Pages

Sabtu, 31 Agustus 2013

Eksplorasi Pasar Kopi Internasional bagi Indonesia

nenek pemetik kopi (sumber)


Ngopi sebagai Tradisi Unik Indonesia

Sebagai penikmat teh, sehari-hari saya lebih menyukai teh daripada kopi karena lebih aman bagi lambung saya. Namun, kadang saya menggunakan kopi saat saya butuh begadang seperti saat mengerjakan deadline menulis dari penerbit. Pada takaran yang tepat, kandungan kafein di dalam kopi dapat menstimulasi otak dan sistem syaraf, membantu berpikir lebih cepat, meningkatkan kewaspadaan, tidak mengantuk dan menyegarkan badan.  Efek tidak mengantuk inilah yang saya perlukan. Hanya saja, saya hanya berani meminum maksimal dua cangkir dalam sehari, karena lebih dari itu, perut saya tak cukup kuat untuk menerima kafein yang ada di dalam kopi. Hehe



Bagi penikmat kopi, kopi bisa juga diseduh sendiri. Misalnya saja, kopi torabika disangrai lebih dulu hingga aroma harumnya keluar. Kopi sangrai ini lalu dimasukkan ke dalam mesin boiler beserta gula untuk diekstrak menjadi kopi siap saji. Kopi siap saji siap disajikan dalam keadaan panas maupun dingin. Ya, suka-suka kita aja yang menikmatinya. Kalo saya lebih suka panas. Karena bisa menghangatkan tubuh. Saya lebih suka memilih yang instan karena ribet kalo harus mengekstraknya sendiri. Hihi. Buat penjual kopi yang membuka caffee ala  anak muda, biasanya tradisi menyajikan kopi secara langsung dari mesin pengekstrak ini bisa jadi pilihan. Karena aromanya yang lebih kuat terasa, apalagi pembeli juga bisa milih dong campuran kopi yang ingin dipakai yang mana aja, bisa kok dicampur sesuai selera lidah kita.

kopi indonesia (sumber)

Peluang Ekspor Kopi Indonesia

Btw, lalu apa hubungannya dengan postingan yang saya tulis ini? Saya ingin bercerita tentang peluang ekspor kopi Indonesia di pasar internasional. Untuk hal ini, indonesia menempati urutan ke tiga setelah Brazil dan Vietnam.

Indonesia selama ini dikenal sebagai pengekspor biji kopi, akhirnya harus merelakan diri untuk berbagi pasar dengan beberapa negara pengeskpor kopi lainnya. Indonesia mengalami penurunan jumlah ekspor kopi jika dibandingkan tahun sebelumnya. Ini bisa dilihat dari berita yang saya baca di sini :

Turunnya ekspor kopi Indonesia diperkirakan bakal menekan kemerosotan harga berbagai jenis kopi yang digunakan dalam kemasan instan oleh Nestle SA dan Kraft Foods Group Inc. Harga kopi di pasar komoditas tercatat turun 17% dari posisi tertingginya di Maret lalu yang terjadi akibat melonjaknya pasokan dari Vietnam dan Brasil. (sumber)

Vietnam dan Brazil merupakan dua negara yang juga menjadi pesaing untuk kopi Indonesia. Kita tahu bahwa Vietnam adalah salah satu negara ASEAN yang dekat dengan Indonesia. Untuk pasokan kopi, Vietnam mengalami kenaikan yang pesat karena beberapa faktor yang memang didukung oleh pemerintah. Salah satunya karena faktor iklim dan cuaca yang stabil. Indonesia mengalami penurunan produktivitas karena perubahan iklim atau climate change.

Lalu, kemana dong Indonesia mengirimkan kopi-kopi terbaiknya?

