Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Minggu, 18 September 2011

Mau kirim cerpen, opini, atau resensi buku?

Mau kirim cerpen, opini, atau resensi buku?

Ada banyak kesempatan untuk menulis di media sebagai salah satu ajang aktualisasi dan apresiasi di dunia menulis. Hampir semua media menyediakan rubrik untuk public. Yang paling umum adalah rubric opini (bisa dengan nama lain untuk sejumlah media), cerpen, puisi dan sebagainya.

Berikut nama media, nama rubric, alamat email dan perkiraan jumlah honor (dikompilasi dari sejumlah sumber) :

Kompas: opini@kompas.co.id
Kompas termasuk media yang memiliki begitu banyak rubric untuk masyarakat. Selain opini, ada rubric lain yang bisa dicoba seperti Teroka dan Teropong. Bedanya, jika rubric opini muncul setiap hari, rubric-rubrik lain ada yang tiap satu atau dua minggu. Honor di Kompas konon rata-rata di atas satu juta.

Jawa Pos (www.jawapos.com)
Ada beberapa rubric yang bisa dicoba: “opini”, “ruang putih”, “di balik buku”, “cerpen”, “puisi” dsb..
Alamat email : opini@jawapos.co.id, sebutkan rubric yang dituju pada subyek email.
Honor opini sekitar Rp 750.000. Untuk Kolom Esai Budaya, Cerpen, Resensi Buku dan Dibalik Buku: ariemetro@yahoo.com. (Untuk resensi buku, bisa dikirim yang panjang tulisannya sampai 800 kata)

Seputar Indonesia (www.seputar-indonesia.com)
Alamat : redaksi@seputar-indonesia.com. Ada Opini (muncul setiap hari), Kolom Budaya, Resensi, Puisi, Cerpen (ada di hari Minggu saja). Tinggal kita tulis aja mau dimuat di kolom apa pada subject email pas kirim tulisan. Honor resensi buku 200 ribu. Opini dan Kolom Budaya 400 ribu, Cerpen 400 ribu.

Lampung Post (www.lampungpost.com):
Untuk Kolom Opini:     redaksi@lampungpost.co.idà ini imel utama
opinilampost@yahoo.co.id
redaksilampost@yahoo.com
Untuk Esai Budaya/Sastra dan Puisi: lampostminggu@yahoo.com, halaman opini@yahoo.com
Honor Opini 200 ribu, Cerpen 200 ribu

Media Indonesia (www.media-indonesia.com):
Untuk Kolom Opini dan Resensi Buku  : redaksi@mediaindonesia.co.id
opinimi@yahoo.com
(Panjang resensi buku maximal 800 kata. Begitu juga dengan Opini. Saat kirim lebih baik semua imel dikirimi.
Honor resensi buku dan Opini 400 ribu. Nama Kolom Resensi Buku-nya: Bedah Pustaka)

Bisnis Indonesia: redaksi@bisnis.co.id
(Biasanya tulisan yang nyerempet soal bisnis dan ekonomi. Honor sekitar 300 ribu)

Pikiran Rakyat (www.pikiran-rakyat.com) (Jawa Barat):
Untuk Kolom Opini: opini@pikiran-rakyat.com à panjang tulisan maximal 6000 karakter dengan spasi honornya 300 ribu. Untuk Esai Sastra, Cerpen dan Puisi: khazanah@pikiran-rakyat.com à ada di hari Sabtu
Untuk Resensi Buku: kampus_pr@yahoo.com ada cuma hari kamis (panjang tulisan 4000 karakter dengan spasi. Honornya 200 ribu.)

Koran Tempo (www.korantempo.com):
Untuk Kolom Opini: koran@tempo.co.id
Untuk Resensi Buku, Esai Sastra dan Puisi: ktminggu@tempo.co.id
Honor Opininya sekitar 600 ribu. Satu bulan sekali ada Suplemen Ruang Baca, kalo dimuat honornya 500 ribu. Resensi buku honor 400 ribu.

Republika (www.republika.co.id): sekretariat@republika.co.id à ini buat Kolom Opini.
Kalo kirim cerpen dan puisi, selain kirim ke imel itu, kirim juga ke: ahmadun21@yahoo.com

Suara Karya (www.suarakarya-online.com): redaksisk@yahoo.com
Ada Kolom Opini. Cerpen dan Puisi hari Sabtu. Honor Opini 150 ribu

Suara Pembaruan (www.suarapembaruan.com): koransp@suarapembaruan.com
semua jenis tulisan dikirim ke imel itu. Ada Kolom Opini, Resensi Buku, Puisi dan Cerpen

Koran Jakarta (www.koran-jakarta.com) : redaksi@koran-jakarta.com
(Setiap hari ada Kolom Opini (namanya Gagasan) dan resensi buku (Perada). Honor 400 ribu untuk Opini, Resensi buku 280 ribu. Kalau mau dimuat, biasanya ditelfon terlebih dahulu.

Suara Merdeka (www.suaramerdeka.com): naskah@suaramerdeka.info dan wacana@gmail.com.
Ini koran Jawa Tengah, InsyaAllah bisa dicoba oleh penulis lain dari luar daerah.

Catatan Tambahan :

1.      Untuk Rubrik Opini, secara umum tulisan berkisar 700-850 kata.
2.      Tulisan bisa dimuat satu hari setelah kirim, satu minggu, dua minggu atau bahkan dua bulan setelah kirim, umumnya juga tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
3.      Selain actual, kenali karakter media dengan sering mengunjungi webnya masing-masing.

Selamat mencoba dan berkarya…..

Source : http://regional.kompasiana.com/2011/02/21/inilah-tempat-penulis-menghasilkan-uang/

Kamis, 15 September 2011

Mau dieeett?? Coba aja cara ini.. Hihi..



Mau dieeett?? Coba aja cara ini.. Hihi..


