Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.

Kamis, 17 Maret 2011

Jenuh dan Fenomena Perceraian


Bismillahirrahmanirrahiim....


Tahun berganti, banyak hal baru yang bermunculan. Tak ayal lagi, di akhir tahun yang akan berlalu, segala persiapan menyambut tahun yang baru pun digelar besar-besaran. Mulai dari mempersiapkan segala resolusi, sampai pada hal yang paling menggelikan sekaligus mencengangkan menurut saya. Apa pasalnya? Heran bercampur geram, tapi sangat menyedihkan jika diingat. Di satu sisi, lembaran yang baru sedang dibentangkan dihadapan, banyak impian-impian baru yang menjanjikan. Namun, disisi lain, ada beberapa orang yang malah membahas sesuatu yang menurut saya tak penting. Apa itu? Yap... tren fenomena perceraian di kalangan artis tahun 2009.


Banyak infotainment berlomba-lomba mencari berita sensasional sampai  untuk urusan mencari berita yang menghebohkan pun perlu melibatkan paranormal. Saya tak sengaja mendengar pembahasan ini saat melihat acara Extravaganza. Disana, paranormal yang dihadirkan memaparkan tentang tren yang akan terjadi di kalangan para artis untuk tahun 2009. Weks... Segitunya kah? Sampai sang paranormal mengutarakan tentang perceraian para artis sebagai sebuah tren centre yang masih akan hangat dibicarakan. Oo...ooow...


Sesungguhnya bukan masalah para artis siapa saja yang akan menjadi janda atau duda di tahun ini yang akan saya bahas, tapi yang ingin saya bahas disini adalah apa yang melatarbelakangi diambilnya jalan paling akhir, dan paling dibenci Allah, yaitu perceraian untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan dalam sebuah keluarga.


Jika ditelusuri lebih jauh, dari sekian banyak artis yang mengutarakan keinginan untuk bercerai, alasan yang sering terlontar, antara lain karena adanya ketidakcocokan, kurang komunikasi, dsb. Sungguh, jika ditelaah lagi, apa yang paling mendasari dari keluarnya statement tersebut? Tentu saja karena selama ini, mungkin, mereka lebih merasa nyaman menjadi seorang public figure yang dielu-elukan masyarakat, tanpa menilik lagi apa sebenarnya peran ia  dalam ranah keluarga. Keluarga seakan menjadi nomor kesekian setelah pekerjaan/ bisnis, karier keartisan, dsb.


Yap, jika saja saya boleh menggaris bawahi satu point penting yang akan dibahas disini adalah pentingnya komunikasi. Setiap orang sudah dibekali kemahiran untuk berkomunikasi dengan orang lain sejak ia dilahirkan. Itu semacam bakat bawaan, atau kita sebut sebagai naluri. Lalu apa itu jenuh? Dan apa korelasi ilmiah antara  jenuh, tersendatnya komunikasi dan fenomena perceraian? Mari kita kaji bersama.


Menurut definisi saya (maaf ya, terpaksa pakai definisi saya, karena tak sempat mencari referensi di wikipedia ^_^), sifat jenuh/bosan dimiliki oleh setiap orang, dan yang membedakan adalah kapasitas dan tingkat kejenuhan itu. Ada yang cepat sekali, tapi ada juga yang lama baru bisa merasakan kejenuhan itu. Hal itu tergantung sesuatu yang dihadapinya. Bisa dibilang, berdasarkan rasa.


Alasan untuk merasakan kejenuhan, bisa bermacam-macam, tergantung situasi yang dihadapi. Ada banyak hal yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan, yang pertama, alasannya karena pembicaraan sudah tidak nyambung, kedua ada orang lain yang lebih dari dia, ketiga kita tidak butuh dia lagi, atau mungkin memang kita sudah sampai pada titik jenuh dengannya, dll.

Lalu apa korelasi antara jenuh, tersendatnya komunikasi dan fenomena perceraian? Jenuh bisa menimbulkan efek jangka pendek, maupun jangka panjang. Jika seorang merasakan kejenuhan yang luar biasa, ia bisa saja segera langsung mengasingkan diri, dan menghilang dari peredaran. Mencari pelampiasan dengan hal-hal baru lainnya.