Menurut catatan Kementerian Pertanian, ekspor kopi Indonesia paling besar adalah ke Amerika Serikat. Negara tujuan ekspor kedua yang paling besar adalah Jepang. Volumenya sekitar 50.000-60.000 ton per tahun. (sumber)

Untuk tujuan ekspor kopi yang lainnya ada : Brazil, Spain, Italy, Turk, Argentina, USA, England, India, China, Thailand, Japan, Vietnam, Pakistan, Malaysia, Hong Kong, Sri Lanka, Bangladesh, Egypt, Iran. (sumber)

Wah, banyak juga ya? Apalagi Indonesia mempunyai kopi khas daerah yang dikenal mendunia, seperti kopi Gayo, Lintong, Arabica Bengkulu yang berasal dari Sumatera. Kemudian ada kopi Toraja dari Sulawesi, kopi Kintamani dari Bali, kopi Wamena dari Papua, kopi Bejawa dari Flores dan kopi Jawa. (sumber)

Kopi Indonesia yang paling digemari dan berhasil mengangkat citra Indonesia adalah kopi luwak. Kopi ini muncul dalam adegan film berjudul "The Bucket List" pesan yang ingin disampaikan oleh film ini adalah "jangan mati dulu sebelum mencicipi kopi luwak". Jika dilihat dari kecenderungan pasar, kopi luwak memang lebih dikenal dan lezat. Ini katanya sih, saya sendiri karena bukan penikmat kopi yang maniak jadi belum pernah cobain. Biji kopi yang diperoleh dari luwak sendiri, yang mengalami pengolahan di dalam perut luwak. Inilah yang membedakan dengan biji kopi yang lain karena matangnya alami. Soal halal atau tidaknya, katanya, sudah dinyatakan halal.


kopi luwak dalam film Bucket List (sumber)


Trus, apakah bisa bersinergi dengan Vietnam?
Yuk, Explore Indonesia : The Land of Coffee!

Kopi Khas Vietnam (sumber )

Indonesia kita yang cantik ini merupakan tanah surga bagi pecinta kopi. The land of coffee, saya menyebutnya. Berbeda dengan Vietnam, tanah indonesia yang luas bisa dengan leluasa kita manfaatkan untuk memaksimalkan produksi dan panen kopi tiap tahun.

Andai Pemerintah menawarkan solusi begini nih : menyediakan peralatan produksi yang relatif modern, menciptakan sistem usaha  seperti menjual produk, mengolah limbah, melalukan pembibitan untuk memilih varietas yang paling disukai konsumen, dan perbaikan kesejahteraan petani. Kalau hal ini dikerjakan, maka produksi akan meningkat, petani juga sejahtera. Ini yang paling disukai oleh pemerintah maupun petani kan? ;)

Anggaplah petani sebagai sahabat terbaik para pengusaha dan pemerintah, sehingga jika ada keluhan seputar produksi kopi yang menurun pemerintah bisa segera bertindak untuk mencarikan solusi bagi masalah tadi. Tentu, komplain para petani dilayani sebaik mungkin, dicarikan solusi, ditindak lanjuti.

Jika ingin fokus di pasar internasional, maka kita perlu dong memenuhi standar kualitas produk dan tak henti berinovasi memenuhi kemauan konsumen. Jauh-jauh hari kita sudah harus memberitahukan ini pada petani : bagaimana cara budidaya, pemetikan, pasca panen, penyortiran, dan penjemuran agar memenuhi standar mutu tinggi yang dimiliki oleh negara penerima ekspor.

Trus, para petani diundang ke pabrik untuk mengecek sejauh mana produksi terbaru kopi kita, apa sudah sesuai dengan rasa, taste kopi yang terpenting bisa direview oleh para petani kopi, sehingga kita jadi tahu dong kalo ada yang kurang dalam pengemasan misalnya. Atau rasa kopi yang menjauh dari standar. Padahal dalam mengekspor, standar yang diperlukan adalah standar tinggi sesuai dengan komoditas yang kita tawarkan. Pasar internasional kan maunya dapet yang terbaik, jadi kalo soal residu kita tentu butuh untuk meminimalisir residu yang ada di dalam kopi, sehingga kopinya bisa deh diterima di kalangan masyarakat negara tujuan ekspor kita.

Trus, kita juga perlu mengantisipasi fenomena climate change, karena memang perubahan cuaca yang ekstrim mengharuskan kita bersiap terharap resiko menurunnya produksi. Saya rasa yang paling penting adalah kita perlu menggandeng para pengusaha untuk memberikan rasa aman bagi petani, rasa nyaman bekerjasama, sehingga petani sejahtera, trus juga mensupport kegiatan yang mereka kerjakan.