“Perut adalah kolam tubuh yang dengannya urat-urat darah terhubung. Jika perut sakit, maka urat-urat darah tidak dapat bekerja dengan baik”
(Al Harist Bin Khaladah)

----oOo---

Just share yaa? Hehe.. Boleh gak? :P , ini soal pengalaman tiga tahun lalu di atas Kereta Kaligung saat akan berangkat ke Semarang. Heuheu.. pengalaman yang ‘unik’ bagi saya… ^^

Duduk berdampingan dengan seorang ibu, beserta putrinya, dan di depan saya persis, duduk seorang perempuan paruh baya (kalo dilihat dari .umurnya sih sekitar 30-an deh.. :D ) Saat kereta akan melaju, Si perempuan paruh baya tadi pun membuka pembicaraan antara kami berempat.:D

Ia pun kemudian bercerita ttg pengalamannya pertama kali memakai kawat gigi. Hehe.. begini critanya, ^^

Suatu kali, ia pergi ke dokter gigi, dan setelah diperiksa sana-periksa sini, maka disarankanlah ia  untuk menggunakan kawat gigi yang harganya sekitar 5-8 jutaan. Kalau menggunakan kawat gigi yang transparan (jadi gak keliatan pake kawat gigi itu), harganya bisa sampai 15 juta. Tujuan utama, tentu saja untuk meratakan gigi yang ‘keluar dari jalurnya’. Itu menurut analisis sang dokter.

Upst!

Ternyata, setelah pemasangan yang dilakukan sekitar sejam kemudian, efeknya langsung berasa!

Kalau mau dibayangkan, ogah deh.. ternyata, sakitttt euy pake kawat gigi itu. Karena  ternyata eh ternyataaaa….efek pertama yang terjadi saat dipasangkan kawat tsb adalah si perempuan paruh baya itu (yang kalo boleh dibilang, seumuran deh sama bulikku…:P) merasakan ngilu yang amat-sangat-super-duper-bener2 sakittt bangggeeett! *lebay

Tau kan, kalo dipasang kawat gigi itu, sama artinya dengan memasangkan barang asing ke dalam tubuh? Jadi, urat2 syaraf di pipi itu, seperti sengaja ditarik ke belakang, untuk membentuk kontur gigi yang baru. Dan akibat dari tarikan yang disengaja itu, ia pun mengalami susah makan. Hm, kalo dipaksa makan, sama aja rasanya gak jauh beda dengan sakit sariawan atau sakit gigi, ngilu yang periih. (Hehe.. dah 2 hari ini aku juga perih makannya gara2 sariawan blom sembuh jg :D)

Jadi hasilnya, selama seminggu pertama, berat badannya pun berkurang drastis, sebanyak 2 kg.

Whaaaa…Penurunan yang OKs banget gak tuh? ;D  Kata si perempuan paruh baya tadi, “Yaaa… itung2 diet, mbak? Tapi saya sudah kurus masa suruh kurus lagi ya?” Hihi….:P

Jadi, nih… menurut itung2anku, kalo si pengguna kawat gigi butuh waktu sekitar 1 bulan untuk membiasakan dirinya menggunakan kawat gigi, so, diitung2 berat si pasien, bisa turun sekitar, 4 minggu x 2 kg = 8 kg dong? :P Asik bener daaah, buat yang pengen langsung langsing… Hehe…^^

Walaupun saya tahu, bahwa diet semacam itu memang tidak disengaja, karena efek salah satu pengobatan, namun saat mengingat kata-kata perempuan paruh baya tadi ttg diet, saya jadi teringat ttg bab diet ala Rasulullah di buku Prophetic Medicine (Pengobatan ala Nabi) karya Ibnu Qayyim Al Jauziyah.

Pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran saya saat itu adalah benarkah diet seperti itu tidak berdampak buruk untuk tubuh? Lalu bagaimana kaidah diet yang baik dan benar menurut ilmu kesehatan?

Dan, jawaban dari pertanyaan saya, terjawab sudah dibuku tsb. Disana dipaparkan gambaran tentang kaidah diet yang sebenarnya, walau mungkin, menurut saya belum sampai tata laksana diet yang detail. (kalo pengin tau, coba aja nanya anak Gizi atau Kedokteran, pasti tau ttg tata laksana diet yang baik gmn.. ^^)

Dalam buku tsb, dipaparkan bahwa menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah, tujuan pengobatan ada dua macam, yaitu untuk diet dan untuk menjaga kesehatan. Diet sendiri bertujuan untuk membuang zat-zat yang merugikan dan sampah2 tubuh. Ada dua tujuan diet yaitu: untuk perlindungan dari unsur-unsur yang bisa menimbulkan penyakit, dan menghindari unsur-unsur yang dapat memperparah penyakit (agar tidak makin menyebar penyakitnya).

Menurut Al Harits bin Kaladah, seorang dokter berdarah Arab, diet adalah obat utama, sedangkan perut adalah sarang penyakit, maka berikanlah tata laksana diet yang baik kepada masing-masing orang menurut kebiasaan makan dan obatnya.

 “Perut adalah kolam tubuh yang dengannya urat-urat darah terhubung. Jika perut sakit, maka urat-urat darah tidak dapat bekerja dengan baik”
(Al Harist Bin Khaladah)

Misalnya saja, larangan bagi sahabat Ali saat ingin memakan kurma di saat sakit. Ia tidak diperbolehkan memakan kurma, karena kurma dapat menambah beban bagi perut ketika tubuh sedang melawan penyakit dan menghilangkan efek-efek racun dalam tubuh.

Maka dari itu, jika kurma dianggap kurang bisa dicerna oleh tubuh, ia bisa diganti dengan jenis makanan terbaik bagi pasien dalam proses penyembuhan dan orang yang perutnya lemah yaitu gandum dan lobak. Jika di masa sekarang, makanan yang baik dikonsumsi adalah makanan lunak, semisal bubur lunak. Ini bisa digunakan untuk orang-orang yang terkena penyakit tipus, DBD, dsb. Karena teksturnya lembut dan mudah dicerna tubuh.