Efek jangka pendeknya, ia hanya menghilang sesaat, lalu kembali ke dalam satu siklus keluarga yang utuh, dan menganggap bahwa kejenuhan serupa hanya semacam fitrah alamiah yang tak perlu dicemaskan. Namun, jangka panjangnya, adalah semakin besar tingkat kejenuhan seseorang dengan hal yang paling sering dilakukan, bertemu dengan orang yang itu-itu saja misalnya, dan melakukan rutinintas serupa yang selalu monoton dan terkesan hampa-tanpa rasa, maka tak ayal lagi, efeknya semakin besar. Ia bisa segera menghilang dan takkan pernah kembali lagi ke dalam lingkaran cinta yang pernah dibangun bersama. Terlalu senang mengecap manisnya hidup diluar, tanpa adanya pengekangan, dsb, menjadikan hal ini semakin parah. Komunikasi pun tersendat. Dan bisa ditebak, ujung dari semua itu adalah keinginan yang besar untuk mengajukan jalan akhir yaitu perceraian.      


Jenuh adalah fitrah bagi setiap manusia. Namun bukan tak mungkin, ia pun sebenarnya bisa dikontrol dengan baik, asal kita tahu caranya. Rasulullah pun mengajarkan pada ummatnya untuk selalu memupuk rasa, meskipun dengan hanya sebuah senyuman dan salam. Rasul pun mengajarkan lagi bahwa ada satu sisi yang menarik dalam diri setiap manusia. Fitrahnya untuk dipuji, dan tentu saja diperhatikan. Maka, Rasul pun mengajarkan untuk saling memberi perhatian, dalam bentuk apapun. Bisa senyuman, salam, bahkan dalam bentuk barang sekalipun. Hibah/ kebiasaan saling memberi, menurut Rasulullah adalah salah satu dari kunci sukses untuk menumbuhkan cinta. 


Maka, jika hal ini bisa dilakukan secara kontinu, tanpa mengurangi urgensi sesungguhnya, bisa dipastikan, perceraian yang sering terjadi dalam masyarakat kita akhir-akhir inii, terutama di kalangan artis, bisa dikurangi kapasitasnya. Semoga...


Wallahu’alam bissawab...


by Ila Rizky Nidiana



sumber diambil dari blog multiply lamaku

Tegal, Home Sweet Home, 210109, 20:36, ngetiknya sambil  ditemani  lagu korea ‘Never Say Goodbye' - Mario & Nesty. Nice song! ^^


Makasih buat mbak Na (Starry Nite) dan Mbak Rina (Lieberina) atas curhatannya ttg jenuh.. hehe.. ternyata bisa dibikin artikel juga ya? =D
Maap yaaa... Tulisannya asal jadi. ^_^ Silahkan dikomentari.. Yuukk.. marii... ^^

`menelisik jejak Rasulullah dalam sketsa kehidupan.. tuk menuju satu titik keteraturan yang sempurna: ibadah`

Rabu, 16 Februari 2011

Sesempurna Cinta-Mu

Cinta, kata Ibnu Qayyim Al Jauziyah, laksana pohon yang tumbuh di dalam hati. Akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah mengetahuinya, rantingnya adalah rasa takut kepadanya, daunnya adalah rasa malu, buahnya adalah ketaatan kepadanya dan air yang menghidupinya adalah menyebut namanya (dzikr). Jika di dalam cinta ada satu bagian yang lowong berarti cinta itu tidak sempurna.

Kecintaan kepada Allah (mahabatullah) juga bagaikan pohon yang tumbuh di dalam hati. Akarnya adalah kekhusyukan  (khusyu’) dan kerendahan hati (tadharu’), dahannya adalah pemahaman tentang yang dicintai (ma’rifat), rantingnya adalah rasa takut (khauf), daunnya adalah rasa malu (haya’), buahnya adalah ketaatan (tha’at) dan air yang membuatnya hidup adalah menyebut dan mengingat namanya(dzikr).