Inovasi di bidang perkopian juga diperlukan. Komoditi ekspor perlu diriset lagi agar terpilih varietas yang terbaik. Memilih benih juga bisa dengan cara edukasi kepada para petani, semacam kita mengandalkan demonstration pot, jadi petani bisa lihat bagus nggak sih varietas tadi. Produksi bagus, pergudangan bagus, oke dong jadinya. Intinya, menjadikan pemerintah sebagai solusi bagi masalah petani. Selain juga memberi pelatihan tata cara ekspor, manajemen ekspor, atau negosiasi denga calon pembeli yang potensial.  :D

Kalau ini dikerjakan, kita tak perlu kok galau soal pasar ekspor kita dengan Vietnam. Karena vietnam memang memasarkan produksi kopinya kan untuk luar negeri, sementara dalam negeri mereka tidak terlalu banyak yang pakai. Kita tak perlu takut kehilangan pasar, justru bisa bersinergi dengan Vietnam mengambil pasar internasional. 

Kalau dari kita, walau produksi untuk ekspor sempat menurun, kita masih tetap memiliki penikmat kopi yang loyal terhadap kopi lokal khas Indonesia. Jadi, lebih baik kita fokus pada cita rasa kopi pilihan terbaik dari Indonesia, memaksimalkan produksi di mother land si kopi ini berasal,  mengedukasi petani, dll. Sehingga  tercipta kenyamanan bersama dan seiring berjalannya waktu, produksi bisa meningkat. Jadi, kita pun bisa tetap berdaya saing tinggi untuk merebut pasar internasional bersama tetangga kita, Vietnam. Bagaimana? Siap untuk ide ini menyongsong KEA 2015? Indonesia Bisa! ;)

Sumber referensi :
http://bisnis.liputan6.com/read/608804/sudah-dua-tahun-ekspor-kopi-indonesia-anjlok
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/28/090508227/Ekspor-Kopi-Ke-Jepang-Sempat-Terhambat
http://jaringnews.com/ekonomi/sektor-riil/38120/dorong-ekspor-kopi-khas-daerah-indonesia-di-amerika
http://lajudunia.blogspot.com/2013/01/10-negara-tujuan-ekspor-terbesar.html
http://pphp.deptan.go.id/disp_informasi/1/5/54/1390/pasar_ekspor_kopi_indonesia.html
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/18/090505188/Kementan-Buat-Rencana-Strategi-untuk-Petani
http://www.tempo.co/read/news/2013/06/09/173486897/Produktivitas-Kopi-Indonesia-Turun
http://www.cikopi.com/2010/01/vietopia-kopi-vietnam/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_Vietnam
http://www.hifatlobrain.net/2010/07/bucket-list-dan-kopi-luwak.html

10 komentar:

  1. teh poci, i like it, hahaha :D

    btw ulasanx keren, aku sekali buat pasti 3 jam-an, belum baca2nya, ngobrolnya, fesbukannya, makax nih hasilnya begadang :D

    BalasHapus
  2. pengennn banget duduk terus disuruh ngincip semua rasa kopi dari indonesia,pengennn..... :D

    BalasHapus
  3. mba aty : makasihm mba. hehe. iya rada laa apalagi kalo temanya susah :D

    BalasHapus
  4. mba hanna : iya apalagi kopi mahal kayak yang di caffee hotel. hehe, sempet nyicip pas ABFI, enak juga :D

    BalasHapus
  5. mba maya : masih di batas normal, mba. belum maniak kopi banget. karena aku punya maag jadi minum kopi kalo pas butuh begadang aja, maksimal 2 cangkir :D

    BalasHapus
  6. aku suka kopi putih, La...

    Ila... ada kata2 bersinergi, jadi inget syahrini.. hehhee..

    sukses La

    BalasHapus
  7. bingung, ada sekitar 12 blog punyamu.. bewein satu2 jadi mabok blog.. hehe.. piiss..

    La,, km hpna gak aktip napa?

    BalasHapus
  8. aku suka kopi yang udah sachet, mba. jadi ga nggiling sendiri. btw, blogku yang aktif diisi yang personal ini kok :P lainnya buat sharing info aja, kayak info buku, info lomba, dll.

    BalasHapus
  9. Aku paling suka kopi vietnam :)

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)