Contoh untuk diet yang bertujuan untuk menghindari unsur-unsur yang dapat memperparah penyakit, misalnya, saat seorang muslim akan menggunakan air dalam bersuci saat ia sakit, ada ‘dispensasi’ khusus untuknya yaitu, ia bisa mengganti penggunaan air dengan tayamum. Tujuannya adalah untuk menghindari air karena mungkin merugikannya.

Dalam hal ini, diet yang paling baik adalah diet yang dilakukan oleh orang yang baru sembuh dari sakit. Hal ini karena kekuatan dan kesehatan organ-organ tubuh belum normal, maka proses pencernaan  tidak seefisien biasanya, dan organ tubuh pun masih mudah terkena penyakit.

Tak lupa, yang perlu diperhatikan oleh orang yang pernah sakit parah adalah perlunya menghilangkan kebiasaan makan tidak sehat (biasanya disesuaikan dengan pantangan dari dokter). Jika hal ini dilanggar, maka akan memperparah sakit sebelumnya.

Buah pun tak baik untuk orang baru sakit. Karena buah-buahan menuntut proses pencernaan secara cepat, sedangkan tubuh sedang melawan penyakit  dan tidak cukup kuat untuk memproses makanan berlebihan. 

Jadi kesimpulannya, diet karena efek penyembuhan/pengobatan seperti yang dialami kenalanku itu sebenernya ga masalah, asal tubuh tetap dapat menyerap zat2 yang dibutuhkan. Iya ga? :D  

Eh yaa, ngomong2, jadi pengen deh ke dokter gigi, mau cek gigi 6 bulan sekali.. hihi.. *nglirik dompet*

----oOo---


15092011, 11:01
diambil dari cacatan kecil di diary-ku.. Hehe…Bingung mau nulis apa buat giveaway ini. :D
~Tetap sehat, tetap semangat, supaya kita bisa jalan2 lagee…^^ (PakBondan bgtt!! :D) ~


Tulisan ini diikutsertakan dalam Sayembara Magahaya  yang diadakan oleh Pak Dokter Gigi Gaul (kata pak dokter, info ini ga boleh disebarluasin, haha... lha kok malah diposting yak?? :P 

Hadiahnya ini loooh.. keren kan?? Makanya, ayooo temen2 ikut sayembaranya, hehe  :D 


Kamis, 08 September 2011

Sepenuh Cinta Untuk Sang Ibu



Pagi itu, bukan pagi yang biasa. Karena ada yang hilang…ya, secuil asa dan sepenuh jiwa yang tiba2 terhempas  entah kemana, seperti debu yang ditiup angin. Tak tersisa. Tanpa bekas.

26 Desember 2004 menjadi hari yang takkan pernah aku lupakan, begitu pun bagi seorang laki2 yang sangat berarti dalam hidupku, ya…bagi ayah. Sebuah telepon membuyarkan semua mimpi masa depan. Padahal hari itu, hari minggu. Hari yang bagi sebagian orang seharusnya menjadi hari untuk berekreasi dan bercengkerama bersama keluarga.

Ayah segera terdiam beberapa saat, seusai mengangkat telepon itu. Sejenak, tanpa ekspresi. Namun, suara beratnya segera memecahkan suasana hening di ruang tamu.” Ada kabar penting, “begitu ujarnya. Begitu tenang, namun seperti ada yang tertahan di dalam dada. Ya, sepertinya sebuah palu telah siap diayunkan, dan memecahkan benda apapun dihadapannya. “Nenek meninggal tadi pagi, “ucapnya pelan, “dan siang ini harus segera dimakamkan. Ki, kamu harus membawa adik2mu ke Slawi, nanti kamu pakai angkot saja ya. “ Aku mengangguk pelan, Innalillahi wa innailaihirojiun…

Tiba2 ada pikiran lain yang berkecamuk dalam hati. Ke Slawi pake angkot??  Sendirian?? Pake bawa adik2ku segala?? Kalo ke sekolah sih aku berani ngangkot sendirian, lha ini, ke Slawi?! Glek!! Mana jaraknya lumayan jauh. Butuh sekitar ¾ jam untuk kesana. Disaat itu aku baru tahu, bahwa ayah tak main2. Ini bukan saatnya untuk bermanja2 ria, apalagi untuk tawar menawar soal keputusannya. Aku tahu, sekali ucap, ayah takkan pernah main2. Pantang baginya, seorang yang perfeksionis(menurutku…:p), menjilat kembali ucapannya. Harus!! Itu prinsip hidup ayah yang bagi ibu, sering membuatnya jengkel. (Hehe…walo gitu, tetep aja akur. Aneh ya!! :D)

Aku berangkat ke Slawi, bersama 2 orang adikku. Ilham dititipkan di tetangga dekat. Takut ilham disana rewel, katanya. Sampai di Slawi, aku tak sempat melihat wajah nenek terakhir kali. Alasannya, waktu sudah siang, dan nenek harus segera dimakamkan. Dan memang benar, semua sanak keluarga sudah berkumpul dirumah. Tinggal ke pemakaman.

Di pemakaman, aku tak sempat melihat ayah menangis, ya…mungkin ia sedih, tapi aku tak tahu yang ada di benaknya saat itu, sedihkah, ataukah yang lain. Sebuah beban berat terasa menghimpitnya seketika itu.