Khusyu’ , tadharu’, ma’rifat, khauf, haya’, tha’at, dan dzikr merupakan nafas cinta dan elemen-elemen kejiwaan yang mengkonstruksi bangunan cinta. Cinta kepada Allah akan kehabisan nafas, rapuh, dan mati, jika sikap-sikap batin tersebut sirna dan hilang dari dalam diri manusia. Matinya mahabatullah berbanding lurus dengan matinya hati.

Sumbernya mahabatullah yang merupakan representasi dari kesegaran nuansa religiusitas dan wibawa ketakwaan dalam diri, berkaitan erat dengan hidupnya hati. Untuk itu, pendidikan hati menjadi sesuatu yang esensial dalam pembinaan pribadi manusia.  Pendidikan hati memiliki fungsi yang sangat penting dalam upaya menginternalisasikan dan mengkristalisasikan sikap-sikap batin yang luhur dalam jiwa.

Pendidikan hati yang merupakan jalan untuk menggapai cinta ilahi dans ebagai tangga pendakian derajat muttaqin. Selamilah relung-relung hati, ejalah desah-desah  kejiwaan yang ada di dalamnya sebagai upaya meningkatkan pengenalan diri (ma’rifat an nafs) dan menumbuhkan  kesadaran diri (his an nafs) dengan dilandasi semangat instrospeksi (muhasabah) yang jernih tentang pentingnya mendidik hati (tarliyat alqalb), menyucikan jiwa (tazkiyat an nafs) dan mengkaji hati dengan sikap-sikap batin yang mulia, sehingga hati menjadi jernih, hidup, dan “cerdas”.

Kecerdasan hati/spiritual (SQ) akan menjadikan seseorang mampu menampilkan kebeningan perilaku dan keanggunan moral yang meneduhkan kehidupan sosial.



Diambil dari buku (minjem punya Easty Kartika Sari ) , lupa judulnya.. hehe...  

Selasa, 15 Februari 2011

Sistem Drainase Terintegral : Solusi Jitu Pengendali Dampak Banjir



Sistem Drainase Terintegral : 
Solusi Jitu Pengendali Dampak Banjir



Duka Lara Banjir Tahunan


      Jika mengamati peta kota Semarang secara cermat maka tampak jelas adalah daratan rendah tempat bermuaranya sungai yang berasal dari sekeliling kota dan di sebelah utara, berhadapan dengan laut. Semarang bagaikan kolam penampungan air saat hadirnya musim hujan tiap tahun serta semakin berkurangnya daya tampung air di wilayah Semarang karena gerak dan laju pembangunan yang tidak terintegrasi dengan tata kota.

      Semarang dilanda banjir adalah cerita lama yang selalu baru. Hampir tiap tahun kota ini banjir. Bedanya dibandingkan dengan tahun sebelumnya adalah volume dan kehebatan akibatnya. Apa penyebab banjir juga selalu dijawab dengan nada lama: kekurangan biaya pembangunan kanal banjir, menumpuknya sampah di saluran air, urbanisasi, permukaan tanah yang lebih rendah, curah hujan yang tinggi di musim hujan, pendangkalan sungai utama dan saluran air sehingga tidak mampu menampung air, ketidakteraturan pembangunan yang  mengakibatkan tanah tidak mampu menyerap air  dengan cepat, lahan hijau  yang terus menyempit dan hutan bakau habis.

      Apakah hanya itu penyebabnya? Selama ini belum pernah dikaji secara luas dan mendalam, apakah banjir di Semarang disebabkan oleh  kombinasi beberapa faktor, yang titik beratnya terletak pada pihak eksekutif yang kurang tegas, dan tanpa perhitungan yang teliti.

      Berbeda dengan kondisi sebelumnya, Semarang kini dibangun denggan hebat dan cepat. Rumah-rumah besar dan industri bertambah mendadak. Perkembangan perumahan di Semarang cenderung mengarah horizontal dan melahap daerah pinggiran. Di luar negeri perumahan mengarah vertical atau rumah bertingkat.

