereka harus memiliki hak untuk bebas bernegosiasi. Karena jika individu sangat lemah, sedangkan perusahaan kuat. Individu harus punya kuasa untuk menjadi independen.

 

Bullying and sleeve contract idol

Masalah Idol K-Pop di Korea : Adanya Bullying Online dan Munculnya Trainee Asing

 

Masalah lainnya dalam dunia industri K-Pop adalah adanya trainee-trainee asing, dan bullying idol yang dialami oleh para artisnya. Sisi gelap K-Pop yaitu bullying secara online  yang mempengaruhi hubungan bintang dan public.

 

Semua bintang K-Pop diharapkan untuk tidak memiliki berbagai konflik dengan public maupun personal. Karena itulah, Korea Selatan berusaha untuk menjadikan sistem industri K-Pop lebih baik.  Banyak bintang dan agensi berusaha untuk mengatasi bullying dan fitnah. Jadi, itulah gambaran generasi K-Pop. Belum sempurna, tapi bisa menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

Itulah bagian kedua dari K-Pop Industri.

 

Masuknya K-Pop Industri Generasi ke-4

 

Industri K-Pop selama 20 tahun terakhir mengalami pertumbuhan dan evolusi yang sangat signifikan. Generasi industri K-Pop Korea udah melewati 3 generasi K-Pop. Dan kini masuk generasi ke 4. Setiap generasi diawali dengan perubahan setiap 7 tahun sekali, selesai masa kontraknya.

 

Industri K-Pop terus berevolusi sehingga diharapkan akan ada banyak perubahan besar dalam dunia industri ini nantinya di masa depan. Misalnya, keinginan untuk merambah menjadikan Asean dan K-Pop sebagai demam hallyu wave berikutnya. Nah, apakah Asean siap untuk menyambut peluang ini?

 

Hubungan antara ASEAN dan Industri K-Pop dengan adanya Asian Pop di Masa Depan

 

Sebagian orang di kuliah umum ini akan tertarik dengan bagian ini. Industri Pop Korea dipengaruhi oleh budaya negara lain, terutama negara di Asia seperti Jepang, Hongkong, China, dll.  Negara-negara inilah yang berperan dan berkontribusi dengan banyak hal.

 

Kini, Korea pun mulai melirik negara Asia Tenggara untuk menjadikan mereka idol di Korea Selatan. Apakah orang asing bisa menjadi idol di Korea? Apakah mereka memiliki kesempatan yang sama untuk sukses menjadi idol? Kamu bisa menemukan jawabannya di sini :

 

Bagaimana pengaruh negara di Asia lainnya terhadap Korea Selatan, padahal Asia Tenggara jauh dari Korea?

 

Meskipun letak Korea jauh dan tidak memiliki nilai historis yang sama dengan negara di Asia Tenggara seperti Indonesia, namun karena perkembangan budaya Korea yang cukup pesat di Asia, terutama di Asia Tenggara membuat pelaku industri Korea berpikir bahwa Asia akan menjadi partner yang tepat untuk pengembangan dunia industri K-Pop ke depannya. Ya… Namun, hubungan Korea dan Asia Tenggara saat ini masih membangun sejarahnya. Jadi ada banyak hal yang bisa dikontribusikan dalam budaya K-Pop ini.

 

Perekrutan Idol K-pop dari Asia Tenggara : Dita Secret Number dan Lisa Blackpink
 

 

Saat ini, perekrutan bintang K-Pop dari luar Korea Selatan terutama Asia Tenggara sudah terjadi. Hal ini karena Korea Selatan mulai membuka peluang bagi para calon idol dari luar negaranya untuk masuk dan menunjukkan bakat mereka. Siapapun orang yang bertalenta dan lolos audisi bisa menjadi bintang idol Korea dan masuk ke dalam jajaran talent di agensi K-pop Korea.

 

Bahkan, saat ini Rossa, artis penyanyi asli Indonesia pun sudah masuk ke dalam jaringan artis SM Entertainment dari Indonesia. Rossa menjadi salah satu artis yang terpilih untuk bekerjasama dengan agensi SM Entertainment. Beberapa hari yang lalu, Rossa mengeluarkan lagu terbarunya berjudul “Masih” dengan nuansa video clip yang sangat memiliki vibes SM Entertainment. Hal ini terlihat dari penggarapan video lagu tersebut yang dibuat dengan nuansa kekoreaan.

 

Selain itu, ada idol K-Pop dari Thailand yaitu Lisa Blackpink yang paling disukai oleh negara-negara Asia Tenggara. Lisa Blackpink menjadi daya tarik karena Lisa memiliki darah Thailand dan Lisa adalah orang Thailand yang bisa menjadi bintang K-Pop. Karena Lisa bisa menjadi bintang K-Pop, maka ada anggapan bahwa “Oke, jadi orang Asia Tenggara pun bisa menjadi bintang K-Pop”.

 

Selain Lisa Blackpink, ada juga Dita Secret Number yang kini sudah menjadi bintang K-Pop asli Indonesia. Well, ya… Itulah misi yang ingin dilakukan industri K-Pop dalam beberapa tahun ke depan, yaitu menjadikan orang asing menjadi bintang K-Pop di Korea.

