Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Kamis, 13 Oktober 2011

Cara Pengiriman Naskah ke Gramedia, Gagas Media, dan Mizan Media Utama GAGAS MEDIA

Cara Pengiriman Naskah ke Gramedia, Gagas Media, dan Mizan Media Utama GAGAS MEDIA

by Info Lomba menulis cerpen, esai, dan puisi on Thursday, September 1, 2011 at 8:39pm
Syarat Pengajuan Naskah
Jangan ragu untuk mengirimkan naskahmu ke GagasMedia. Siapa pun yang mempunyai minat menulis bakal kita dukung deh! Nah, sebelum kamu mengirimkan naskahmu ke GagasMedia, cari tahu dulu persyaratannya.

Berikut adalah dua kategori naskah yang bisa kamu kirimkan.

1. Fiksi
Syarat umum:
- Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12
- Kirimkan dalam bentuk print out (yang sudah dijilid rapi, tentunya), sertakan sinopsis lengkap novelmu, plus form pengiriman naskah ke:

REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630

- Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan sekitar 4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.

Adapun jenis fiksi yang dicari adalah:
- DOMESTIC DRAMA
- MAINSTREAM ROMANCE
- CLASSIC ROMANCE
- TEEN ROMANCE
- CLIQUE*LIT

2. Non Fiksi
Syarat umum:
- Panjang naskah 70-150 halaman A4, spasi 1, Times News Roman 12. Kirimkan dalam bentuk print out (dijilid rapi) ke:

REDAKSI GAGASMEDIA
Jl. Haji Montong No. 57, Ciganjur
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630

- Atau, kirimkan proposal naskah via e-mail ke redaksi@gagasmedia.net. Bila naskahmu menarik, redaksi akan menghubungimu untuk pembahasan lebih lanjut.
- Setiap naskah akan diproses langsung oleh redaksi. Waktu yang diperlukan sekitar 4 bulan, mengingat banyaknya naskah masuk setiap harinya. Harap maklum ya.

Kategori nonfiksi yang dicari:
- Pengembangan diri (self improvement)
- How to
- Memoar-inspiratif
- Lifestyle
- Traveling
- Pengetahuan populer

Nah, jika kamu sudah menentukan kategori naskah yang akan dikirimkan, jangan lupa untuk menyertakan pula form pengiriman naskah yang bisa kamu download di sini!


 *****

Gramedia Pustaka Utama

Prosedur Penerbitan Naskah di Gramedia Pustaka Utama


GPU & Fokus Terbitannya

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) adalah penerbit buku-buku
umum, artinya buku-buku yang dimaksudkan untuk konsumsi umum, karena
merupakan referensi atau bacaan umum, mulai dari anak-anak, remaja
sampai dewasa, mencakup buku fiksi maupun non-fiksi. Itulah main
business kami. Tetapi, adalah fakta bahwa banyak di antara buku kami
juga dipakai sebagai buku teks. Karena itu, kami juga memiliki Desk
Buku Teks, yang secara khusus bertanggung jawab atas buku-buku teks
perguruan tinggi yang kami terbitkan. (Untuk buku teks bagi siswa
SMU ke bawah, silakan anda menghubungi sister company kami: Penerbit
Grasindo).

Buku-buku umum yang kami terbitkan adalah buku-buku yang mengandung
nilai-nilai yang sejalan dengan mission statement kami,
yaitu "Bersama komponen bangsa yang lain, ikut serta menciptakan
Indonesia Baru dengan nilai-nilai humanisme transendental." Karena
itu, buku yang kami terbitkan adalah yang mengembangkan nilai-nilai
kemanusiaan yang beriman kepada Sang Pencipta dan Pemelihara, yaitu
Tuhan Semesta Alam. Itu berarti bahwa kami akan menerbitkan buku
yang mendorong munculnya semangat pluralis, demokratis, inklusif,
cerdas, berwawasan luas, profesional, berbudaya, humanis, dan
religius. Sebaliknya, kami mengindari penerbitan naskah yang
mendorong semangat fanatik sempit, picik, anti-refleksi dan anti-
pembelajaran, pelecehan terhadap kemanusiaan.


Dewan Penilaian Naskah

Untuk menilai kelaikan terbit suatu naskah, kami memiliki Dewan
Penilaian Naskah, yang terdiri dari wakil-wakil dari Redaksi,
Produksi dan Pemasaran/Promosi, yang dari perspektifnya masing-
masing akan memberi rekomendasi terhadap suatu naskah untuk terbit
atau tidak terbit. Terasah oleh pengalaman, masing-masing akan
mengembangkan perspektif mereka, tetapi:

Secara khusus Redaksi akan menilai naskah dari mutu isinya:
kesesuaian dengan misi, kedalaman dan kelengkapan informasinya,
bagaimana pentingnya topik/tema naskah (importance), bagaimana
relevansinya, bagaimana penyajiannya (urutan logis atau sistematika
pemaparan dan gaya bahasanya), apa keunggulan dan kelemahan naskah
tsb dibandingkan dengan buku yang sudah beredar di pasar.
Secara khusus wakil dari Produksi akan menilai naskah dari sisi
produksi dan pembiayaannya: kemudahan/kesulitan produksinya, proses
yang harus dilalui, perkiraan besar ongkos produksinya.