      Warga menjadi korban kemajuan yang salah perencanaan. Karena jika hujan datang, air terkumpul dengan cepat tetapi daya serap tanah berkurang serta daya tampung saluran dan parit umumnya tidak bertambah sesuai dengan pertambahan pembangunan. Hasilnya, air meluap. Kerugian banjir antara lain korban jiwa, harta benda, kerusakan sarana  dan prasarana, lumpuhnya perekonomian, serta kehilangan jam-jam kerja yang efektif.


Banjir menggenangi sepanjang jalan perumahan di area Tanah Mas, Semarang


Banjir di daerah Terminal Terboyo


Sistem Drainase Terintegral

      Secara logis dapat disebutkan bahwa banjir diakibatkan oleh sejumlah air yang tidak dapat ditampung got dan saluran kemudian meluber. Kita enggan belajar dari sejarah tata kota Batavia di jaman dahulu yang sudah menyusun master plan dengan sistem kanalisasi serta arah pembangunan yang bersahabat dengan air. Sistem tata kota di semarang masih memiliki sistem drainase yang kacau dan tanpa perencanaan yang terintegral.  Warga tidak tahu kemana buangan airnya harus mengalir.

      Apakah arsitek tidak pernah menghitung daya tampung selokan dan tinggi rendah permukaan air serta kemana air akan mengalir? Atau mungkin juga mereka mengusulkan sistem drainase dan saluran yang konsekuen, tetapi dianggap bodoh oleh pemborong karena biayanya yang mahal? Atau mereka tutup mata saja? Mengapa Dinas Tata Kota tidak memaksakan prosedur sistem drainase dan saluran bagi pembangunan proyek besar dan rumah mewah? Karena, seandainya sistem drainase dan saluran ditetapkan secara benar maka biaya setiap pembangunan rumah dan kantor serta pabrik pasti bertambah minimal 30 % dari biaya rata-rata.

      Kita bisa belajar dari Amsterdam yang wilayahnya terletak di bawah permukaan laut, tetapi jarang sekali tertimpa banjir. Perencana Amsterdam rupanya di samping perhitungan dari segi arsitektur dan pembangunan saluran dan kanal yang melingkari kota, juga memperhitungkan untuk mencegah banjir. Kanal banjir dapat dikembangkan menjadi kanal multiguna. Dapat menampung  air, tempat menangkar ikan, sarana transportasi(barang dan penumpang), sarana turis(acara keliling kota lewat kanal, seperti di Venesia). Dinas tata kota dan para perencana pembangunan perlu memperhatikan hal ini.

      Pembangunan air laut dan air kanal diatur dengan pintu air(sluis). Apabila musim kering air laut masuk kanal demi menjaga tinggi minimum debit air untuk keperluan pelayaran di kanal; musim hujan dipompa secara otomatis dari kanal ke laut. Penormalisasian kanal buatan Belanda  pada akhirnya ternyata telah mampu mengurangi bahaya banjir.



Solusi Jitu Pengendali Dampak Banjir

      Ide jangka pendek: pembersihan aliran sungai, pengolahan limbah, penyingkiran penghambat saluran air, pengerukan, pengadaan pos banjir, pemeliharaan serta perbaikan infrastruktur. Diikuti dengan peningkatan kesadaran penduduk, penerapan hukum, dan adanya peringatan dini serta sistem bantuan darurat.

Contoh desain sumur resapan, salah satu penerapan konsep Sistem Drainase Terintegral
      
Ide jangka panjang: rencana terpadu penanggulangan banjir antarsemua lembaga yang berkaitan, pengelolaan daerah aliran sungai bagian hulu bekerja sama dalam rangka program semarang bebas banjir. Menyediakan rumah susun dan apartemen seluas 70 m2(dua kamar). Percepatan penggalian kanal banjir dengan pintu air pengendali, pembangunan terowongan sungai, dan saluran sungai.

