Pages

Sabtu, 31 Maret 2018

[Review Film] The Greatest Showman

[Review Film] The Greatest Showman

Film The Greatest Showman berkisah tentang PT Barnum yang memiliki usaha sirkus yang sangat dikenal di Amerika. Ia memulai karirnya berawal dari saat Phineas Tailor Barnum alias Phineas/Barnum, seorang anak tukang jahit jatuh cinta dengan gadis dari keluarga kaya raya, Charity.


Saat itu, ayah Phineas datang dengan Phineas untuk mengukur jas tuan rumah. Lalu, saat ada kelas minum teh, dengan sengaja, Phineas membuat lelucon yang membuat Charity terbahak. Ayah Charity marah, menampar Phineas dan menyuruhnya menjauh dari anak gadisnya. Baginya, Phineas yang miskin hanya anak seorang tukang jahit, tak sepadan dengan Charity yang didik dalam lingkungan sekelas bangsawan. Tak mungkin anak itu bisa menjadi menantunya.




Tahu bahwa ayahnya tidak setuju, Charity menemui Phineas di pantai. Mengatakan bahwa ia akan dikirim sekolah swasta, ia tak tahu bagaimana nasib akan membawanya nanti. Melihat hal itu, Phineas justru meyakinkan Charity bahwa dunia yang akan ia lihat adalah dunia yang indah, penuh dengan impian, imajinasi, warna warni yang menakjubkan. Sesuatu yang tak akan pernah Charity lihat selama hidupnya. Meski berpisah, mereka tetap berkomunikasi lewat surat yang dikirimkan via pos.

Phineas tumbuh dewasa, Charity juga. Keduanya masih memiliki perasaan yang sama, sama-sama saling jatuh cinta, namun karena orang tuanya tidak menyetujui, Phineas berjibaku meyakinkan ayah Charity agar mau merestui anaknya menikah dengannya. Iya, direstui sih, tapi dengan kata-kata perpisahan yang nylekit abis. Hiks

“Tuan, kutahu aku bukan anak orang kaya, tapi aku akan menjaga puterimu. Dan akan kuberi dia rumah sebesar rumah ini.” 
“Dia akan kembali. Cepat atau lambat dia akan muak dengan hidupmu yang miskin.”

Sejak itu, impian Phineas Tailor Barnum adalah menjadi orang kaya. Baginya, mewujudkan impian memberi rumah besar dan mewah untuk Charity adalah janji yang harus ditepati. Demi apa? Demi harga dirinya di depan mertuanya.  *duh, segitunya ya*

Charity, she’s look angel. Manis, penyabar, dan menenangkan jiwa. Ia tak peduli apakah ia akan hidup menjadi orang kaya atau miskin. Yang ia tahu, bersama Phineas, hidupnya akan bahagia. Tak peduli apakah rumahnya kecil atau besar, asal mereka saling bersama dan berbagi impian masing-masing.

“A million dreams keeping me awake.”

Suatu hari Phineas di-PHK karena kapal dagang kantornya tenggelam di laut china selatan. Saat tahu ia dipecat, istrinya malah mengatakan, kamu memang tidak cocok dengan pekerjaan itu. Charity tahu impian Phineas bukan untuk menjadi pekerja kantoran. Ia punya jiwa yang bebas, ingin terus berkreasi, bukan hanya sekadar menjadi pekerja kantoran yang terikat pada kebijakan kantor.

Saat itu, yang terpikir di kepala Phineas adalah ingin mewujudkan impiannya memiliki sebuah usaha sendiri. Ia tak tahu apakah bisnisnya ini akan berhasil. Ia membeli sebuah museum purbakala yang berisi benda-benda aneh. Menjual karcis pertunjukan tapi yang membeli karcis hanya sedikit. Lalu, kedua puterinya ingin agar Phineas menambahkan sesuatu yang hidup dan sensasional. Tercetuslah ide untuk merekrut orang-orang aneh untuk dimasukkan dalam pertunjukan sirkusnya.

Well ya, sirkusnya laris karena orang penasaran seperti apa wujud orang-orang dalam sirkus, antara lain : si nona berjangkut, sepasang saudara yang hobi mengayun, pria raksasa, lelaki yang tingginya bikin geleng-geleng, jendral yang bertubuh kecil, dll.