Secara khusus wakil dari Pemasaran/Promosi akan menilai naskah dari
serapan pasarnya (marketability): apakah akan disambut pasar dengan
gairah atau sebaliknya? Berapa ribu akan terserap pasar dalam
setahun? Berapa lama naskah itu akan bisa hidup di pasar, akan terus
dibutuhkan atau hanya menjawab kebutuhan sesaat?

Kadang-kadang Dewan juga minta pertimbangan dari para ahli, termasuk
dari kalangan perguruan tinggi, atas naskah-naskah tertentu.

Quadran Penilaian

Dengan menggunakan kata MUTU untuk mutu naskah dan kesesuaian dengan
misi kami, serta kata LAKU untuk serapan pasar, terciptalah quadran
penilaian sbb:

Quadran 1: Mutu Tinggi & Laku Keras
Inilah primadona kami. Lampu hijau langsung kami berikan untuk
segera menerbitkan naskah yang masuk dalam quadran ini.

Quadran 2: Mutu Rendah Tapi Laku Keras
Ini lampu kuning. Kalau mutunya "tidak jeblok-jeblok amat", dan
penerbitannya TIDAK menimbulkan opini umum "Gramedia kampungan!",
kami masih mau menerbitkan naskah dalam quadran ini. Tapi, ya itu
tadi… tidak terkesan "MELACURKAN DIRI" atau muncul pendapat
sinis "HUH, GRAMEDIA CUMA CARI UNTUNG DENGAN MENJUAL SAMPAH!"

Quadran 3: Mutu Tinggi tapi Tak Laku
Ini lampu kuning. Demi standing kami, kami mau menerbitkan naskah-
naskah yang masuk dalam quadran ini. Inilah sumbangan sosial kami.
Kalau dana kami untuk ini sudah habis, kami mengusahakan cara lain:
Minta pihak kedua (penulis) untuk membeli sebagian agak besar dari
bukunya pada saat terbit.
Menggandeng pihak ketiga untuk ikut dalam pembiayaan, semacam co-
publishing, dan logo pihak ketiga itu boleh tampil di cover.

Quadran 4: Mutu Rendah & Tak Laku
Ini lampu merah. Kami tak ingin cari penyakit. Naskah di quadran ini
hanya bikin malu penerbit dan penulisnya... sudah malu, rugi lagi!

Prosedur

Bila anda memiliki naskah-naskah yang sejalan dengan misi kami,
dengan senang hati kami akan mempertimbangkan penerbitannya.
Prosedurnya adalah sbb:

1. Kirim naskah Anda (lengkap, dibendel agar mudah dibaca) ke
Redaksi Gramedia Pustaka Utama, Gedung Kompas-Gramedia, Jl. Palmerah
Selatan 24 -- 26, Lt. 6, Jakarta 10270

2. Lengkap berarti: naskah itu 100% komplit, termasuk gambar-gambar,
walaupun gambar-gambar itu hanya kopi dari aslinya, bukan masternya.
Ini penting karena master gambar-gambar itu berikut data elektronik
naskah tersebut baru akan diserahkan ketika sudah jelas kami
putuskan untuk diterbitkan. Ini menjadi sarana pengaman bagi Penulis
agar, andaikata ditolak oleh GPU dan naskah itu mau ditinggal di
GPU, hanya kopian yang dimiliki GPU (lihat relevansinya dengan point
4 & 5).

3. Sertakan informasi mengenai:

1)      Apa keunggulan naskah tsb dibandingkan dengan buku yang
sudah ada di pasar?
2)      Siapa pembaca sasarannya? Siapa saja yang berkepentingan
dengan naskah buku tsb, dan seberapa besar populasinya?
3)      Dalam perkiraan Anda, dengan populasi orang yang
bekepentingan seperti itu, kira-kira berapa banyak buku yang bisa
diserap pasar selama 12 bulan, bila kita memasarkannya hanya lewat
jaringan toko buku?
4)      Apakah Anda memiliki forum di mana naskah tsb akan digunakan
bila sudah terbit? (misal: "Saya adalah dosen dengan mahasiswa 50
orang per semester, dan rekan-rekan saya juga akan memakainya")
Bila "ya", berapa banyak Anda sendiri akan menyerap buku tersebut
dalam setahun?
5)      Apakah akan ada event tertentu yang menciptakan momentum
yang menguntungkan publikasi naskah tersebut. (Misal, "Bulan xxx
tahun zzz akan ada Nasional Seminar On bla bla bla, dan buku ini
akan di-launch di sana" atau "Saya akan melakukan in house training
untuk 500 karyawan PT yyy, bulan bbb tahun ttt, dan buku ini akan
dipakai sebagai panduan.")

