Quote of The Day

Selepas musim yang berganti, cara terbaik untuk memudahkan syukurmu terlantun adalah dengan menyederhanakan harapanmu hari ini.
Tampilkan postingan dengan label caper. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label caper. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Agustus 2009

Ketika Setiaku harus berbilang waktu

Ketika setiaku harus berbilang waktu


“Ada yang datang dan pergi. Memberi warna, memberi arti. Tapi tahukah kau, setiaku pun harus berbilang waktu. Dan tentu, kau pun harus ikhlas menerimanya.”

S-E-T-I-A.

Satu kata yang selalu tertancap di pikiran saya belakangan ini, ketika sahabat-sahabat saya yang telah menikah menyemarakkan hari-hari mereka dengan orang terkasih di sisi. Hihi.. ngiri, La? Hehe… Off course doong… =P Nanya dalam ati, “Kapan giliranku yak?” *sambil nyengir2 kelinci.. =))*

Setia, bukan hanya label, bukan pula sebuah pemaknaan naΓ―f yang hanya dilakukan untuk menunjukkan betapa kita loyal kepada sesuatu. Ya, “sesuatu” itu bisa bermakna “apa saja”, bukan?

Ketika ada yang bertanya, berapa lama kau akan berada di sisiku, menembusi batas ruang dan waktu untuk tetap membersamai entah itu menjadi seorang/sesuatu yang special (dalam tanda petik =D) atau menjadi seorang sahabat berbagi warna warni pelangi kehidupan, saya akan menjawab dengan tegas, “Batasannya apa dulu?” “Setia di jalan yang mana nih?” Hehe…

Saya sedang tidak ingin membahas setia dalam tanda petik untuk orang-orang tersayang, mungkin suami, sahabat, atau yang lain. Tapi, yang ingin saya bahas disini adalah setia pada sesuatu. Ya, sesuatu bisa bermakna apapun, kan? Dan dalam hal ini, saya ingin mengaitkan bahasan setia dengan barang-barang sekitar anda.

Please check in your room or house, ada berapa jenis dan jumlah barang yang selalu setia menemani hari-harimu, berapa lama ia berada di sisimu, berapa banyak kah waktu yang telah engkau habiskan bersamanya, dan amati kondisinya sampai detik ini? Silahkan cek dan bertanya dalam hati masing-masing. ^_^

Nah, sudah bertanya dalam hati masing-masing dan sudah dicek dengan detail? =D Jika sudah, bolehkah saya menyelesaikan bahasan saya kali ini dengan tenang, dan sesudahnya engkau boleh menyela pernyataan saya sesukamu, Kawan.. ^^

***

Saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya. Ada yang unik, dari pengamatan saya selama 4 tahun ini, ya… sejak saya menginjak bangku kuliah, koleksi buku saya bertambah secara drastis karena hobi yang satu ini berkembang pesat seiring akses untuk mencari buku-buku bermutu dapat saya peroleh dengan mudah dan cepat serta dana yang juga memadai pula. Sebenarnya, hobi membeli dan membaca buku bukanlah sesuatu yang istimewa, saya mulai suka membaca sejak SD, itulah sebabnya saya mulai memakai kacamata sejak di bangku sekolah dasar.

Nah, ada yang menarik.. 4 tahun bergelut di hobi yang satu ini, tanpa pernah merasa bosan tentusaja. Hehe…Gimana bisa bosan, kalo setiap baca buku ada saja ilmu dan kisah-kisah yang menarik hati saya untuk bisa diselami dan dimaknai secara lebih cantik dan itu membuat saya jauh lebih bijaksana dan dewasa dalam memaknai hidup? ^^

Selama 4 tahun itu, tanpa saya sadari saya telah menumpuk “sampah”. Ya, “sampah buku” kalo orang lain yang nggak tau seni membaca sih suka bilang gituh dehh… =P Saya baru menyadarinya ketika seorang sahabat saya membantu saya membenahi buku-buku saya ke dalam kardus, dan ternyataaa… buku itu mampu menghabiskan jatah kardus sebanyak 6 kardus. Padahal,setau saya, saya hanya membawa satu tas besar berwarna merah berisi baju saat pertama kali datang ke Semarang, dan juga membawa sekardus peralatan makan, peralatan kuliah (ya ATk deh…), dsb. Simpel kan? Jadi, gak sebanyak yang sekarang ada di kamar saya ituhh….dan sukses bikin jantung saya syokk!! Haha.. *iLa lebay deh.. =))

