Pages

Kamis, 12 April 2018

[Review Korean Movie] Train to Busan

[Review Korean Movie] Train to Busan

Udah lama mau nulis review film Train to Busan ini, tapi kelupaan mulu. Wekeke. Maafkaan. Jadi ceritanya udah lama saya pengin nonton film Train to Busan pas jaman drakor Goblin masih ongoing, tapi keburu males karena harus download. Saye tak de quota ye, kak. Jadilah kapan hari main ke rumah Nindri, sekalian minta file film dan drama korea. Thanks, Nin. Akhirnya bisa nonton film Babang Gong Yoo juga. Hahaha 😆

Anyway, saya cerita aja ya langsung...

Film Korea Train to Busan yang tayang tahun 2016  ini berkisah tentang sebuah wabah penyakit mematikan yang terjadi di Seoul. Kejadiannya dimulai saat sebuah kebocoran kecil terjadi di pabrik hingga membuat mobil pemilik ternak harus disterilkan setiap kali ia melewati penjagaan petugas. Karena dikiranya wabah itu dari ternak unggasnya, padahal ya siapa yang tahu penyebabnya apa? Pemilik saham pabrik tersebut segera menjual sahamnya ke pasar saham agar segera bisa menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan.

Seorang lelaki yang bekerja sebagai konsultan saham memiliki anak bernama Suo-an. Untuk menebus kesalahannya karena salah memberi hadiah ulang tahun, ia berjanji untuk mengabulkan permintaan anaknya agar bisa pergi ke Busan, tempat istrinya berada. Mereka berdua sudah lama bercerai, tapi sang ayah sibuk bekerja hingga lupa untuk memberi perhatian pada anak semata wayangnya. Baginya, bekerja jauh lebih penting daripada memberi perhatian pada sang anak. Dikiranya Suo-an bakal senang dapet hadiah, walo hadiahnya pun yang beliin asistennya. Tapi ternyata dia salah beli hadiah dong. Hyaa *bapak macam apa inih. Wuu~*




Saat ayah dan anak ini naik kereta jurusan ke Busan, beberapa menit kemudian Suo-An melihat keganjilan yang terjadi di jendela keretanya. Ia melihat ada dua orang yang saling bertabrakan. Lalu karena penasaran, ia pun berjalan-jalan di lorong kereta untuk melihat apa yang terjadi. Ternyata di dalam kereta itu ada seorang perempuan yang terinfeksi wabah penyakit itu. 

Lalu, seorang lelaki gembel yang ngumpet di dalam kereta pun menangis histeris dengan nada gemetar sembari mengatakan, “Semuanya akan mati, tidak ada yang akan selamat.” Berulang kali seperti itu. Di gerbong itu, Suo-An dan ayahnya pun bertemu dengan dua nenek yang bersaudara, segerombolan anak baseball, lelaki tua pengusaha yang egois, dan sepasang suami istri yang istrinya sedang hamil tua.

Di televisi muncul berita bahwa kota Seoul mendadak menjadi chaos karena banyak orang meninggal dan ada kekacauan yang terjadi di beberapa titik kota. Masalahnya, orang-orang tidak tahu apa penyebab terjadinya kekacauan itu. Baru disadari bahwa wabah penyakit yang dimaksud adalah zombie. Sekalinya orang yang digigit sama zombie itu mati, ia akan bangkit dan mulai mencari darah baru untuk dimangsa.

Kekacauan ini sampai melibatkan tentara untuk mengurusinya. Jadi dibuatlah rencana untuk mensterilkan penyakit tersebut yaitu dengan mengisolasi para penumpang yang ada di kereta. Jika sudah sampai di kota, para penumpang kereta akan disterilkan yang itu artinya harapan hidupnya juga mengkhawatirkan. Harapan satu-satunya adalah kereta harus tetap melaju menuju Busan. Jadi kereta itu akan dihentikan di Busan, dengan atau tanpa penjagaan dari tentara.




Saat sudah mendapat kabar tentang penyebab kekacauan itu adalah zombie, ayah dan anak itu pun berjibaku dengan penumpang lainnya agar bisa selamat. Kereta yang seharusnya turun di Busan justru turun di kota lain. Namun, zombie-zombie sudah mewabah hingga menyerang orang-orang yang masih hidup. Sampai yang tersisa hanya sedikit, itu pun sudah terpecah menjadi dua kubu. Yang ingin selamat sendirian di gerbong depan, dan sekelompok orang yang ada di gerbong belakang yang ingin menembus kerumunan zombie.




Bagaimana akhirnya kekacauan ini bisa dipecahkan?

Tonton aja filmnya. 😍

Review film Train To Busan :


Film Train to Busan ini film kedua Gong Yoo yang saya tonton. Dan yes, saya sukaaa banget sama aktingnya meskipun nggak banyak dialog juga di film ini. Namanya juga film zombie yaa. Hahaha. Jadi adegannya banyakan kejar-kejaran sama zombie, dari awal sampai akhir film baik di ruangan, di gerbong sampai di stasiun. Wkwk.








Kata adek saya, kok kamu mau sih nonton film horor gitu, mba? Ya mau-mau aja, asal nggak kerasa horor banget. Toh saya udah pernah liat makeup artis zombie bikinan mba Yona, jadi ya ngertilah kalo darah dan bekas lukanya itu boongan. Jadi dikuat-kuatin nontonnya. Paling efek suara aja yang bikin dag dig dug. Hahaha 😋

Yang bikin histeris itu ya pas ngeliat kejar-kejarannya. Berasa banget gregetnya. Makin terdesak, orang akan makin egois di situasi genting. Bahkan si ayah Suo An ini bilang sama anaknya, “Dalam situasi seperti ini kamu harus egois, mementingkan dirimu sendiri.” Eh lah dalah si anaknya baik banget masih ngurusin orang lain.