Senyumnya yang berwibawa tak terlihat lagi di hari2 berikutnya. Tak hanya sekali aku melihatnya murung, terdiam di kursi sofa ruang tamu berhari2. Sedih melihat ia begitu. Tapi apa yang harus aku lakukan? Bagi ayah, nenek adalah segala2nya, karena ayah anak laki2 kesayangan nenek. Dan yang pasti…, aku takkan pernah tahu rasanya kehilangan seorang ibu. Tak ada air mata yang tertumpah. Tak ada jerit kehilangan, atau isak tangis yang terlontar dari bibirnya. Tak ada. Itu yang sekilas ku lihat. Namun, raut wajahnya masih menampakkan kesedihan yang amat sangat. Boy’s don’t cry!!, mungkin itu jeritnya dalam hati, mencoba bersikap tegar setegar karang di tepi pantai.

Setelah episode sedih itu berlalu, ayah sering ‘mewajibkan’ kami, anak2nya membacakan Surat Yaasin untuk nenek tercinta, dan kakek yang meninggal tahun 1996 selepas shalat magrib. Tak ada yang lain yang ia minta dari kami selain doa untuk ibunda tercinta. Ibunda yang baginya sangat…sangat… dan sangat ia sayangi dibandingkan harta dan benda apapun di dunia ini. Ibunda yang baginya selalu meninggalkan kesan mendalam tentang arti pengorbanan, kesetiaan, kelembutan dan kasih sayang. Ibunda yang rela menghabiskan seumur hidupnya untuk merawat dan mendidik anak2nya, walau tanpa imbalan apapun.

Senja tampak merona di batas cakrawala langit. Magrib hampir menjelang, dan ayah memutuskan untuk membaca yaasin bersama2 sebelum shalat magrib. Saat itu, uyang, adik laki2ku terlambat pulang selepas mengikuti eskul di SMP. Ia pulang dengan wajah kuyu, sambil menuntun sepeda masuk  ke dalam rumah. Ayah segera menyambutnya dengan sedikit tegas. Segera sebuah pertanyaan memberondong adikku. “Habis kemana kamu? Kok gak inget waktu. Eskul ya…eskul. Tapi mbok ya ingat waktu. Masa sampe mau magrib baru pulang. “ Belum sempat jawaban keluar dari mulut adikku, titah paduka raja segera terucap. “Udah,  mandi dulu sana, habis itu…sholat magrib, dan baca yaasin 3x.” Adikku terkaget, tak menyangka hukuman yang akan ayah berikan sedemikian berat. Tilawah yaasin 3x?? Hah?!! Aku tak sanggup membayangkannya. Padahal, Uyang belum makan apapun sejak siang. Hukuman itu sama aja seperti menamatkan hampir 1jus sekaligus. Tilawah tanpa berhenti, apalagi minum. Capek nian mulut ini. :P

Seusai tilawah dan sholat isya,  tanpa sempat makan apapun untuk mengganjal lapar di perutnya, ia masuk ke dalam kamar dan, … segera tertidur dengan sukses. Padahal belum ada lima menit pipinya menempel pada  bantal. Capek kali yaa… Hihihi…

Setengah jam berlalu. Aku masih sibuk menonton Tv. Tiba2 ibu terteriak, “Hei, pak…Uyang kenapa tuh. Kok tiba2 ngigau gitu. Pake baca yasin segala. Tuh kan beneeer, bapak sih salah… Orang anaknya lagi capek juga, bukannya disuruh makan dulu, eh malah suruh tilawah. Yaasin 3x??  Kasian tuh sampe kebawa2 mimpi.” Mendengar itu, aku berlari ke kamar adikku. Haah?? Beneran!! Ngigo sambil baca yaasin? Keren amat yaks!! Wah, hebat tuh taktiknya. Kalo gitu terus tiap hari, bisa hafal Qur’an cepet donk, gurauku. Hehe…

Senyum simpul segera menghiasi wajah ayah. Tak ada gurat kemarahan dalam wajahnya ketika ditegur ibu begitu. Tak ada!! Ah, aku merasa lega. Entahlah…sejak kematian nenek, ayah lebih sering berdiam diri di dalam GUA nya, tak mau diusik oleh siapapun. Kematian nenek adalah trauma terbesar dalam hidupnya. Dan keputusannya untuk menghukum adikku begitu, hanya untuk sekedar mengingatkan, bahwa tak ada yang bisa ia berikan pada ibunda tercinta selain doa dari anak yang sholeh, dan seluruh keluarganya. Hanya itu yang dapat ia berikan, sebagai bekal sang Ibu di alam kubur yang sepi sunyi. Hanya itu… Dan hanya itu pula yang dapat aku berikan untuk kakek dan nenek. Menyebut nama mereka dalam setiap doa2ku.

Namun, bagiku…Aku masih tetap bisa memberikan yang terbaik, berusaha keras menjadi anak yang berbakti. Yah, berusaha memberi yang terbaik untuk ayah ibu tercinta dan seluruh keluarga di rumah. Semoga!! Dan itu bukan sekedar mimpi, karena cinta itu butuh pembuktian. So, buktikan cintamu ILA!! Berikan yang terbaik untuk mereka…OK!!


NB:      Untuk orang2 yang selalu menanti kepulanganku di rumah, Aku mencintaimu Ayah, IBu!! My Litlle Princes, Ilham Bagus Mardiansyah (Sebuah keajaiban untuk Ibu di Akhir Agustus 2003), Yusuf Ardi Nugroho, dan Asri Arining Tyas(adik2ku). Mas Tonny tersayang, dan keluarga…

 Ah, terlalu banyak cinta yang tak bisa aku ungkapkan dengan kata2…Terimakasih telah meneriaki hidupku dengan semua nada. Sehingga lagu kehidupan itu tak hanya mengalir sendu, tapi juga syahdu, sesekali ceria, namun terkadang juga mengharu biru. Kalian, selalu ada… di hatiku.:D  Kok jadi kayak mau nangis sih? Huu…….dasar Ila!! Aneh!! :P

241206, 20:51 Diketik pake kompi mbaK SaNdi. Thanks yaa…:)

Refleksi Kepemimpinan: Membudayakan “dengar, hayati, dan maknai”



               Malam baru menjelang dan saya masih berkutat dengan kertas-kertas berserakan di meja belajar. Sejenak aktivitas terhenti karena kertas yang saya perlukan untuk mengerjakan tugas matkul Struktur Aljabar telah terisi penuh dengan corat-coretan. Sekian baris masih tersisa di tepian kertas, namun sudah tak cukup untuk soal berikutnya. Alhasil saya pun kelimpungan mengacak-acak meja belajar sekedar untuk mencari kertas folio yang masih tersisa, dan tentunya, masih putih bersih tanpa coretan apapun.