4. Atas pengiriman itu, Anda akan menerima Tanda Terima, di mana
dicantumkan formula standar yang antara lain mengatakan bahwa
selambat-lambatnya dalam 3 bulan akan ada keputusan mengenai terbit
atau tidaknya. Keputusan bisa cepat (7 hari kerja), bisa lambat,
antara lain juga tergantung pada informasi-informasi (pertanyaan 1 –
5) tsb, di samping pada tumpukan naskah yang harus kami nilai.

5. Bila naskah tidak akan diterbitkan, GPU akan mengirim balik
naskah tersebut, bila disertai prangko secukupnya. Bila tidak
disertai prangko secukupnya, atau bila dikehendaki oleh penulisnya
untuk diserahkan kepada GPU, kami sedapat mungkin akan menjaga
kerahasiaannya, dan tidak akan menyerahkan kepada pihak lain untuk
diterbitkan atas nama siapa pun. Tetapi, karena secara berkala kami
membersihkan naskah-naskah tua, selalu ada kemungkinan bahwa naskah
seperti itu jatuh ke pihak ketiga yang tidak dimaksudkan, baik oleh
penulis maupun GPU, dan bisa jadi pihak ketiga itu memanfaatkannya
secara tidak bertanggung jawab, tanpa seizin penulis atau GPU. Bila
ini terjadi, GPU tidak bertanggung jawab atas kejadian seperti itu.

6. Bila naskah akan diterbitkan, kirimkan data elektronik berikut
master gambar/foto/sket. Waktu terbitnya dirundingkan. Perlu
diketahui bahwa pada saat kami memutuskan suatu naskah akan terbit,
kami sedang melakukan proses penerbitan naskah-naskah lain yang
jadwal terbitnya sudah mengisi standing order mingguan ke jaringan
toko buku untuk 2 bulan ke depan. Artinya, naskah yang baru saja
diputuskan untuk diterbitkan itu paling cepat bisa terbit 10 minggu
kemudian, kecuali ada kondisi khusus yang memungkinkan kami untuk
mempercepatnya.

Penting! Hindarilah:
1. Plagiat/pelanggaran hak cipta
2. Fitnah/pelecehan terhadap pihak lain

Tertarik untuk mencoba menerbitkan naskah anda? Kami tunggu!

PT Gramedia Pustaka Utama
Gedung KOMPAS Gramedia Unit II lt. 6, Jl. Palmerah Selatan 24-26,
Jakarta 10270
Telp. 5480888, 5483008, ext. 3202, 3206, 3200, 3231. Fax: 5300545


 *****


Mizan


Kriteria naskah:

 1.Naskah harus karya asli
2.Belum pernah dipublikasikan penerbit lain.
3.Memiliki cerita yang unik dan nggak pasaran.
4.Naskah ditulis dengan rapi (logis dan sistematis).
5.Memiliki peluang pasar (marketabilitas) yang bagus.
6.Tulisan utuh/padu (monograf), bukan kumpulan tulisan.
7.Tidak menimbulkan kontroversi, terutama berhubungan dengan moral dan agama.
8.Sertakan Sinopsis


Prosedur Pengajuan Naskah:

(Jika naskah telah memenuhi kriteria tersebut di atas)

 1.Surat pengantar.
2.CV (Daftar Riwayat Hidup) dengan alamat lengkap nomor telepon yang dapat dihubungi.
3.Naskah:
4.Keseluruhan isi naskah.
5.Berupa fotokopi (bukan asli/master), hard-copy atau print-out (redaksi tidak melayani naskah dalam bentuk file digital), diketik komputer (bukan ketikan mesin tik manual).
6.Kirim ke:
Redaksi Penerbit Mizan

-U.p. Bpk. Andityas Prabantoro, redaksi tidak menerima naskah PUISI (untuk naskah bertema keislaman dan dewasa (umum))

-U.p. Bpk. Benny Rhamdani (untuk naskah bertema umum (remaja), novel, cerpen, remaja, anak) persyaratan tambahan untuk naskah remaja dan anak: panjang naskah minimal 70 hal, maksimal 150 halaman, spasi satu, font times new roman 12pt, A4.

1. novel anak: petualangan yang seru dan lucu berbau detektif (modern, lincah, humor)
2. Ilustrated book: kisah-kisah menakjubkan yang cocok buat anak.
3. buku penunjang pelajaran SD yang disajikan dengan gaya populer.

Untuk lebih memahami trend saat ini silakan baca dan lihat produk2 terbaru DAR!

Alamat: Jl. Cinambo No. 135 (Cisaranten Wetan) Bandung 40294

Telp. (022) 7834310


Keterangan:

Jangka waktu evaluasi naskah maks. 3 bulan.

Jika Redaksi menolak penerbitan naskah, akan kita kabari via surat atau telepon., bahan naskah tidak akan dikirimkan kembali kecuali disertai perangko yang mencukupi.