      Pertanyaannya kini, apakah pemerintah kota mau menjadikan program penanggulangan banjir ini sebagai proyek prioritas dengan menyediakan biaya yang besar dan tim ahli khusus?


by Ila Rizky Nidiana 

Rabu, 26 Januari 2011

Kantor keduaku ;)

Hai, teman... slamat pagii...
Pagi2 gini sambil nyemil oreo, saya  membuka abatasa.com, ym, dan gmail saya. 
Baru saja saya buka, ada 3 pending member yang masuk. dan 5 prospek. Woow, suprprise! 
Gini nih, enaknya kalo bisnis secara online...gak usah capek nguberin orang, ehh pada berdatangan ke web buat gabung dBC network...udah gitu, gak capek jelasin panjang lebar, ada autoresponder yang jawab..mantaabb dah dBCN..jadi bisa punya jaringan dari ujung aceh ampe papua...^_^

Pengen tau bisnis apa yang saya jalankan secara full online ini? Klik DISINI.

Produk yang ditawarkan adalah produk oriflame. Kosmetika asal Swedia.

Nah... ini nih profil singkat tentang Oriflame yang sudah eksis di Indonesia  sejak 25 tahun yang lalu. 

Oriflame Cosmetics didirikan di swedia  oleh Jonas dan Robert af  Jochnick.
Di Indonesia sendiri, Oriflame didirikan sejak tahun 1986 dan telah berjaya diindonesia selama 25 tahun. Oriflame memiliki 13 cabang dan ribuan consultant yang tersebar luas diseluruh Indonesia. Untuk saat ini, Oriflame Indonesia merupakan perusahaan kosmetika dengan sistem penjualan mandiri No.1 di Indonesia.

Oriflame Cosmetics adalah jaringan penjualan Consultant mandiri yang memasarkan rangkaian lengkap perawatan kulit, wewangian dan kosmetik berkualitas tinggi dan harga terjangkau

Banyak dari jaringan d’BC Network yang begitu ditawari pertama kali untuk menjalani bisnis ini mengatakan :
‘Oriflame ? ahh sudah banyak”
Jawaban dari kita adalah “LALU KENAPA ?”
Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa Oriflame sudah dikenal.Kita tidak perlu repot-repot menjelaskan mengenai bisnis ini ke orang lain. Cukup mengenalkan sistemnya saja dan bagaimana membangun jenjang karier di Oriflame lewat d’BC Network.


Sistem Bisnis
Ada 3 simple step yang harus kita ketahui dan kita ingat terus :
1.     Belanja produk senilai 75 BP/bulan
2.    Cari 3 orang di bawah kita  yang mau melakukan hal serupa
3.    Bantu dan support terus grup kita


Keuntungan dari Oriflame
1.     Immediate Profit (keuntungan langsung) sebesar 30% dari harga member/CPL
2.    Performance discount 3% - 21%
3.    Cash Reward Rp. 7 juta – Rp. 7 milyar
4.    Jalan-jalan ke luar negeri
5.    Car bonus
6.    LC bonus Rp. 500ribu – Rp. 2,8 juta
7.    Bonus title : 4%-1%-0,5%-0,25%-0,125%-0,625% (modul manager 18Up)

Ada 2 macam bonus yang akan diterima sebagai Consultant Oriflame, yaitu :
1.     Keuntungan langsung – Direct Selling
Atau biasa disebut laba retail, yaitu perbedaan harga pembelian dan penjualan yang besarnya adalah 23% dari harga jual (30% dari hari beli)
2.    Performance Discount (PD)
Atau biasa disebut bonus jaringan, biasanya tergantung dari berapa total BP dari jaringan yang kita kumpulkan.

Hal-hal yang perlu diketahui ...!!!
Business Volume (BV)
Adalah penjualan pada harga consultant (CP) dikurangi PPN (dapat berubah setiap waktu karena penyesuaian harga)

Business Point (BP)
Adalah nilai poin yang dipunyai oleh setiap produk Oriflame.(nilai BP tidak berubah setiap waktu untuk memastikan usaha yang dilakukan Consultant untuk mendapatkan PD tetap sama,meskipun ada inflasi)
Nilai 1 BP = 5000BV
Nilai BV dan BP dari masing-masing produk bisa dilihat di Consultant Price List (CPL) yang terbit setiap bulannya.
Jumlah BP total kita dan jaringan kita inilah yang akan menentukan besar bonus yang berhak kita terima setiap bulannya.