Saat itulah, tiba-tiba pandangan mata saya tertuju pada buku bersampul biru dengan kertas putih berselotip bening melekat di bagian paling atas, bertuliskan nama pemiliknya ,“Ketua RT 4/XIV Panggung Surabayan Bpk. Budi Raharjo”. Segera saja tersketsa dalam pikiran saya, “hmmm.. jadi buku ini punya Ayah ya? Kok baru liat sekarang?”. Keheranan saya makin memuncak, karena judul dan ilustrasinya menarik. Disana terpampang gambar satu sosok yang cukup fenomenal. Ya, buku itu ternyata berjudul “Kesan pergaulan bersama Adi Winarso”. Segera saja saya berhenti mencari folio yang saya butuhkan, hanya untuk sekedar ‘menilik’ catatan kecil dalam buku itu.
                Sungguh, baru beberapa menit saya membaca, buku itu mampu membius otak saya untuk terus menerus membaca sampai ke ujung halaman. Tahukah engkau karena apa? Buku ini layak dibaca, karena berisi kesan-kesan pergaulan masyarakat terhadap pemimpin kota Tegal, sang Walikota yang menjabat hampir kurang dari 10 tahun. Ya! Dua dekade kepemimpinan, sejak awal reformasi, dan saat gegap gempita perubahan dikumandangkan ke seantero negeri. Saat itulah tampuk kepemimpinan Kota Tegal juga beralih. Sejak tersingkirnya Walikota lama, dan digantikan dengan pak Adi winarso, sedikit banyak Tegal mengalami gegap gempita perubahan.
                Dengan coverage area yang relatif sempit, beliau mampu mengubah Tegal menjadi kota tujuan utama yang menjadi magnet untuk daerah sekitarnya karena kemampuan bersaing dalam industri dan perdagangan dan sebuah cetusan impian yang masih harus diusahakan , ya... Tegal menuju kota Metropolitan.

Usai membacanya sejenak, saya mendapatkan kesimpulan yang menarik. Untuk kalangan masyarakat Kota Tegal yang awam sekalipun, Adi Winarso adalah sosok yang fenomenal. Beliau dikenal sangat flamboyan, mengerti kebutuhan masyarakatnya, dan terkesan lebih  ‘sipil’ padahal, basic beliau adalah seorang tentara angkatan laut, yang notabene bagi banyak orang, kaum militer adalah orang yang cenderung ‘kaku-tidak berperikemanusiaan-dan protokoler”. Sungguh pun, andai saja engkau membacanya juga, kawan... tak akan terlintas dalam benakmu bahwa beliau adalah seorang militer tulen, yang dididik di tengah ganasnya ombak lautan.

Dalam salah satu bagian buku yang berjudul Suara Perempuan dengan narasumber dari kalangan perempuan berasal dari berbagai profesi, berisikan satu bagian khusus tulisan perempuan, dan bagian berjudul Kesaksian Seniman, disinilah para seniman Tegal bersaksi tentang Pak Adi Winarso. Ada yang menyatakan bahwa, satu yang menarik pada pak Adi Winarso adalah budaya beliau untuk selalu memahami kebutuhan kaum perempuan, dan melibatkan kaum hawa dalam setiap program sehingga kesuksesan program dapat tercapai.

Kebutuhan untuk didengar seakan menjadi magic yang mampu meluluhkan setiap hati manusia, pun dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam setiap kegiatan yang beliau lakukan, hal yang selalu diutamakan untuk dilakukan saat mengambil setiap keputusan adalah, musyawarah.

Musyawarah dapat membantu seseorang dalam menghadapi suatu masalah atau perkara sulit yang dihadapinya. Meminta pendapat tidaklah menunjukkan rendahnya tingkat martabat dan keilmuan seseorang, bahkan sikap tersebut merupakan pertanda tingginya tingkat kecerdasan dan kebijaksanaan seseorang.

Firman Allah Swt.
               “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”  (QS. Ali Imran 3:159)

Lebih dari itu, bermusyawarah dapat mendekatkan seseorang kepada kebenaran. Sedangkan meninggalkannya hanya akan menjauhkan diri dari kebenaran. Abu Hurairah berkata, “Aku tidak melihat seorang pun yang paling banyak bermusyawarah, kecuali Rasulullah.” (HR. Tirmidzi no 1714)
 
Ya, beliau mau mendengar! Dan tentu saja, tak hanya sekedar mendengar saja. Yang perlu digarisbawahi disini adalah, kemampuan beliau untuk mau, dan mampu mendengarkan suara hati masyarakatnya, juga disertai dengan kemampuan untuk mau memfasilitasi manuver-manuver  perubahan ke arah yang lebih baik.

Ya... dengar,hayati dan maknai!

Bukankah Rasulullah sudah mencontohkannya untuk kita,  maka sudahkan kita membudayakannya di setiap jengkal tindakan kita selama ini. 

Bumi Bahari, 25 Desember 2008, 23:05

~Sebuah catatan akhir tahun, refleksi kepemimpinan seorang pemimpin di bumiMu, ya Rabb...