Apabila naskah layak terbit, kami akan kabari via surat dan telepon dan dillanjutkan dengan pembuatan Surat Perjanjian dengan sistem Jual Putus atau Royalti.



Selengkapnya ada di namarappuccino.blogspot.com

Thanks to Allah, alhamdulillah ^^

Bismillah...

Thanks to Allah, Alhamdulillah.. berkah hari ini banyak sekali, hehe.... ^^ 
Alhamdulillah dapet 3 kabar baik, :D  yaitu, buku hadiah dari AQM Rumah Buku udah nyampe, naskahku ditrima di nulisbuku.com untuk proyek ulang tahun nulisbuku(day #3) dan  dapet hadiah majalah Smile E-Magz sebanyak 2 eks dari Leutika Publisher.. hehe... Alhamdulillah... ^_^

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

13 Okt 2011, 14:35

Buku Pengantar Apresiasi Prosa dari AQM Rumah Buku

Naskah diterima nulisbuku.com, alhamdulillah.. ^_^

dapet 2 eks majalah Smile E-Magz edisi ke-2 dari Leutika. ^^




Selasa, 11 Oktober 2011

Book Review~ Victory Lane



Judul : Victory Lane
Penulis : Iwok Abqary
Terbit : September 2011
Jumlah halaman : 174 hlm
Penerbit : Elex Media Komputindo

Biyan adalah altit renang perwakilan klub Banyutirta, dan Rey adalah perwakilan klub Aquasia. Bagi Biyan, Rey adalah musuh nomor satu di lintasan renang. Bagaimana tidak, dalam setiap kejuaraan, Rey tidak pernah memberikannya kesempatan  untuk menang. Padahal kemenangan  bagi biyan adalah modal penting untuk mendapatkan beasiswa yang diimpikannya. Tapi rey tak pernah mau mengalah. Persaingan keduanya semakin tajam, bahkan merembet ke luar arena. Tak heran biyan marah besar ketika Vio ,adiknya  malah terlihat dekat dengan Rey, musuh bebuyutan Biyan. 

Dari Rey, Vio mendapat kabar bahwa Biyan adalah cowok simpanan seorang tante-tante yang sering menjemputnya dengan sedan merah sepulang sekolah. Apakah ini hanya gossip? Vio curiga, lalu diam-diam Vio mengamati tingkah laku Biyan dari balik toko dekat sekolahnya. Dan kenyataan yang didapat Vio mengejutkan hatinya. Ia pun marah besar pada Biyan.

Lalu, beberapa hari kemudian, kecelakaan tiba-tiba terjadi pada diri Rey. Seseorang bertopeng  telah memukul kaki rey dengan tongkat besi di areal parkir. Rey yang tak mampu melindungi diri, habis dihajar babak belur oleh sosok misterius tersebut. Siapakah orang yang melukai rey? Bisakah Biyan  mewujudkan ambisinya menjadi atlit terpilih dalam PORDA? Lalu siapakah tante yang dilihat Vio saat menjemput Biyan di sekolah? Akankah biyan akan menceritakan rahasia yang dipendamnya selama ini?

Kisah pertarungan rey dan biyan di lintasan renang ini mengingatkan saya pada masa lalu, saat saya sma. Latihan yang keras saya lakukan agar bisa meraih juara 3 besar di tingkat kelas. Persaingan yang keras, sering membuat crash meski itu dengan sahabat sendiri terutama bila itu sudah menyangkut nilai pelajaran, tak ada kata mengalah. Bahkan pernah suatu ketika saya dan teman saya saling tak menyapa hanya demi saling bersaing di ujian penyaringan PMDK sebuah universitas ternama. 

Saya menyukai novel ini karena novel ini menceritakan kisah keseharian anak remaja. Konflik di lintasan renang mencerminkan sikap optimis biyan dan rey yang bertarung di lintasan renang demi masa depan menjadi atlit professional. Konflik yang terjadi justru mampu memicu semangat biyan untuk berlatih lebih keras lagi, dan rey yang selalu menang di lintasan harus tetap mempertahankan prestasinya agar tidak tersalip oleh Biyan, pesaing dari klub lawan.  


Bagian yang saya suka adalah saat biyan mengupakan untuk mencari nafkah di tengah badai keuangan dalam keluarganya. Sejak ayahnya meninggal dunia, Biyan mengupayakan untuk menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja tanpa sepengetahuan ibu dan adiknya. Biyan bekerja malam hari di sela-sela latihan renangnya. Saya juga menyukai bagian saat Vio membantu ibunya mengantar kue-kue pesanan tetangga, dan saat Rey memberontak pada ayahnya karena tidak diijinkan menulis cerpen karena harus mengikuti perintah papanya yang ingin agar dia lebih fokus pada latihan renang dibanding menulis cerpen. 