Perhitungan Bonus (PD)
Besar persentase Performance Discount bervariasi tergantung dari jumlah BP jaringan kita, yaitu :

Urutannya dari atas ke bawah ya (ga bisa buat tabel di sini):

LEVEL
Min BP
Jenjang Karir
Jumlah Team ±

21%
10000
Senior Manager
150 orang

18%
6600
Manager 18%
90 orang

15%
4000
Manager 15%
54 orang

12%
2400
Manager 12%
32 orang

9%
1200
Consultant
16 orang

6%
600
Consultant
8 orang

3%
200
Consultant
4 orang

Selengkapnya bisa dilihat di ebook masing-masing ya....(KALAU SUDAH JADI MEMBER)



Kalo pengen tau dan pengen gabung, yukk yukk.... klik DISINI

Ila Rizky Nidiana (Kiki)
Domisili: semarang
FB: Ila Rizky Nidiana
Email: sabilla.arrasyid@gmail.com
YM: sabilla_arrasyid
HP: 08985770228

Minggu, 23 Januari 2011

Dear Tuhan

Dear Tuhan, kalau jodoh ada di tanganmu. Bisa tolong kasih tau kau meletakkannya dimana, nanti biar aku jemput.

Dear Tuhan, katanya jodoh ada di tanganmu. Tangan kanan atau tangan kiri? Agar aku tahu apakah ia semanis madu atau seperti racun.

Dear Tuhan, jika jodoh ada di tanganmu. Tolong jangan genggam dia terlalu erat. Aku takut ia kesakitan.

Dear Tuhan, aku adalah Jodoh orang lain kan? Berarti aku ada di tanganmu. Bisa tolong cepat lepaskan aku? Dia terlalu lama menungguku.

Dear Tuhan, katanya jodoh ada di tanganmu. Semoga ia, orang yang sama yang mendiami talamus talamus di otakku.

Dear Tuhan, aku tahu ribuan doa mengantri kau baca satu per satu. Aku hanya takut dia menjadi jawaban doa orang lain yang kau kabulkan lebih dulu.

Tuhan, maaf aku terlalu cerewet. Jaga dia, untukku.

Semarang, 20 Januari 2011, 00:56
hari ini ujianmu ya? semoga lancar. bahkan aq tak bisa mengucapkannya padamu skrg. nitip ke om ilham ya?

Selasa, 11 Januari 2011

Ternyata ‘mafia kesehatan’ itu masih tetap meraja!



Bismillahirrahmanirrahiim....

Seharian ini saya hanya berkutat di dalam rumah. Aktivitas yang sama, menjaga adik kecil saya, Ilham dan membereskan seisi rumah (bener2 kayak ibu RT bgt! ^^) , karena kedua orang tua saya sedang sibuk mengikuti seminar pendidikan bertema KTI  (lupa kepanjangannya.. :D) di Slawi dan baru pulang sore hari.


Saya sedang bersiap ngeprint ‘tulisan’ yang baru dibuat Ilham di komputer, mengambil kertas HVS kosong, sampai tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah saya dan memperkenalkan dirinya sebagai seorang penyuluh program pencegahan penyakit Cikungunya dan DBD yang ditugaskan oleh Pemerintah Kota. Dua penyakit-yang menurut file di komputer yang saya baca Desember lalu-itu, merupakan salah satu penyakit mematikan yang banyak menelan korban, apalagi di saat  musim penghujan begini.


Karena mengingat pentingnya penyuluhan itu, saya pun mau tak mau mempersilahkan tamu tersebut untuk duduk. Beberapa saat kemudian, ia membahas pentingnya pencegahan penyakit tersebut, dan menganggap bahwa salah satu cara untuk mencegah berkembangnya penyakit itu adalah dengan cara memberikan bubuk abate untuk ditaburkan di sumber air yang dimiliki di dalam rumah.


