Pages

Minggu, 18 Agustus 2013

Akankah Sayangmu Seperti Cuaca?

Mengutip dari buku "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu" karya Tere Liye pada halaman awal: 

"Puteri, sekarang Jakarta gerimis. Cepat sekali berubah. Kayak hati. Semoga Pengertian, mau saling mengalah, saling menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik menyertai rasa sayang. Biar abadi sayangnya. Tidak seperti cuaca"
Sumber : notes mba Riski


Notes itu milik istri Bang Tere Liye. Buku-buku Bang Tere sejak saya kuliah sudah menemani saya memetik hikmah kehidupan. Kini, hanya buku Rembulan tenggelam di wajahmu saja yang tersisa di rumah karena yang lain dihibahkan. 

Btw, saya jadi pengen cerita tentang rasa sayang. Namanya sayang itu... unik. Walau bagaimanapun situasinya, kalau sudah sayang akan menjadi lebih toleran terhadap yang disayangi. Pernah suatu waktu teman saya bertanya, "Cinta sama sayang itu, kalo kamu boleh milih salah satu, kamu milih apa?" Waktu kujawab sayang, dia pun membenarkan. Dia setuju dengan definisi bahwa rasa sayang jauh lebih kuat ikatannya. Mungkin karena itu Allah menuliskan dalam Al Fatihah sebuah ayat yang berarti "Maha pengasih dan penyayang." Iya, penyayang, bukan pencinta. Kenapa sampai muncul di Al Fatihah ya? Mungkin karena kedudukannya lebih indah dari mencintai. 


Kalau dipikir-pikir lagi, jika sayang seperti cuaca, mungkin sayang itu akan cepat hilang. Sekejap saja. Akan segera berganti dengan kisah baru. Sayangnya, rasa sayang adalah perasaan yang tumbuh lebih kuat dari rasa suka dan rasa cinta. Bahkan seorang ibu yang menyayangi anaknya akan rela menghabiskan waktu tidurnya untuk menemani sang anak saat anaknya sakit? Seseorang yang menyayangi yang dia sayang, akan berusaha untuk menjadikan yang disayanginya mendapatkan yang terbaik, hanya yang terbaik. Maka, mari berusaha menyayangi yang engkau sayangi. Semoga abadi rasa sayangnya, tidak seperti cuaca. :)


Tegal, 180813, 15:07

6 komentar:

  1. Saya suka dengan tulisan anda ini.. :-)

    BalasHapus
  2. nice post :)

    dan juga jangan sampe sayangnya sperti iklim :D

    BalasHapus
  3. aku sayang mba ilaaaaa......hehehehe

    BalasHapus
  4. amiin semoga rasa sayang yang kita miliki tak seperti cuaca yang berganti2...
    maaf lahir batin ya ila, kapan brangkat?

    BalasHapus
  5. Sayang sayang sayang....#alaipinupin :)

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung.
Mohon komen pakai url blog, bukan link postingan. Komen dengan menggunakan link postingan akan saya hapus karena jadi broken link. :)