Bagian yang paling tidak disukai adalah saat Rey mengabaikan tugas sekolah karena kecapekan usai latihan rutin. Rey mencari contekan tugas ,10 menit sebelum guru datang ke kelas, ini cerminan kurang baik bagi remaja. Juga penggunaan kata-kata ‘an***t’ yang meski sudah diberi tanda bintang tapi membuat pembaca tau apa kata-kata kasar yang dimaksud. Ini tidak sesuai dengan target pasar anak remaja.

Seandainya saya bisa mengubah karakter Rey lebih lembut, mungkin akan lebih menarik karena rey menurut saya cenderung kasar dalam berucap meski ia sangat menyukai novel romantis. Ini membuat saya sebagai pembaca awam menilai apakah di lapangan, para atlit yang dididik dengan keras memang mengalami apa yang rey rasakan? Tekanan mental setiap pertandingan di mulai hingga akhirnya berdampak pada karakter pribadinya yang temperamen.

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sebaik apapun pilihan orang tua untuk kita karena kehendak yang tidak dikomunikasikan,maka akan berdampak pada sifat anak. anak akan cenderung memberontak dan sensitif,sama seperti karakter Rey di buku ini.

Novel ini paling sesuai untuk remaja, karena kisahnya yang simple, dan mudah dicerna.  Butuh waktu sekitar tiga jam saja untuk membacanya. Slamat membaca!

Artikel ini diikutsertakan dalam Book Review Contest yang diadakan oleh Pakdhe Cholik

Senin, 10 Oktober 2011

Aku kapan? #eh?

Rasanya cukup sudah kegalauan minggu ini. *halah*

Dimulai dari invite event nikahan sinta & kak ajie,(tgl 9 okt) lalu silmy (temen kuliah) dan calon suami (tgl  23-an) yang berlangsung bulan ini.

kali ini liat mba listi (temen di d'BC network, downline nya mba amel) ternyata sedang ada di jerman - dan.... honeymoon bareng misuanya.. truuus, ngetag foto jalan-jalannya disana. huwa.. gimana ga tambah galau #eh? , hehee... :p

kayaknya bulan ini emang beneran deh musimnya nikah, apalagi mengingat kmrn ada tanggal-tanggal bagus semisal 091011 buat nikahan. wekeke... aq sama ririn sampe sempet guyon, "emang ngaruh gitu ya sama nikahan? kan yang penting nikah. iya, ga? ' jawab ririn, "kalo aq ya yang penting dah dapet ijin dari kantornya mas ya udah, nikah." .

heuu, baiklah, aq makin galau bukan cuma soal kapan aq dapet giliran juga. wkkwk... tapi juga soal.. ya, tau sendiri... ada masanya  sahabatmu akan menikah, dan dia akan punya dunianya sendiri. dan aq-  masi lajangers - akan merasakan sepi yang sangat *wew*  karena satu persatu sahabat itu ngilang, dan ga akan sempat lagi buat curhat2an. :(

adakah memang ia -sang pelengkap rindu- sedang Kau siapkan, atau Kau tunda ya Allah? lalu, sampai kapan? hiks... :'(

101011, 17:25


Yesterday is History, Tomorrow is mistery, and today is a gift (Quote of “setengah isi, setengah kosong)


I wish you were here

Membaca AADC after seven years part 5 ini membuatku makin geregetan. huhu.. bayang pun, eh... bayangkan ding... :p 
Kisah part 4 kmrn berlanjut di part 5 ini. 

Ayah rangga meninggal tiba-tiba karena suatu kecelakaan di NY. Rangga yang kehilangan, mencoba menghibur diri. Dia dihadapkan pada situasi apakah benar dia harus kembali ke ina sedangkan NY lebih menjanjikan kehidupan yang aman untuknya? maka rangga lebih memilih untuk menjadi pengajar di sebuah universitas disana. 



dan konflik dimulai. huwa... >,<

itu gimana ceritanya ya... si Cinta mau ke NY buat summer course, si Rangga malah mau cuti ngajar buat pulang ke ina. katanya di ina mau ada reuni sma. glek. firasatku,  di part berikutnya mereka belum bisa ketemu. Yaahh, kecewa dehh pembaca...eh, tapi belum pasti ding...:D

dan yang lebih bikin termehek-mehek pas adegan cinta main ke kwitang cuma buat mengenang rangga. :))

daleemm dah critanya. mengingatkanku pada sesuatu, eh..seseorang.. liat aja potongan  note ini... :'(
***
Suara klakson membuat Cinta tersentak.
“Kalau jalan liat-liat!” bentak pengendara motor yang hampir menabrak Cinta.
Entah karena bentakan itu menusuk hatinya atau alasan yang lain, tanpa sadar airmata Cinta jatuh di sudut matanya.
“I wish you were here, Rangga,” bisiknya menerawang. Menatap nelangsa ke arah zebracross, tempat pertama kali Rangga mengandeng tangannya. Melindunginya dalam diam.
***
Nah, marii ditunggu part berikutnya. :D :D
ga sabar menantii. haha... ;)
Thanks mba fitri, atas tulisannya yang cantik sekali... jadi pengen main ke kwitang. meski disana aq ga akan ketemu Rangga-ku. wkkwk... ;p

091011, 21:33 


Bagi yang penasaran pengen tau kisah AADC after seven years-nya, add aja mba fitri 
(maaf ga bisa ngelink ke note, karena disetting untuk friends mba fitri saja) 



Minggu, 09 Oktober 2011

Kerja proyek itu sesuatu banget

Bismillah...