Semoga Engkau masih menghadirkan wajah-wajah penuh amanah itu di bumi ini, untuk menjadikan miniatur masyarakat madani itu terwujud. Yakinku akan janjiMU. Pasti! ~

Rindu purnama orange di puncak gunung


Rindu purnama orange di puncak gunung  ^^

Ketika rembulan cemerlang dan bintang berpendar, mereka berkelana melintasi malam. Mereka tidak memerlukan apapun, hanya cinta sebagai penunjuk jalan.
(Arin)

***

Uhmm…

Rindu melihat rembulan..Setidaknya sudah beberapa bulan ini tak memandangnya, selalu saja hujan menitik dan awan hitam bergemul menutupinya, serta insomniaku yang mulai sembuh perlahan, sehingga membuatku jarang sekali begadang semalaman. :D (untung euy, hapeku rusak, jadi kan gak insomnia lagi, wah.. terapisku seneng nih buat kemajuanku kali ini, :D)

Rindu rembulan di langit Sekaran. Duduk di atas tangga batu di Sumayah Appartment, atau memandang langit dari tangga dekat ruang televisi di Griya Monesy, ditemani desiran angin gunung. Hwaaa…  Indaaaahnyaaa purnamaaaa… ^^

Terakhir kali melihat langit malam yang begitu mempesona - tanpa diganggu deras hujan dan awan kelabu itu- saat bintang dan bulan membuat komposisi menakjubkan. Dua titik bintang sejajar, dan dibawahnya ada bulan sabit melengkung indah, membentuk komposisi seakan bulan dan bintang itu tersenyum. ^_^

Monesy sempat heboh, Nina memanggilku yang sedang menghabiskan bakpia pemberian Fitri. Lalu, berhamburanlah keluar semua penghuni Monesy, sampai mbak Indah langsung berlari ke kamar, mengambil kamera digitalnya untuk mengabadikan momen langka itu. Hanya saja, pemandangan yang menakjubkan itu tak bisa terabadikan secara utuh, karena cahaya 3 benda langit itu tidak terlalu kuat berpendar. T_T

Warna cahaya 3 benda langit itu, memang tidak terlalu kuat, seperti purnama, karena ia hanya berbentuk sabit. Berkali-kali dibidiknya benda langit itu dengan lensa kamera. Tapi hasilnya tetap sama. Dua bintang itu terlihat di kamera malah lebih mirip titik-titik putih saja.

***

Ingatanku jadi melayang ke memori saat mendaki puncak gunung di daerah perbatasan Kendal dan Wonosobo. Saat itu, orientasi untuk calon relawan-relawan baru RZI (Rumah Zakat Indonesia), kami- para calon relawan, sekaligus beberapa panitia juga yang baru datang- sore hari berjalan sepanjang jalan setapak sejauh hampir 10 kilometer, dengan membawa perbekalan penuh di punggung. Ditemani mbak Chilphy, mbak Melanie, mbak Wieksa dan seluruh peserta + panitia yang baru kukenal disana, hehe… soalnya kan emang baru  masuk, jadi gak kenal,-namanya aja orientasi- :P

Trus, pas udah capek-capek gt, pengen berhenti, tapi gak jadi.. soalnya, ada pemandangan indah diujung sana, di tepian sungai yang kita sebrangi, lalu naik menanjak jalan setapak lagi, kata pak Slamet -koordinator panitia- kita bisa lihat daerah Wonosobo dari puncak. Waaah.. seruu!! ^^ Jadi semangat lagi deh, apalagi diceritain sama pak Slamet tentang mereka -para relawan yang sudah ikut Diksar di hutan-, ada yang seorang perempuan, kakinya di amputasi, dan harus menggunakan bantuan kaki palsu, tapi masih tetap semangat berjalan berkilo-kilo meter tanpa mengeluh. Subhanallah… ^_^

Jadilah perjalanan sepanjang sepuluh kilometer itu dilalui dengan 3 kali pemberhentian saja. Takut ketinggalan rombongan juga sih, udah mau sore. Hehe… ^^

Malam disana lumayan gelap, beberapa penerangan hanya didanai sendiri, tanpa bantuan PLN, karena bahkan, kondisi perkampungan itu tak terdeteksi oleh pemerintah. Kata kakak senior, -maksudnya, sebutan bagi mereka yang sudah menjadi relawan-, katanya gini….

Kawasan ini memang tidak memiliki akses untuk ke daerah luar, selain jalan kaki, bahkan oleh mobil sekalipun, jadi setiap anak yang ingin berangkat sekolah, harus mendaki naik turun gunung dengan jarak sejauh 10 kilometer, karena sekolah yang tersedia memang hanya ada di dekat tempat kami pertama turun tadi dari mobil jenazah RZI. :P

Waaah.. padahal tempat itu jauh sekali, dan lama waktu tempuhnya jika berjalan kaki, butuh waktu sekitar 1 jam. Jadi, bisa dibayangkan kan? Anak-anak sekolah sekecil itu, yang masih sekolah SD, harus berjalan pulang pergi dengan berjalan kaki. Subhanallah.. Semangat sekali ya? Jadi malu dengan diri ini…kadang masih ngeluh kalo harus mendaki jauh2. :D



***

Usai magrib tiba, saatnya briefing untuk kegiatan malam harinya, kita kumpul di rumah seorang warga, dan sebelum briefing, kita makan malam dulu dong.. ^^  Kami disuguhi bermacam-macam makanan, Subhanallah... kerasa banget kekeluargaannya… padahal baru kenal… :D

Ada mbak Novi yang tiba-tiba jejeritan gara-gara takut sama ikan. Wehehe.. pas dikonfirmasi, ternyata si mbak yang satu ini emang bener2 phobia sama ikan. Huiii.. . Ikan?? Aku juga takut kok, mbak…Kalo dia nggigit aku…  :P Btw, Ikan gorengnya mantep euy, cuma aku makan dikit aja sih, maklum, I’m vegetarian. Heuheuheu… (percaya tak? :P )