 

Banyak orang Indonesia yang mendukung Dita orang Indonesia yang ingin menjadi idol Korea. Karena Dita adalah orang Indonesia, dan memiliki identitas Indonesia, maka hal ini akan membawa dampak yang besar bagi perkembangan budaya K-Pop di Indonesia.  Jadi, jika Dita bisa menjadi idol K-Pop, maka harapan pun muncul bahwa siapapun juga bisa menjadi bintang.

 

Seorang K-Pop idol yang memiliki talenta dan bakat bisa masuk dan menjadi bintang di Korea. Banyak orang yang ingin menjadi bintang K-Pop karena setiap orang memiliki ambisi. Semua orang menjadi bintang, tapi sistem apa yang paling mendekati dengan standar global? Industri K-Pop sudah cukup mendekati standar dunia, seperti Amerika. Tapi K-Pop lebih dekat dengan orang Asia karena letak kawasannya masih di Asia.

 

Idol K-Pop Memiliki Pengaruh yang Besar di Masyarakat Korea

 

Idol K-Pop memiliki pengaruh yang besar di masyarakat. Dalam dunia industri K-Pop, kompetisi yang adil untuk menjadi bintang tetap diperlukan. Point penting ini termasuk di dalam perkembangan masyarakat. Jadi, tentunya kami berharap point ini dapat dipegang teguh di sistem Indstri K-Pop. Spesialisasi dan university itulah yang menjadi nilai penting di Hallyu.  Karena kita semua punya mimpi untuk dikenal secara global.

 

Kita menjadi bintang kalau kita punya bakat. Kalau sistemnya baik dan kompetisi yang adil, maka tidak akan mengeksploitasi seseorang yang lemah. Jadi, industri K-Pop adalah satu cara yang membuat anak muda belajar bagaimana industri K-Pop perjalanannya dari awal sampai sekarang. Dari situ kita bisa menjadi kreatif untuk bergabung dengan industri ini.

 

Kelak, diharapkan K-Pop akan menjadi Asian Pop di mana orang Asia bisa berkontribusi dalam budaya K-Pop. Budaya K-Pop akan menjadi Asian Pop.

 

Sistem Perekrutan dan Lamanya Kontrak Kerja Artis/Idol K-Pop :

 

Kontrak pertama perusahaan dengan artis adalah 7 tahun. Itu adalah kontrak standar. Kontrak ini merupakan durasi dasar. Karena di dalam industri hiburan, banyak hal yang bergerak terlalu cepat dan dinamis. Panjang kontrak wajib adalah 7 tahun. Namun, kontrak 10 tahun terlalu lama, dan 5 tahun adalah terlalu cepat.

 

Kebutuhan talenta yang bagus membuat agensi harus menyiapkan banyak talenta dan kontrak yang cukup menguntungkan kedua belah pihak. Karena kontrak tersebut selama 7 tahun, maka biasanya artis di generasi pertama akan berganti karir jika sudah selesai dengan kontrak pertama. Hal inilah yang menjadi pertimbangan mengapa kontrak artis hingga 7 tahun lamanya, karena dunia industri di Korea sangat dinamis dan cepat bergerak.

 
Korea Selatan ingin Menjadi Masyarakat Global :

 

Korea Selatan pun memahami budaya asing dan orang asing. Tapi, seperti yang banyak diketahui, karena Korea Selatan bukanlah negara yang besar dan kuat. Karena Korea Selatan ingin membangun hubungan yang baik dengan negara lain dan menjadi bagian masyarakat global. Jadi, jangan khawatir, karena Korea Selatan menyambut orang asing yang tertarik dengan budaya dan industri K-Pop Korea.

 

Question and Answer About K-Pop and Hallyu Wave

 

Question : Apakah agensi besar memiliki tanggung jawab pada perkembangan ekonomi industri hiburan?

Answer :

Sebenarnya, industi K-Pop sangat kecil jika dibanding industri manufaktur dan industri di Korea lainnya. Industri K-Pop menjadi sangat bagus karena mereka sangat ikonik dan menunjukkan citra Korea Selatan yang sangat baik di mata global. Karena industri sangat lekat dengan korupsi. Industri K-Pop jauh lebih baik dibanding industri lain karena lebih bersih. Hal ini sangat simbolis untuk menunjukkan revolusi di Korea Selatan yang sudah terjadi sejak tahun 2000 an.

 

Question : Apakah jika ada orang Indonesia ingin berinvestasi dan membangun sistem seperti industi K-Pop bisa berhasil?

Answer :

Belum tentu bisa. Hal ini karena industri perusahaan hiburan butuh jejaring yang sangat kuat. Seperti jurnalis, idol, media penyiaran, dll. Membangun SDM sangat butuh waktu lama bahkan hingga puluhan tahun. Jadi, investor asing akan sulit karena membutuhkan waktu yang lama. Hal inilah yang menjadi pertimbangan investor yang ingin membangun dari awal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)