(semoga ada kebaikan dari setiap kata yang saya tulis.. hanya ingin menyampaikan kebenaran... :) )
Postingan ini terinspirasi dari tulisan mba tarry di blognya. Sebuah postingan berjudul  "Jadi Kuli itu Tidak Enak".

Mba tarry menulis begini :
Alhamdulillah setelah jatuh bangun di awal aku datang ke Hong Kong, akhirnya  aku dapat Boss baik dan gaji sesuai standart. Aku dapatkan hak-hakku tapi ada satu hal yang tidak aku dapatkan yaitu kebebasan. Aku bagaikan burung di dalam sangkar emas. Aku dapatkan kenyamanan tapi harus mentaati aturan-aturan yang ditetapkan tanpa bisa terbang bebas kemanapun yang aku inginkan. 

Saat mba tarry bercerita tentang kehidupan dirinya yang terpaksa bekerja dengan sistem gaji yang ditetapkan. Mba tarry harus menjalani 1 tahun pertama dengan gaji dipotong. sesuatu yang membuatnya harus bersabar agar bisa menabung untuk masa depan dan  nantinya memulai usaha baru saat tiba di tanah air kembali. Ini membuat saya jadi teringat pertama kali mendapatkan gaji di sebuah dinas pemerintah.(ga usah disebut nama  dinasnya ya, pasti sudah tau karena bisa lihat di profil fb). Bukan tentang jumlahnya. Tapi tekanan batin saat menjalani sebuah ritual mengentri data-data. It's oke, saya suka deadline, saya suka berhubungan dengan data-data. Saya memang menyukai ekspektasi untuk mendapatkan apapun award-award yang bisa saya nanti raih jika target terpenuhi. 
Iming-iming saat itu dari supervisor adalah makin cepat slesai makin baik. Jika mengerjakan data batch sebanyak-banyaknya, artinya semakin banyak uang yang akan saya dapatkan. 
Lalu kemudian, ada  perasaan bersalah hadir. 
Benarkah saya mengerjakan semua ini demi uang? 
Atau demi kevalidan data sensus? 

Nyatanya teman-teman di ruangan saya atau ruangan sebelah satu persatu mulai menanggalkan kejujuran dalam mengolah data, pun termasuk saya. Satu persatu  dari kami mulai merambah mengacak-acak data sensus itu dan tergoda untuk memperbaiki data tanpa melihat dokumen asli sensus yang sudah discan, hanya demi mempercepat waktu kerja. Setiap data yang tidak lengkap memang wajib masuk ke bagian validitas, bagian saya dan teman-teman di ruangan D. Dan tau hasil akhirnya? Banyak data divalidkan secara paksa. Dan supervisornya santai-santai saja....
Hal ini memang bukan hal baru di dinas. Lalu?

Bukan hanya soal data yang tidak valid, tapi juga soal kejelasan kerja. Bayangkan... di kontrak kerja tidak jelas tertulis kami ditempatkan di bagian mana. Temen-temen kecele karena saat itu di hotel, penandatanganan kontrak kerja dilakukan hanya butuh waktu 10 menit saat sesi pelatihan berakhir, sedangkan  kami fresh graduate tidak melihat dengan cermat apa saja point-point penting dalam perjanjian ini. Padahal ada  4 tahapan dalam pengolahan data, yaitu : scanning, correction, completion, dan validation. Ini ternyata sudah direncanakan oleh pihak dinas yang membuat peraturan sekenanya, agar sewaktu-waktu kami bisa dipindahkan di bagian lain (dengan gaji yang tentu saja berbeda- jauh lebih sedikit di banding di  bagian validasi). 

Pengen protes? Tentu saja ga bisa. Bahkan pernah dalam beberapa kali saya dan teman-teman di ruang D harus dipindahkan ke ruangan lain, dalam 1 bulan pindah-pindah tugas. Glek! benar-benar tak efisien! Kenapa tak efisien? jelas.... karena setiap kali pergantian tugas, kami harus belajar lagi tentang bagian kerja kami yang baru. seperti corection itu bagaimana, apa saja yang harus dikerjakan seorang corection, apa yang harus dilaporkan ke supervisor, dsb. Ini yang membuat kami lemas di awal pemindahan.  Butuh waktu 3hari untuk melatih jemari kami agar bisa bekerja secara normal. Boro-boro mau kerja, bahkan ada teman yang mau mundur karena dirasa sudah tidak sesuai dengan kontrak. Protesnya di kantor tidak diterima. Dan pertanyaan dia tentang surat kerja yang belum kami sentuh sejak tandatangan pertama kali juga tidak digubris. 