Pas makan itulah, aku duduk dekat pintu. Hehe… kok gak takut kena angin malem yak? (Idiiii… biarin ah.. kan adem di gunung, :D Gapapa… :P ) Saat itulah, purnama berwarna orange mirip banget sama Jeruk Sunkis, PERSIS! Orange-nya sem-puuur-naaa! ^^  Bulan purnama itu turun perlahan sampai tak terlihat di puncak dahan-dahan pepohonan, sampai acara makan malamku pun usai. Waaah.. brati spesial buat nemenin Ila makan dong ya? Hehe…

***

Usai makan malam, semua berkumpul untuk persiapan shalat isya, dan jam 8, kumpul bareng warga sekitar. Waaw… seneng tau, jalan2 di sana. :D Aku menyebutnya rekreasi, walau sebenarnya ada agenda baksos juga esok paginya. Sebenarnya, alasan yang pasti, kenapa sasaran daerah yang dibidik adalah di daerah  pegunungan yang aksesnya jauh dari kota ini, sebenarnya adalah karena disana banyak sekali minionaris berkedok kegiatan sosial. Bahkan, saat berjalan-jalan mengitari tempat tingggal, dan saat mengambil air wudhu ada beberapa ekor anjing yang berkeliaran seenaknya mendekati sumber air. Jadi ngeri, takut kalau-kalau air yang digunakan untuk bersuci pun terkena najis. Ya, disana seakan memang anjing-anjing tadi sengaja disebar. Kalau kata sang kepala kampung, tujuan pemeliharaan anjing tsb untuk melindungi daerah mereka dari gangguan binatang buas, tapi kenapa aku malah takut kalau misi kaum misionaris telah masuk ke dalam kampung ya? Mengerikan jika demikian adanya!

Tentang fakta mengejutkan adanya kaum misionaris tsb sebenarnya sering kualami, saat semester 1, saat pertama kali melakukan baksos di daerah Delik Sari - kecamatan Gunung Pati,  juga begitu, banyak anjing berkeliaran, sampai semua panitia berhati-hati sekali agar saat menuruni turunan di jalan setapak tidak mengagetkan si anjing. Bahkan, di depan gapura jalan masuk Desa Delik Sari, ada yang lebih mengejutkan lagi. Ada gereja yang dibangun dengan sederhana, menghadap persis di depan jalan menuju Desa. Sampai akhirnya, pengajian tabligh akbar yang dipimpin oleh  pak Usep Badruzzaman, segera dialihfungsikan untuk pembaitan kembali warga yang memang beragama Islam, takut saja ketika ternyata iman mereka telah tergadai dengan sembako seharga 15 ribu perorang. Astagfirullah...

Dan malam itu, semua panitia dan peserta menuju tempat lapang. Tau apa yang dilakukan? Waaah, kalo yang ini mah, gak usah ditanya, iLa paling suka. Hehe… Nonton bareng layar tancep di lapangan! Seruuuu bangeeettt ! ^^ Nontonnya sama warga sana, pas mau turun ke lapangan itu, ternyata jalannya sama aja kayak di perjalanan sore tadi, licin meluncur berderajat hampir 60 derajat. Waaah… bahaya kalo gak ati2… mana tempatnya gelap, hanya ditemani lampu senter dan cahaya hape.

Dan pas nyampe disana, sambutan warga antusias sekali. Banyak yang suka sama filmnya, soalnya filmnya emang bagus, film “Naga bonar jadi 2”, :D Pernah liat kan? Yang maen Tora Sudiro, Wulan Guritno, sama Dedy Mizwar.  Kalo seri yang pertama, Naga Bonar, yang main Nurul Arifin sama Dedy Mizwar, pas jaman masih muda dulu. Hehe...

Layarnya besar, jadi seru nontonnya. Ditambah lagi, suara speaker menggema di langit-langit kampung. Subhanallah… Bulan purnama orange dan bintang di langit yang tadi udah ngilang, tampak indah bersinar disana… Waaaww…. Kapan ya bisa liat kayak gt lagi? Hmm… apa harus ke  pegunungan lagi yaaa? ^^

Kangen purnamaaaaa…. ^^ (Kangen tulisan Arin juga.. ^_^)

***


Kulihat purnama malam ini

Satu di langit,

satu di wajahmu


Aku juga berharap

esok dapat melihat matahari

Satu di langit,

satu dihatimu


(Dua Purnama)



Kamar Cahaya, 21 Februari 09, 19:05, saat lantunan nyanyian bintang dan rembulan begitu rindu kudengar malam ini… (^^;)

~ Mengingat pendar cahaya purnama yang indah, jadi lebih menyejukkan hatiku. Yuhuuiii...,saatnya bersenang-senang, iLaaa…;D ~

Rabu, 07 September 2011

Buku Cara Mudah Bahagia - Hasfriends

Buku Cara Mudah Bahagia
Pengumuman Event Menulis CARA MUDAH BAHAGIA
Menjadi bahagia itu pilihan, bila kita memilih bahagia maka lakukan semua dalam konteks yang positif. Berbahagialah dengan menjaga hubungan baik dengan lingkungan, berbahagialah dengan harta yang telah kita punya, berbahagialah dengan talenta yang Allah anugerahkan, berbahagialah dengan selalu menyebarkan kebaikan.

Dan bila kesedihan hadir tetaplah berpikir positif, tetap berprasangka baik pada-Nya karena kesedihan yang Allah ujikan juga adalah jalan menuju kebahagiaan yang tanpa kita sendiri tidak tahu kapan akan merasakannya.

Berpasrahlah ketika ujian terberat datang dan ini penyeimbang agar kita tidak larut dalam kesedihan, tetap berkinerja, tetap menjalankan peran kita selanjutnya hingga saatnya sebuah drama atau buku akan tamat. Happy ending or sad ending adalah hak sepenuhnya Allah.