Jadi, setelah dipikir2, kuliah 4 tahun bisa bikin saya punya “harta karun terpendam” ya? Hehe… buktinya, ada 6 kardus penuh berisi buku-buku, mulai buku tulis, diktat kuliah, fotokopian soal, novel, komik, sampai majalah atau tabloid kampus. Hwaoow…banyak benerrrr yak? =D

Terkait jumlahnya yang meningkat drastic, saya rasa itu karena hobi saya memang membaca, coba deh kalo hobi saya filateli seperti saat SMP-SMA dulu, pasti dalam rak buku saya, ada album kumpulan prangko yang saya peroleh dari sahabat pena saya, atau jika saya hobi fashion, pasti lemari baju saya penuh dengan baju-baju yang padahal, jika digunakan, tak akan habis semuanya meski digilir berganti baju berbeda selama sebulan penuh, sehari dua kali ganti terus *catetan, jika saya termasuk fashionholic lhoo… =P*

Itu baru contoh buku, baju, filateli, belum yang hobi koleksi aksesoris cewek, misal pita, jilbab, gelang, kalung, cincin, atau majalah, sepatu, tas, dvd, kaset, dsb. Nah lho… bayangin deh.. seberapa banyaknya barang-barang itu jika dikumpulkan dalam waktu 4 tahun?? Wahhh…. Bisa-bisa kamar kos langsung jebol deh. Haha…. Saingan ama penghuni baru, ya itu tuuhhh.. si koleksi yang mengalahkan pemiliknya dalam merajai kamar kos2an. =D

Nah-ha! Lalu, gimana dong, biar saya gak kalah saing dengan si cantik manis koleksi saya tadi? Saya rasa, pilihannya hanya satu, saya harus merelakan beberapa bagian untuk bisa beralih, entah beralih tempat atau diberikan pada yang lain. Hmmm.. kalo buku masih mikir2 kali yak? Hehe.. terutama yang dibeli dengan jerih payah sendiri biasanya selalu bisa bikin ati gak kuat untuk melepasnya.

Kalo fotokopian mah, diloakin juga boleh deh atau buat adek kelas… Untuk pilihan baju, aksesoris, dsb… saya rasa saya bisa TEGA. ^^ Alasannya simple, saya bukan tipe yang fanatic dengan baju. Hehe… lagian style fashion bisa berubah sesuai jaman, kan? =D

Daku gak sefanatik ituh kali sama barang, sampe bilang, “Itu kan baju kesayangaaan guuueeee…!!” *nggerung-nggerung sambil nangis Bombay* Hahaa… makan tuh sayang, setia, dsb. Kalo setia sama pasangan sih boleh-boleh aja, nah ini, setia kok sama “sampah”. Gak banget deh…

Setidaknya, saya merasa, saya punya alasan tepat, begini… setiap barang punya batas waktu pemakaian, ketika barang itu dipakai, ia dipakai karena punya nilai guna, nah… jika sudah mendekati masa “lansia” nya, Maka barang tersebut juga sudah tak ada gunanya dipertahankan lagi, sebelum mencapai batas waktu pemakaian maksimal, seharusnya, kita juga sadar bahwa sudah waktunya untuk menggantinya dengan yang lebih pantas, yang punya nilai guna lebih optimal. Bukan yang penyusutannya tinggal 20 % masih dipertahankan. Mau nunggu bener2 rusak baru diganti ya? Kelamaaannnn…. =)) Ibaratnya, mau nunggu expired sekalian? Ntar kasian dong sama pemakainya. Hihihi….

Ketika setiaku harus berbilang waktu, bukan aku tak sayang padamu, tapi ada yang harus dikorbankan,sebuah realitas bahwa kau tak lagi sempurna dalam membersamaiku melewati segala cita. ^_^

*catetan, cuman berlaku buat barang aja loh, bukan buat pasangan kita. =P*

Buat barang-barangku yang musti hangout dari kamar iLa, maap yaa… sepertinya, sudah waktunya buat ganti pemilik. ^^



Tegal, 9 Agustus ’09; 00:06
-Celotehan iLa yang lagi kelaperan malem2. Hehe..-

Komunitas