“Ayah cuma peduli pada dirimu sendiri. Itu sebabnya ibu pergi.”

Trus si ayah kesentil dong sama omongan anaknya. *tetiba mellow*

Trus pas si suami yang istrinya hamil itu mau nyusul ke gerbong 9, dia nyusun strategi dan bilang sama si ayah Suo-An,

“Kau pasti tidak pernah bercengkrama dengan putrimu. Saat dia dewasa nanti, dia akan mengerti mengapa kau bekerja begitu keras. Seorang ayah melewati semua hal buruk tanpa mendapat pujian yang pantas. Tapi, semua ini adalah pengorbanan, kan?”

Yang bikin kesentil itu pas asisten Kim bilang sama si ayah Suo-An ini soal kejadian yang menimpa pabrik mereka, dia bilang, “Ini bukan salah kita, kan? Katakan itu bukan salahku?”

Ga tahu kenapa ya. Kok ya pengin ngegetok si asisten Kim dan ayah Suo An ini. Di saat-saat penting pun, setelah tahu apa penyebab terjadinya wabah itu dia masih mengelak kalau dia salah. Ya wajar sih, self defense orang saat terdesak masih bakal  tetep ada. Tapi piye gitu. Grrhh... *mulai esmoosyiii*

Trus kalo bukan salah lo, salah siapa? Salah gue, salah temen-temen gue? *ter-AADC. Wkwk*

Bagian paling serem di Film Train to Busan ini menurutku pas kejadian keretanya jatuh menimpa kereta satunya, padahal orang-orang masih ada di sana. Sedangkan zombienya ngincer juga. Hwaaa, itu gregetan plus horor abis. Harus keluarin Suo An, ibu hamil, dan si gembel dari sana. Pokoknya bagian ending itu bikin gregetan plus klimaksnya dapet banget. Ngetwist ya. 😁 *seru deh pokoknya*

Sama pas naik ke atas tempat tas (apa tuh ya namanya, kabin?) merayap pelan demi bisa pindah gerbong. Tiap detik begitu berharga. Saking udah kudu nahan napas, juga kudu nahan diri biar nggak jatuh tepat di deket zombienya. heuheu


Kalau menurut saya, hikmahnya apa yaaa...


Di dunia ini ada orang-orang yang mementingkan diri sendiri di saat genting, tapi ada orang yang masih memikirkan hidup orang lain. Saat itulah nuranimu diuji. Apakah kamu akan seegois itu memperjuangkan nyawamu sendiri demi orang lain, atau akan tetap berjuang demi orang asing? Fyi, orang asing loh ya. Bukan kerabat atau saudara. Itu sebabnya, pesan di film ini dapet banget.

Keegoisan hanya akan membawamu pada ketidakbaikan.

Sisi egois manusia pasti ada, tapi hati nurani pasti akan bertanya padamu, apa kamu masih punya rasa kemanusiaan yang tersisa untuk orang lain?

Di saat itulah kamu akan tahu siapa saja orang yang layak untuk diperjuangkan.

Jujur, film Train to Busan ini bikin terharu dan horor sekaligus. Terharu yang bikin saya juga mikir, kalau saya ada di posisi si ayah Suo An, saya bakal ngapain ya? Apa bakal mementingkan diri sendiri juga? 😒

Dan, satu clue yang ada di bagian depan film Train To Busan ternyata berguna juga di bagian akhir. Saya kira nggak akan ada gunanya scene Suo An nyanyi itu. Nggak tahunya itu jadi kunci ceritanya juga. Yang bikin saya salut, itu gimana coba nge-makeup sebanyak itu para zombie-zombie yang jumlahnya sampe puluhan. Pasti banyak bener makeup artis yang bekerja di belakang layar. Daebakk!😘

Overall, 9 bintang untuk film Train to Busan ini. Love love pakek banget aktingnya babang Gong Yoo. Kyaa, main film lagi dooongg~ 😍



6 komentar:

  1. sempet liat thrailernya serem bgt, dan baca ulasannya aja udh bikin deg2an, haha

    BalasHapus
  2. Penasaran sama film ini. Tp ko blm berani nonton ya..
    Kurang suka klo horor zombie
    Kejar2an terus

    BalasHapus
  3. Aku pas nonton film ini nangis lho Mbak. Kasian si Gong Yoo mati :(.

    BalasHapus
  4. Aku sebel sih sebenarnya sama film ini. Kirain cerita tentang apa gitu cerita romantis lah tahunya film Zombie. Tapi yaudah aku tonton aja sampai selesai, sesih banget pas adegan Suo An kejer mau ikut Bapaknya yang sudah kena gigit zombie.

    BalasHapus
  5. Aku nonton ini dicepet-cepetin, ngeri ngeliat jombinya, sama ngagetin, tapi seru juga walau endingnya sedih hiksss

    BalasHapus
  6. gong yoo itu satu2nya aktor korea yg suami suka karena menurut dia nggak muka cantik dan aktingnya bagus
    tapi aku nggak demen film zombie sih mbak
    aku jijikan soalnya

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)