Saya pun manggut-manggut tanda setuju. Sampai disini, saya hanya terdiam, tak terlalu banyak berkomentar, sampai ia mengajukan syarat untuk mendapatkan bubuk tersebut, saya harus memberinya uang untuk pengganti. Per sachet-nya sebesar Rp. 2000,00. Sedang satu sachet bisa dipergunakan sampai 2 bulan. Setiap keluarga diharapkan untuk mengambil setidaknya tiga sachet.


Glek! Saya terdiam lebih lama, bukan karena terbengong mendengar ia mengutarakan syarat tsb. Tapi karena ternyata, saya mendapati fakta di lapangan yang mencengangkan! Ya, untuk mendapatkan bubuk abate itu, saya harus mengeluarkan kocek pula? Haaaahh… parah sekali ternyata negeri ini yaa?! Disatu sisi pemerintah tengah sibuk memberantas penyakit yang mewabah, dan hampir semua daerah mengalaminya dan menjadi daerah endemik paling berpotensial untuk menelan korban paling banyak, di sisi lain, oknum semacam ini malah justru asyik2an mengambil untung disaat orang lain mengalami kesulitan finansial.


Saya jadi teringat file yang saya baca tersebut. Ini dia petikan file yang saya baca bulan lalu:

Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit, disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun

Departemen Kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.


Silahkan lihat petikan berikutnya:

Kebijakan pemerintah:

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:

a.)   Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD.

b.)    Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat . (SK Menkes No. 143/Menkes/II/2004 tanggal 20 Februari 2004).

c.)   Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.

d.)   Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik).

e.)   Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur).

f.)  Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur-unsur : Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia,  Asosiasi Rumah Sakit Daerah

g.)  Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit.

h.)  Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan bantuan teknis.

i.)  Menyediakan call center Jakarta, Pusadaldukes (021) 34835188 (24 jam) DEPKES, Sub Direktorat Surveilans (021) 4265974, (021) 42802669 DEPKES, Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan (PPMK) (021) 5265043

j.) Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue.

k.) Mengembangkan suatu sistem surveilen dengan menggunakan teknologi informasi (Computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System( EWORS). EWORS berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia.


http://www.litbang.depkes.go.id/index.htm

Petikan yang saya garis tebal itu, membuktikan fakta lain. Bagaimana hasil pencegahan tersebut bisa memuaskan, jika untuk mendapatkannya saja, sebuah keluarga miskin di lingkungan sekitar tempat tinggal saya, harus mengeluarkan uang untuk membeli apa yang seharusnya menjadi haknya?

Apa gunanya mengeluarkan dana berjuta2 untuk menyediakan sarana pengasapan? Alat fogging -yang saya tahu dari Pak Eko, salah satu staff kepegawaian Dinas Kesehatan Provinsi-, harga satu buahnya sampai menelan dana 30-60 juta?? Apa untuk melakukan fogging pun, masyarakat harus ikut urun duit juga untuk membayar alatnya?? Ampunnn deeh…!

Mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai adalah hak setiap warga negara. Itu yang saya baca dan cermati disetiap butir2 pasal UUD yang dulu saya pelajari di sekolah.  Lalu, apa kini itu hanya basa-basi belaka, tanpa adanya pembuktian?? Lalu , apa peran pemerintah untuk menanggulangi semakin maraknya ‘diskriminasi’ dan makin eksisnya ‘Mafia2’ di bidang kesehatan? Entahlah...  

Saya menyesalkan janji Mentri Kesehatan bahwa pemerintah akan memberikan pelayanan untuk menanggulangi bencana nasional/ kejadian luar biasa (KLB) semacam DBD dan Chikungunya tersebut, dengan tepat sasaran dan benar metodenya, blm terealisasi dengan baik.

Hhaaahh… semakin saya memikirkannya, semakin muak saya dengan fenomena ini. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menghadapi para mafia2 ini ya??





-Ila Rizky Nidiana-

diambil dari blog multiply lamaku

Bumi Bahari, 220109, 09:15, Saat bumi makin meringis menangis

~Hidup adalah perlombaan mewujudkan hak  bagi orang lain (advokasi) ~

Jumat, 07 Januari 2011

Stop! Jangan lagi!




