Pages

Jumat, 21 Agustus 2015

Titik Ternyaman

7 Agustus 2015, di gerbong kereta Sby-Tegal

Naik kereta menuju Tegal dari Surabaya bareng penulis emang nano-nano. Obrolannya bisa nyambung ke mana aja. Sampai panjang kali lebar kali tinggi *lho. Saya jadi mulai belajar melihat orang dari dua sisi yang berbeda. Bisa jadi yang tampak terlihat bahagia belum tentu seindah yang kelihatannya. Orang yang senyum belum tentu bahagia, bisa aja itu hanya lip service.

Anyway, obrolan absurd dengan mba Zachira Indah makin melebar ke beberapa hal yang menarik dibahas. Mulai dari bahas tentang sopir taksi yang nganterin tadi ke stasiun dari Grand City, sampai bahasan tentang sesuatu yang bikin saya mikir. Mba Indah sempet bilang tentang dua orang yang walau berbeda sifat tapi mendapatkan titik ternyaman mereka. Saya heran sama dua orang yang walau beda tapi kok tetep nyambung dan nyaman aja gitu. Kenapa? Kalo kata mba Indah, ada memang orang yang seperti itu, biasanya ya nyaman-nyamanan aja. Keduanya merasa tidak terintimidasi dengan kehadiran orang lain, jadi tetep nyambung dan malah jadi sahabatan. Malah kalau dihadapkan dengan orang yang sisi dominannya lebih kuat, biasanya bakal merasa terintimidasi, lalu mundur teratur. Lagi-lagi, ini nyaman-nyamanan. Yang satu merasa nyaman karena yang lain juga menganggap demikian.

Saya makin heran karena terlihat tek-tok antar dua orang itu kayak saling gimana ya, nggak bisa dibilang selalu dianggap akur. Kadang malah ketok ngenyek, ada nada mengecilkan diri. Tapi karena sisi nyaman itu ya jadi nggak dianggap. Anggap guyonan. Memang ada sih yang saya kenal bisa sampai nyaman, padahal keduanya ibarat bumi sama langit. Beda jauh puol. Hehe

Yang menjadi pertanyaan berikutnya, memang kalau sahabatan dengan orang seperti itu akan nyaman, sangat nyaman malah. Tapi balik lagi, mungkin nggak akan berkembang. Bahkan potensinya cenderung jalan di tempat. Yang satu udah berjuang mewujudkan mimpinya, yang satu merasa itu nggak perlu juga diperjuangkan dan akhirnya malah jadi penonton dan tukang bawa pompom aja. Jadi, enakan sahabatan sama yang mana? Tanya sama diri sendiri deh, karena hanya yang sejiwa yang akan merasakan kenyamanan dalam bersahabat.  :D

#curcolrandom
#udahlamanggakcurhat

16 komentar:

  1. nyaman dan nggak nyaman tergantung individu ya mbk,sejauh ini teman2 ternyaman saya *eaaa..* pada jauh semua,pada di Jawa,nggak bisa kayak dulu lagi tapi tetep bisa sharing dan seru2an di line... #curhatjugaah

    BalasHapus
  2. betul sekali..kadang menemukan teman ternyaman itu susah mbak..tergantung pd individunya juga... :)

    BalasHapus
  3. aku punya sahabat di kedua tipe tersebut sih mbak, dan dua2nya nyaman. Kalo menurutku, nemui sahabat itu beda tipis sama nemuin jodoh. Ada temen yg baiiikkk banget, tapi hati rasanya sama sekali gak nyaman buat berbagi apapun sama dia... gatau kenapa. Iya ga sih?

    BalasHapus
  4. Ngomongin soal sahabatan, aduh Mbak aku paling susah percaya sama orang. Percaya nggak percaya, dulu jaman SMA saya saingan sama A, eh kini setelah lulus kuliah sampai berkeluarga justru A yang dekat sama saya. Sekalipun masih ada bau-bau saingan tapi kita nyaman-nyaman saja.

    BalasHapus
  5. Tergantung orangnya memang La, bagusnya sih sama-sama bisa maju bareng, jadi yang satu gak cuma bawa pompom.

    BalasHapus
  6. tergantung orangnya ya Ila, walau beda tapi bisa saling menyesuaikan atau gak

    BalasHapus
  7. Teman yang mengerti dan menerima kita apa adanya. Tapi kita juga perlu cari teman yang bisa diajak untuk bersaing (persaingan positif tapi yaa)
    Nyaman dan tidaknya sih tergantung kita sendiri gimana menyikapinya, tapi poin penting ya yg sya bilang dia atas hihihii

    BalasHapus
  8. Aduh... jadi keingetan sama teman-teman ternyaman aku. Sekarang pada jauh dan sibuk dengan keluarga kecil masing-masing. Kangen bisa ngobrol tanpa jaim bareng mereka. ^^

    BalasHapus
  9. Balasan
    1. setuju :D
      kadang beda itu bisa jd saling melengkapi, tp kadang suka ga ngerti jg dgn jln pikiran si dia :))

      Hapus
  10. Ya dirasain aja. Bahasa persahabatan hanya bisa dimengerti individu ybs :))

    BalasHapus
  11. kadang dalam kondisi pro dan kontra bebarengan, justru membuat "maju". saya setuju dengan Mbak Indah

    BalasHapus
  12. nyari teman yg nyaman itu susah2 gampang ya mbak,, sejauh ini teman2 saya pada jauh semua, curhat lewat wasap. meskipun ada suami tp rasanya beda klo gak sama teman2 wanitaku

    BalasHapus
  13. titik ternyaman itu saat bareng temen baik dan ditengah meja ada pizzanya :p

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)