Suatu hari, P.T. Barnum berkenalan dengan Philip, lalu mengajaknya untuk bekerjasama membangun pertunjukan yang mewah untuk kalanga orang kaya. Tujuannya apa? Agar ia bisa menjual lebih banyak dan lebih mahal dari biasanya. Pertunjukan sirkus miliknya sudah dikenal di kota, tapi Barnum ingin menunjukkan bahwa ia bisa menghasilkan karya yang luar biasa dan lebih baik dari sebelumnya. Maka direkrutlah seorang penyanyi orkestra dari Eropa bernama Lind.

Lind ditawari dengan penghasilan yang menjanjikan. 20% dari total pendapatan pertunjukan. Bahkan uangnya lebih besar dari yang diperoleh Philips. Philips hanya mendapatkan bagian 10% dari penghasilan pertunjukan.

Lalu, bagaimana ia bisa mendapatkan uang untuk menjadi jaminan? Dengan menggadaikan rumahnya. Ya, risikonya besar sih, tapi mau gimana lagi. Barnum ingin ekspansi bisnisnya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia tak peduli dengan risikonya, yang penting impiannya bisa diwujudkan.

Bagi pemimpi seperti Barnum, sulit untuk mengendalikan logika jika sudah memiliki ide-ide untuk direalisasikan. Tahu kan ya, ia hidup sebagai pemimpi,. Bahkan sejak ia kecil impian itulah yang tetap menjaganya agar tetap hidup, meski saat itu ayahnya meninggal dan ia hampir kelaparan di jalanan.

Tapi, ada masalah yang muncul hingga akhirnya Barnum mendapatkan kehancuran dalam hidupnya. Apa itu? Museumnya terbakar, ia diberitakan memiliki skandal dengan penyanyinya, Lind, dan rumahnya disita bank. Apalagi yang ia miliki lagi? Tak ada, selain impian yang tetap menyala terang walau hartanya sudah habis dibakar massa.

Di film ini juga ada kisah perjuangan si Nona Berjanggut, juga kisah cinta Anne dan Philips yang berjibaku mewujudkan kisah impian mereka sendiri meskipun beda kasta *halah*. Gimana ceritanya? Tonton aja sendiri. :p


keluarga Barnum

Review dari saya :


Poster Film The Greatest Showman ini udah pernah saya lihat di CGV pas filmnya ditayangkan. Tapi karena saya nggak ngeh kalau filmnya bagus, yaudah nggak nonton. Eh, pas liat lagi di cinema, udah turun layar. Kata teman filmnya bagus, dan masuk nominasi Oscar. 

Saya penasaran dong, lebih ke gimana sih ceritanya kok sampai ditayangin lama di bioskop kota besar, termasuk Jakarta. Penjualannya juga cukup bagus. Meski di kota-kota kecil ya kalah saing dengan film lain.

Saya penasarannya sama Zac Efron, yang meranin Philips. Dia kan pernah main di film musical juga yang High School Musical 1-3. Terakhir saya nonton yang HSM 3 itu. Abis itu saya nggak pernah lihat lagi gimana kualitas akting Zac. Padahal HSM itu udah lama banget loh, 10 tahun lalu apa ya. Wkwk. xD

Sekarang Zac terlihat lebih manly, matang dan tetep ya suaranya baguuuss. Suka deh sama lagu yang dinyanyikan. Juaraa! :p Kalau dulu kan dia keliatan unyu-unyu, maklum meraninnya pas zaman masih muda. Hhahaha. Zac Efron yang di HSM itu anak sekolahan banget, sekarang ya udah beda lah ya. :D


Philips dan Anne diperankan Zac Efron dan Zendaya

Film The Greatest Showman ini memberi pemantik dalam diri bahwa impian itu perlu diwujudkan, dengan usaha yang keras, tapi jangan lupa juga sama keluarga dan orang sekitarmu yang pernah membantumu saat masih merangkak naik. Phineas Barnum lupa bahwa kesuksesannya dalam hidup bukan hanya karena kekayaannya, tapi karena dedikasi istrinya juga untuk membantunya selama ini.

Di sampingnya, sang istri terus meyakinkan bahwa ia layak untuk memiliki impian besar. Charity sabar banget deh hidup di dunia Barnum, meski ia harus menunggu 25 tahun sampai Barnum bisa mewujudkan impiannya.