Tak kuhiraukan ucapan permintaan maafnya padaku, hanya terdiam, lalu sejenak uluran tangannya yang paksa untuk berjabat denganku, segera kutarik kembali.

“Mbak Rani marah ya? Saya minta maaf ya, tadi...”
“Nggak sengaja, mbak...Sumpah....”, lanjutnya seraya mengulurkan tangan kanannya.

Kujawab pertanyaannya sekenaku. Aku ingin berteriak! Ya, Aku marah! Namun urung kulakukan, hanya ucapan ‘iya’ terpaksa terlontar. Usai ia pergi meninggalkan kamarku, aku menangis! Sakit? Tentu saja! Rasa sakitnya menjalar sampai ke ubun-ubun. Kulihat wajahku di cermin besar di hadapanku. Bayang yang terlintas adalah sosok dengan muka semakin merah padam.

Aku berjalan tergesa ke kamar mandi. Kuambil air  wudhu. Rasa sakit di tubuh tak jua hilang usai diguyur air. Rasa panas itu masih ada. Dan rasa sakit yang menjalari sukmaku pun masih terasa. Jauh lebih  perih dibanding tersayat benda tajam.

Saat sudah berada di kamarku sendiri, kuambil mukena dan sajadahku. Rasanya ingin segera menghilang dari muka bumi ini. Menghilang dan melupakan semua yang terjadi. Tanpa terasa, dalam sujud panjangku, bulir-bulir di sudut mataku makin tak bisa kubendung lagi. Ia mengalir, membasahi sajadah merah dihadapanku. Jatuh setetes demi tetes.

Aku terdiam lama. Tubuhku kaku sejenak. Masih kuingat kejadian beberapa menit yang lalu. Aku berjalan melewati kamarnya yang tepat berada di samping kamarku, usai menonton acara televisi bersama penghuni yang lain. Baru beberapa langkah, tepat saat di depan pintu kamarnya, ia menepuk pantatku dengan buku yang digulung sedemikian rupa. Plak! Aku meringis menahan sakit yang kurasakan menjalar keseluruh bagian tubuhku. Panaas!

Tangisku pun hampir pecah, namun kutahan. Mataku nanar. Segera aku berlari ke kamar, pintu kututup, sementara tirai jendela yang terbuka segera kusingkap. Sebodo amat dengan semua yang terjadi, aku menangis sejadi-jadinya. Entah isakanku terdengar dari luar atau tidak. Entahlah. Tiba-tiba saja, sosok itu muncul dihadapanku dan meminta maaf dengan wajahnya yang sok innocent.

Duhai Rabbi... Aku tak ingin tangis itu pecah, sungguh! Sangat tak layak diri ini  menangis karena suatu hal yang sepele, namun naluriku  berontak! Tak sepantasnya seseorang memukulku dengan keras tanpa sebab. Ya, apa salah jika aku ingin menangis? Tentu tidak, bukan? Itu hakku! Siapa dia? Apa haknya memukulku begitu rupa?

Jika aku mau, aku bisa memukulnya balik. Membalasnya dengan pukulan yang jauh lebih meyakitkan. Tapi aku memilih diam seribu bahasa. Membiarkan kesunyian menyergapku dalam diam. Entah... Semakin aku membencinya, semakin sadar aku bahwa ia tak lagi sewaras dulu.

Gadis itu memang gila! Edan dia! Sempat berkali-kali kudengar beberapa orang mengadu padaku tentang Manda, tapi bukan aku tak percaya bahwa gadis cantik macam dia berani bersikap memuakkan dengan asal memukul tanpa sebab. Benar-benar ringan tangan! Kejadian hari inilah yang membuka mataku siapa Manda sebenarnya. Ia tak lebih gadis yang gila!




(sampe disini dulu ya.. :D lagi gak moody nulisnya neh.. dah malem pula, ngantuk euy...:D ada yang mau lanjutin tak? Silahkan... ^^)


Home Sweet Home, 200109, 23:06
`saat kata tak lagi berguna, apa tubuh pun harus ikut berbahasa?`

diambil dari blog multiply lamaku

Komunitas