Berbagai macam defenisi dari kata bahagia dan berbagai macam pula masing-masing orang mencari dan memaknai kata bahagia. Membuat aku ingin mencari tau jawabannya, apa sih definisi dari kata bahagia itu?
Kebahagiaan menurut Andrew Matthes dalam bukunya Being Happy: A Hand Book To Greater Confidence and Security adalah yang menentukan kebahagiaan kita bukanlah apa yang terjadi pada kita, melainkan bagaimana reaksi kita terhadap hal-hal yang terjadi pada kehidupan kita. Kita juga bertanggung atas kebahagiaan itu sendiri. Untuk bahagia, kata Andrew, fokuskan pikiran kita pada pikiran-pikiran bahagia. Kita adalah pengendali pikiran kita.

Kebahagiaan menurut Wikipedia bahasa Indonesia adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan atau kegembiraan. Berbagai pendekatan filsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya.

Dijabarkan juga oleh situs (pesantrenvirtual.com) bahwa kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu. Bilal bin Rabah merasa bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun dalam kondisi disiksa. Imam Abu Hanifah merasa bahagia meskipun harus dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat menjadi hakim negara. Para sahabat nabi, rela meninggalkan kampung halamannya demi mempertahankan iman. Mereka bahagia. hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan.

Sedangkan menurut Website (muslimah.or.id), Kebahagian adalah anugerah. Kebahagiaan tidak lain adalah limpahan karunia Ilahi, bukan merupakan sebuah hasil usaha semata. Seperti masuknya hamba-hamba yang sholeh kedalam syurga bukan dikarenakan amalan mereka semata yang sebut saja tidak terhitung jumlahnya menurut ukuran manusia melainkan karena rahmat dan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala.

Menurut Al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ma’rifatullah, telah mengenal Allah SWT.

Dari beberapa definisi kata bahagia diatas tadi, kita bisa melihat bahwa uang bukanlah penghantar kebahagiaan, melainkan hanya pembeli kesenangan. Itupun kesenangan dalam batas-batas tertentu saja. Dan ternyata kebahagian hanya akan didapat jika kita mampu menjaga keseimbangann terhadap 2 hal, yaitu jika kita mampu menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan menjaga hubungan baik dengan manusia.
Memperoleh kebahagiaan bisa dikelola dari diri kita sendiri. Pandai menata hati dan mempositifkan pola pikir kita ke arah yang baik. Memperoleh kebahagian bisa di mulai dari hal-hal sederhana dan menerapkannya dalam keseharian. Berhentilah mengeluh dan pandailah berucap syukur untuk semua yang kita miliki.

#1 Solusi Hidup Bahagia-: Muhammad Iqbal Tarigan-3
#2 Bahagia Itu…-Boneka Lilin- 7
#3 Menjemput Kebahagiaan- ‘Ainun Kurnia-10
#4 How To Be Happy - Haris Firmansyah Hirawling- 14
#5 Just Be Happy - Xanjeng Nura-19
#6 Bersyukur Untuk Hal Sederhana-Noorhani Dyani Laksmi-23
#7 Bahagia Itu Mudah-Erfin Nur Rohma Hakim-29
#8 Menjadi Bahagia Itu Mudah –Ayun Sri Rezkiana-33
#9 Aura Kalbu-Ade Batari-36
#10 Bahagia Itu Menerima Apa Adanya-Novi Fransiska-38
#11 Bahagia Tak Harus Selamanya Tertawa-42
#12 Mau Bahagia? Gampang!-Sisilia Wisye-45
#13 Hati, Kunci Kebahagiaan Hakiki-Annisa Rona-50
#14 Kaya Bukan Sebab Utama Bahagia-Sigit Dwi Wintono-54
#15 Senyum Dan Berbahagialah-Dini Wulansari-56
#16 “Cara Mudah Bahagia?”-Yudha Kartika-59
#17 Mengelola Hati Agar Bahagia-Neny Silvana-62
#18 Bahagia Di Tangan Kita-Ihsanul Fikri-71
#19 Menjemput Kebahagiaan- ‘Ainun Kurnia-77
#20 Ketika Hati Menakar Yang Tak Teringin-Endang Ssn-80
#21 Happylicious : Kue Pelangi Kebahagiaan-Ila Rizky Nidiana-84
#22 Hanya Lewat Senyum-Molzania- 88
#23 Hidup Ini Indah Mona-Larintika-95
#24 Mengubah Setting Otak-Poppy Tiara-98

Judul : CARA MUDAH BAHAGIA
Penulis : Hasfriends
Penerbit: Hasfa Publishing
100 halaman
Rp 33rb.
silakan sms 081914032201 utk pemesanan atau inbox fb hasfa publisher

Buku Dear Love For Kids #7

Alhamdulillah, buku antologi ketiga terbit...
Thanks Hasfa Publisher sudah memberi ruang bagi penulis2 pemula untuk menuangkan karyanya. ^^
Beberapa teman ikut juga di proyek buku ini, hanya ikut di seri lain hehe... aq ikut seri ke 7.  sedangkan buku ini dipecah menjadi 9 seri.
semoga  bermanfaat untuk anak-anak indonesia. Aamiin.NB: covernya imuutt... ;D

Berikut judul naskah yang masuk di seri 7
kumpulan cerita anak (dearlove for kids) #7
  • Furqon dan Lebah
  • Bila Bola Bela -Endang Ssn
  • Untukmu Nenek -Oci Ym
  • Tidak Ingin Sakit Lagi
  • Ruru dan Nobu
  • Sekelip Kejadian Tentang Tidur Malam
  • Aku, Ayah dan pertandingan catur
  • Nanang dan Ayam Jagonya
  • Botol Ajaib Intan
  • Kupu-kupu
  • Piyek..piyek..piyek - Ahmad Pujianto
  • Sandal Merah Muda Dina
  • Aku Sayang Adik
  • Kisah Itik dan Kura-kura





Komunitas