Saya bahkan sempat cerita ke teman saya dan teman menyarankan untuk berhenti saja. saya bilang, nanggung kali ya. sudah kerja bahkan belum terima gaji (karena katanya pengajuan pencairan dana proyek itu mundur dari jadwal) akhirnya membuat saya tertahan di sana sambil menguatkan hati, insyaAllah ada hikmah.. insyaAllah ini ga sia-sia....
Dan 6 bulan bukan waktu yang singkat untuk tau seluk beluk di dinas.. rasanya membuat saya makin menangis, andai saya menjadi bagian dari proyek ini dan proyek ini membuat banyak orang sengsara -karena hasil sensus yang tidak valid- brapa dosakah yang akan saya tanggung sampai akhir hayat? 

Bekerja dalam sebuah proyek memang sesuatu banget. Sensus berguna untuk menghitung jumlah penduduk yang ada di bawah garis kemiskinan, dan selama ini data dari dinas memang berbeda dengan data di World bank, sangat jauh berbeda. Jadi ini mempengaruhi kebijakan dalam memberi bantuan untuk raskin. Karena proyek tergantung siapa orang dibalik proyek tersebut, dan saya merasakan proyek kali itu sangat-sangat tidak bagus. 
Semoga Allah mengampuni setiap gerak laku saya saat mengentri data yang tidak valid itu. :'(


091011, 22:53 

Artikel ini diikutsertakan dalam acara GIVEAWAY "CINTA ANTARA 2 NEGARA" yang diadakan oleh Tarry KittyHolic


Sabtu, 08 Oktober 2011

Lelaki Isya



Lelaki Isya
By Ila Rizky Nidiana – Tegal, Jawa Tengah

saat tubuh terbujur kaku
kain kafan membungkusmu
tak seorang pun dapat menolongmu
kecuali amalanmu

sholat ayo kita sholat sebelum disholatkan
dalam waktu sempat ataupun sempit
sholat tak boleh ditinggalkan
tak bisa berdiri, duduk atau rebahan
tak bisa rebah di-isyaratkan
saat tubuh terbujur kaku
kain kafan membungkusmu
tak seorang pun dapat menolongmu
kecuali amalanmu
sholat ayo kita sholat sebelum disholatkan
dalam waktu sempat ataupun sempit
sholat tak boleh ditinggalkan
sholat ayo kita sholat sebelum disholatkan
dalam waktu sempat ataupun sempit
sholat tak boleh ditinggalkan
sholat ayo kita sholat sebelum disholatkan
dalam waktu sempat ataupun sempit
sholat tak boleh ditinggalkan
tak bisa berdiri, duduk atau rebahan
tak bisa rebah di-isyaratkan
saat tubuh terbujur kaku
kain kafan membungkusmu
Sahrul Gunawan-  Lagu berjudul  Sholat

Saat tubuh terbujur kaku. Kain kafan membungkusmu. Aku merinding mendengar lagu itu pertama kali terlantun di sebuah radio di awal ramadhan kali ini. Sebuah radio yang bernama radio DAI di kota tempatku mencari rezeki, semarang. Aku penasaran dengan suara penyanyinya. Siapa ya? Terdengat familiar, hanya saja aku tak tahu dia siapa. Hmm, beberapa kali kucari lagu itu di internet, tak kunjung kudapatkan lirik dan mp3 nya. Ah, mungkin itu lagu baru atau lama ya, entahlah, kupikir begitu. Atau aku yang belum beruntung? Hiks... Akhirnya dengan pasrah aku tutup halaman google chromeku. Meski tentu saja tetap berharap suatu saat lagu itu akan aku dengar lagi suatu saat nanti.

Dan subhanallah, hari ini aku melihat penyanyinya muncul di televisi. Langsung 10 menit kemudian aku searching judul lagu itu di google. Wish me luck, doaku dalam hati. Dan, taraa, dapat deh! Juga mp3 nya. Ternyata memang lagu baru, dilaunching di ramadhan ini, tapi tak terlalu booming. Mungkin karena kalah pemasaran, entahlah. Semoga lagu-lagu religi seperti ini, yang notabene jauh lebih indah maknanya dibandingkan lagu picisan lebih banyak didengar di media-media. Aamiin.

Jujur, lagu shalat itu mengingatkanku pada sebuah tausyiah seorang ustad di radio. Namanya Ustad Yusuf Mansyur, seorang ustad yang alhamdulillah bisa kutemui juga untuk pertama kalinya saat pengajian HUT Kabupaten Tegal. Beliau diundang oleh Bupati Tegal untuk mengisi kajian.  Tak beda halnya dengan mendengar tausyiah langsung ataupun via radio dan televisi, kedua sama-sama menyentuh hatiku. Tapi kali ini aku jauh lebih terharu. Trenyuh kata orang jawa bilang. Dalam tausyiah di acara radio tersebut, Ustad Yusuf Mansyur berkata begini Andai kesusahan adalah hujan, dan kesenangan adalah matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi. Sebelum jauh-jauh memperbaiki diri, sebelum jauh-jauh mencari solusi untuk segala permasalahan hidup yang kita hadapi, nomor satu yang harus kita perbaiki adalah sholat kita.”

