Pages

Kamis, 09 Agustus 2018

Kekhawatiran Paling Absurd


Orang bilang masa lalu biarlah jadi masa lalu. Tapi, buatku trauma apapun di masa lalu seringkali masih membekas dalam bentuk kekhawatiran paling absurd. Hingga kemudian muncul dalam mimpi, dalam banyak versi ketakutan yang memicu aku menjadi insecure lagi. 

Butuh waktu lama untuk mulai membuka hati, butuh waktu lama untuk mulai meyakinkan diri bahwa ketika aku berkenalan dengan orang baru, mereka tidak akan menyakitiku seperti dulu seseorang di masa lalu pernah membuatku begitu.



Kalau ada orang yang bilang, “Kamu kok lebay, itu kan masa lalu.”

Dear, masa lalu yang sangat traumatik justru membuat aku sulit untuk percaya dengan orang. Sebaik apapun orang itu terhadapku. Sisi-sisi kelam yang dulu pernah aku alami sering membuatku bertanya, apakah orang yang aku hadapi saat ini sama seperti orang sebelumnya? Apakah ia akan menyakitiku sama seperti dulu seseorang melakukannya?

Pada akhirnya aku jadi kelewat pemilih. Memilih untuk memberi hati pada siapa yang aku kehendaki. Itu pun dengan satu pertanyaan besar di kepala.

“Bisakah aku sepenuhnya percaya padanya?”

Ada begitu banyak luka, air mata, kecewa, kesedihan yang membuat seseorang bisa sangat trauma. Aku butuh menyembuhkan hal itu terlebih dulu sebelum membuka hati pada cinta yang baru, orang yang baru.

Seseorang pernah berkata, “Seharusnya kamu mulai membuka hati, percaya pada seseorang.” Tapi, pertanyaan itu masih saya sering muncul. Hingga membuat aku terkejut, segitu dalamkah rasa kecewa yang dulu pernah dirasakan? Sampai bertahun-tahun berlalu, aku masih saja mempermasalahkan hal itu?

Kalau aku bisa, aku mau minta Tuhan untuk memberi sepotong hati yang baru, yang membuat aku berani untuk mempercayai orang lagi. Seperti seorang anak kecil polos yang tahu bahwa di depan sana ada hal-hal baik yang menanti.  Kalau bisa, akan kuminta hal itu setiap hari. Agar aku tahu bahwa dunia tidak seperti prasangkaku yang terlalu pahit memandang kehidupan.

Andai bisa, aku mau belajar untuk melihat sesuatu dari perspektif lain. Bahwa dunia tak seperti dugaanku, bahwa dunia di luar sana adalah dunia yang siap menyambutku sehangat kasih ibu yang membelaiku ketika aku membutuhkannya.

Andai bisa, aku akan minta Tuhan untuk melembutkan hatiku lagi, agar prasangka tak akan hadir lagi, meskipun dalam bentuk paling halus sekalipun.

Andai bisa, aku mau minta pada Tuhan, tolong beri aku sepotong hati yang baru untuk jatuh cinta lagi. Pada orang yang tepat. Pada ia yang sebenar-benarnya untukku, bukan hanya yang sekadar singgah lalu hilang ditelan bumi. Pada orang yang sebenar-benarnya untukku, hingga akhir hayatku. Jatuh cintakan aku pada ia yang akan membuat hari-hariku bahagia dan indah, tanpa rasa sakit lagi. :)

1 komentar:

  1. Ilaaa, semangat yaaah.
    Ayooo bangkit lagi, semoga yang terbaik yaah :)

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)