Banyak adegan film The Greatest Showman yang aslinya kalau filmkan di film biasa, bakal jatuhnya jadi biasa, tapi karena ini film musical jadi keliatan keren banget visualisasinya. Seperti saat adegan perpisahan Charity pas mau pindah sekolah, itu bikin mewek deh. Tapi kok sweet ya. Haha. :’) Pas itu kain yang dibawa sama Phineas jatuh ke anak tangga, berhamburan, menggelinding, tapi jadinya cakep banget kainnya jatuh membentuk pola. Haha. Bener-bener deh detail banget setiap adegannya.





Juga pas Phineas Barnum bawa kedua anaknya untuk masang kertas pengumuman di dinding seluruh kota, suara ketukan palunya aja berirama. Yaa, film musical gitu loh. Hahaha. Atau pas Phineas ngasih hadiah lampu yang cakep banget buat anaknya, it’s so magically. Waaah, keren! :P

Atau pas adegan Philip dan Anne berayun trus lagu rewrite the star mengalun, itu juga sweet banget. Detail adegan keduanya pas naik turun ayunan itu loh yang bikin deg-degan. Hahaha. Kayak saya ikutan terjun aja ke arena, padahal serem juga tuh pas Anne dari atas ngegelinding bertahap di atas tali. :3




Detail-detail yang kayak gini tuh keren banget menurut saya. Bikin filmnya tetap on the right track bikin terharu, manis tapi juga romantis.

Kalau ditanya lagu mana yang paling disukai di film The Greatest Showman ini? Banyaakkk! Tapi saya paling suka yang pas Philips dan Anne nyanyi rewrite the star kerasa bener kalau Philips pengin meyakinkan Anne bahwa mereka bisa kok bareng, meski harus mengorbankan kehidupan Philips yang glamour, juga pas adegan Phineas dan Charity yang so sweet banget pas kecil. Pas Phineas bilang kalau dunia yang ia lihat itu dunia yang akan Charity jalani. Dunia yang sangat indah, seindah lampu-lampu yang bertebaran di langit kota.




5 Hikmah yang Dipelajari dari Film The Greatest Showman :


1.   Setiap pasangan punya tempat rahasia yang hanya mereka yang tahu itu di mana. Kalau buat Phineas dan Charity mereka paling suka main ke pantai. Jadi pas mereka ada masalah, Phineas tahu kemana dia harus datang ke tempat favorit istrinya.

2.   Melibatkan pasangan dalam impian besarmu itu penting. Penting banget. Jangan sampai deh menggadaikan rumah tanpa ngomong. Padahal seperti kata Charity, “Aku gpp kalau kamu ngomong mau menggadaikan rumah sebagai jaminan, tapi kamu nggak melibatkan aku dalam masalahmu.” Itu rasanya jauh lebih nyesek dibanding diselingkuhi.

3.  Cinta memang bisa mengubah segalanya, tapi cinta tetap butuh perjuangan. Seperti yang dilakukan Phineas untuk mewujudkan rumah impian yang ingin ia berikan pada Charity.

4.    Jangan menghina harga diri seorang lelaki, karena bisa jadi ia akan mengingat hal itu selamanya. Bahkan mewujudkannya meskipun harus dengan cara-cara yang tak disukai. Ambisinya mampu mengalahkan logika.

5.    Pas adegan film The Greatest Showman yang pas nona berjanggut bilang, “Orang tua kami saja tidak mengakui kami, apa kamu juga akan membuang kami?” Itu nggak tahu kenapa bikin nyesek banget deh. Buat orang-orang yang terbuang, memiliki keluarga baru dan sahabat di saat suka dan duka itu jauh lebih berharga dibanding diri mereka sendiri. This why support system seperti ini yang perlu dimiliki seseorang saat ia jatuh. Dukungan yang sangat besar dari orang terdekat agar bisa bangkit lagi. Bukan cercaan atau pertanyaan kenapa kok bisa gitu? Karena itu yang paling penting, kan?

Overall, 9 bintang dari saya buat film ini. Nah, kalau kamu apa sudah nonton film The Greatest Showman ini? Share dong komentarnya di mari. ;)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)