Ya Allah, aku seperti ditampar oleh Allah. Seperti itulah kondisiku saat itu. Beberapa kali mengalami kejadian kurang menyenangkan, yang bisa disebut musibah. Kesana kemari mencari solusi, tapi ternyata solusi yang paling mudah justru terlupa. Shalat. Bangunan utama yang harus didirikan oleh seorang muslim. Bangunan yang mengokohkan fondasi amalan lainnya. Di saat itulah aku menangis, mohon ampun pada Allah atas banyaknya khilaf diri  selama ini. Ya Rabb, maafkan aku.  Atas shalat-shalatku yang tidak khusyuk. Atas amalan dan akhlaq yang masih compang-camping. Aku mohon ampun padaMu. :’( Mulai saat itu aku memperbaiki shalatku, ibadah pertama yang akan dinilai Allah di akhirat nanti. Shalat lebih tepat waktu, berjamaah, dan memperbaiki akhlaq.

Hari ini Allah memberi kejutan lagi. Subhanallah. Malam tadi saat aku berjalan kaki berangkat menuju masjid terdekat di rumah untuk sholat isya, aku bertemu dengan seorang lelaki tua, perkiraan beliau berumur 50 tahunan. Baru aku sadari kehadiran beliau saat aku sudah hampir sampai di masjid, sekitar 100 meter dari masjid. Beliau berjalan cepat di belakangku. Sambil memanggul bambu yang digunakan untuk menghubungkan dua keranjang bambu miliknya. Dibantu pencahayaan remang-remang lampu sekitar, aku bisa melihat isi keranjang beliau. Aku pikir beliau penjual dadakan, ternyata bukan. Satu keranjang beliau berisi pacul dan satu keranjang lagi berisi sebungkus plastik mungkin berisi bahan makanan. Itukah hasil kerja beliau selama bekerja satu hari ini? Saat aku mempersilahkan beliau berjalan lebih dulu, beliau justru berkata, “Mau numpang sholat tarawih, mba di masjid sini. Kalau saya melanjutkan perjalanan lebih dulu, takutnya tidak sampai.”

Penasaran, kutanya beliau. “Asli mana, pak?”

“Asli pekalongan, mba. Tapi kerja di sini. Saya mau ke daerah sumur panggang.” , jawabnya sambil tersenyum padaku.

Aku mengingat nama daerah itu, sumur panggang jika ditempuh dari sini dengan jalan kaki, mungkin 1,am baru sampai. Ya Allah, setelah perjalanan jauh mencari nafkah, dan hanya mendapatkan rezeki sekadarnya, beliau masih mengusahakan untuk bisa shalat tepat waktu bahkan berjamaah. Mengusahakan untuk menghadapMu lebih cepat dibanding aku, penduduk desa ini. :(

Saat beliau lebih dulu sampai di pelataran masjid, beliau langsung meletakkan keranjang miliknya di dekat pagar masjid. Dan masuk tempat wudhu. Ya Allah, aku masuk pintu masjid langsung menangis. Bagaimana aku katakan cinta Engkau, jika cintaku belum bisa seperti lelaki tua itu. Lelaki Isya. Yang cintanya padaMu melebihi kecintaan kepada harta. Yang cintanya kepadaMu membuatnya ikhlas menjalani kehidupan yang tak bersahabat. Semoga Allah memudahkan urusanmu dan memberkahimu, pak. Aamiin.

Ya Rahman Ya Rahim, maafkan aku yang belum bisa mencintaiMu dengan ikhlas seperti lelaki Isya itu. Ampuni aku jika selama ini lebih banyak mengeluh tentang kehidupan. Semoga Engkau mau menuntunku kembali kepada jalan yang benar dengan iman dan islam yang paripurna seperti cintanya Rasulullah padaMu. Aamiin.

Keroposnya bangunan nasionalisme para pemimpin negeri ini karena imannya ditanggalkan pada menara masjid. Pun, krisis pengabdian rakyat karena Al-Qur'an tak hidup di dada mereka. Untuk Indonesia yang kita cinta: perbaiki shalat kita, menjadilah manusia Qur’ani dan baktikan diri pada negeri. Lakukan transformasi personal & sosial. Mari mengambil peran untuk peradaban Indonesia yang lebih baik & bermartabat. (Asti Latifa Sofi, pesan seorang sabahatku)

Tegal, 22 Agustus 2011, 00:06
~ Menuju satu titik keteraturan yang sempurna : ibadah.~
Diikutkan dalam Giveaway mba Ketty : Bingkisan dari Kami 


Bingkisan dari Kami ~ Mba Ketty Husnia 

Download lagu Sholat Sahrul Gunawan disini 

Komunitas